Sebut HAMAS Bentukan Israel, Syafi’I Ma’arif di undang ke Gaza untuk melihat langsung


onim 1Saya juga sangat setuju, dengan undangan saudara Abdillah Onim, agar pak Syafi’i mengunjungi Gaza, mudah mudahan saja dia sehat bisa kesana.

Ini komentar Abdillah Onim dari Caza Palestina menanggapi pernyataan mantan Ketua Muhammadiyah setelah di tinggal pak Amien Rais.

Wah Gimana nih Bpk.Prof.Dr. Syafei Maarif. Benar ga berita ini?

Jika benar, Beliau wajib minta maaf kepada Rakyat Palestina.
Saya undang Bpk.Prof ke Gaza.

http://m.hidayatullah.com/…/sebut-hamas-bentukan-israel-sya…

Ada baiknya bpk. Prof menyempatkan diri untuk silaturahim ke Palestina minimal ke Gaza deh agar mengetahui realita sebenarnya di lapangan, saya undang bapak. Prof ke Gaza untuk melihat Gaza, selama di Gaza Insya Allah saya siap bantu temani kelilililililing pelosok Gaza melihat anak yatim dan kehidupan mereka. Mereka semua korban kebiadaban Israel, mereka Cinta Hamas loh prof.
Maksudnya saya begini, jika belum sempat berjuang seperti orang Palestina, jika tidak bisa seperti ibu2 Palestina yang demi Islam dan Masjid Alaqsa mereka rela mengiklaskan putra putri mereka pertaruhkan nyawa dan darah mereka.
Sangat bijak dan ada baiknya no komen deh, 2500 warga Gaza tewas, 11. 000 orang Luka2 didominasi anak2 dan wanita serta lansia dibantai oleh zionis Israel, itu yang hadapi Bela mereka mayoritas adalah hamas lo kerja Sama dengan faksi pejuang Palestina lainnya.
Jika berita diatas benar, pak Prof wajib minta maaf resmi kepada Rakyat Palestina yang hingga kini masih di dzolimi oleh israel, saya nangis tulis pesan ini karena melihat dan merasakan langsung derita warga Gaza Palestina.
Salam hormat buat pak Prof. Syafei Maarif, semoga beliau baca pesan persahabatan saya ini.
Abdillah Onim Aktivis Indonesia untuk Palestina saat ini menetap di Gaza.

DR Basirun : Putra Champa Dari Phan Rang Vietnam


vietnam 1

KUALA LUMPUR –Phan Rang dulu, adalah suatu daerah dari Kerajaan Islam Champa, kini jadi provinsi paling selatan, bagian dari Vietnam. Dan Phan Rang adalah kota terakhir dari kerjaan Islam Champa, yang seorang putrinya menikah dengan Raja Hayamwuruk. Dianeksasi oleh Vietnam hampir 600 tahun dulu. Phan Rang terletak sekitar 600 kilometer dari Ho Chi Min.

10579980_946942035319868_5804526228236232606_n

Umat Islam disana “terseok seok”, tidaklah mudah bagi anak-anak Islam untuk belajar agama, apalagi untuk belajar keluar negeri.
Untunglah Raja Kamboja agak berbaik hati, masih melindungi umat Islam yang lari dari negera tetangga tersebut. Hingga kini masih ribuan umat Islam menduduki daerah perbatasan antara Kamboja dengan Vietnam.
Dan baru dua tahun terakhir ini umat Islam dari Vietnam yang hendak menunaikan ibadah haji langsung dari Vietnam. Selama ini bila hendak ke Makkah harus melalui Thailand, Malaysia, ataupun Kamboja.

Termasuk Basiron, putra Champa kelahiran Phan Rang ini harus menukar kewarga negaraannya untuk mendapatkan pasport belajar di luar negeranya.
Di Negara Komunis itu , tak ada data pasti berapa jumlah umat Islamnya, selama ini mufti yang mengatur tentang Islam dibawah Ulama Kamboja.10351673_946944735319598_774071998511684597_n
Dibeberapa tempat yang dikunjungi Buletin Jumat (BJ), ribuan umat Islam tidak melaksanakan ibadah seperti shalat, puasa, tetapi tetap mengaku Islam, bahkan ribuan dari mereka sampai sekarang tidak di khitan.

“Mereka disebut Islam Bani, atau Islam asli, shalat cukup diwakilkan imam saja, sekali sejumat saja terkadang” ujar Basiron.

Populasi Islam Bani ini banyak di Phan Rang, mereka mempunyai Imam tersendiri dan dilindungi oleh Negara. “Sebenarnya sangat kurang pengetahuan agama mereka selama ini” tambah Basiron lagi.

Kembali ke Kampung

“Basrion bin Abdullah” demikian namanya dipanggil annouser pada saat Wisuda di Universitas Islam Antara Bangsa Malaysia (UIAM) , 11 Oktober 2014 yang lalu. Basiron berhak menyandang gelar Doctor Of Philosophy Arabic Lingustic. Pria 30 tahunan ini menyelesaikan S1 dan S2 nya di Madina.
BJ sengaja datang ke Gombak Kuala Lumpur, menyaksikan acara wisuda.

“Iya saya akan menetap di Vietnam” ujar Basiron. “Banyak hal yang akan diperbuat terhadap umat di tempat kelahiran saya”, tambah Doktor pertama dari Phan Rang, dan dialah satu satunya jurusan bahasa Arab di Vietnam saat ini.

Lembaga MUI dan Lembaga Halal

Belum ada lembaga seperti MUI di Vietnam, selama ini dibawah kendali oleh negeri Kamboja, membuat tekad Basiron semakin bulat bersama teman-teman sesama alumni Timur Tengah, akan membentuk Majelis Ulama Vietnam.
Terutama yang m10712786_946943041986434_8691932409019962405_nenyangkut dengan halal. Di Vietnam ada perusahaan mencantumkan sendiri logo halal, padahal makanan itu mengandung babi. Hal ini menjadi temuan BJ suatu ketika.

Pemerintah Vietnam, mulai membuka diri, baru dua tahun terakhir ini juga umat Islam diberikan izin mendapatkan pasport untuk belajar Islam di luar negeri, beberapa pelajar dari sana belajar di Batam. Perekonomian umat Islam mulai nampak menggeliat, BJ, beberapa kali mengunjungi daerah seperti Phan Rang, Tay Ninh, Cou Doc, pertanian disana bisa panen sampai tiga kali, anugra Ilahi melalui Sungai Mekong.
Rumah-rumah penduduk Islam pun mulai nampak di bangun yang baru. Begitu juga masjid, ada masjid yang dibangun oleh dua negara Indonesia dan Malaysia. (imbalo)

Catatan Perjalanan Dakwah : Ibadah Kurban di Kem Pengungsi BTAD Assam India


India-Assam-ferry-disaste-001

Assam India— Tanggal 05 Oktober perjalanan di lanjutkan dari Kolkata ke Assam, provinsi yang berbatasan dengan Cina, Buthan, Nepal, Bangla dhes, Myanmar ini terdapat tidak kurang 4.5 juta pengungsi di utara perbatasan dengan Buthan.   Catatan Perjalanan Dakwah: Kuala Lumpur-Kolkata-Assam-Bangalore-Kochi India

10480985_808980409142888_2980856710787681752_n

“Kem Boro Terotery Auto nomi Distrect (BTAD) jumlah keseluruhan 25 Kem, satu kem dihuni lebih daripada 50.000-100.000. Keseluruhan 4.5 Juta orang.” tulis Adynor.
10593036_10203078538706725_8832021097339523911_n

Assam hingga kini bergolak dan paling banyak pengungsi muslim. Tiba Di Guwahati Airport, Assam. Sdr Saiffur Rahman menjemput kami. Di Guwahati tak Ada Restoran Halal. Jadi terpaksa berlapik perut dengan capati Di Restoran Hindu.

Ibadah Kurban akan di adakan di Kokrajhar. Tapi rombongan bermalam di Goalpara dulu. Sepanjang tiga jam perjalanan, banyak kelihatan lembu-lembu yang di ternak.
10154993_10203079032359066_4090938350532400670_n

“Punya Hindu” ujar Saiffur Rahman. “Lembu di anggap Tuhan” Katanya. “Habis, bila tua, lembu tu di buat apa?” tanya Adynor. “Jual ke orang Islam” jawab Saiffur Rahman lagi. “Wah.. Tuhan pun kena jual” ujar Adynor.
10330318_10203079030679024_2753627871854675608_n

Tak kurang 70 ekor sapi dan 20 ekor kambing dipotong di kem BTAD itu.
1381942_10203078537146686_4933710869115314361_n (2)

“Ya, semua dari Yayasan Amal Malaysia negeri Kelantan, Perlis, Selangor, Kedah & MAPIM.” tulis Adynor lagi.

Kem pengungsi ini terdapat juga di perbatasan Assam dengan Myanmar Burma, Assam dengan Bangladhes. (*)

Shalat Jumat di Tempat Kami


15 Tahun Buletin Jumat (3)

SONY DSC

Dulu ada satu kementerian yang mengatar aparatur negara, waktu itu terbitlah satu peraturan yang mengatur para aparatur negara dengan cukup satu pekan 5 hari kerja saja, yaitu dari senin hingga hari jumat sementara pada hari sabtu libur.

Hari Jumat pagi, sebelum masuk kerja, olahraga (senam) dulu, kamipun berangkat dari rumah pakai pakaian olah raga. Terkadang baju olahraga itu ada yang memakainya sampai pulang kerja, ada yang di tukar dengan baju yang lain, yaitu baju kerja. Baju kerja ini bermacam-macam bentuknya. Tegantung perusahaan tempat kita bekerja.

Nah, kalau lelaki muslim sekitar pukul 11.30 wibb sesaathendak memasuki waktu shalat jumat, ada yang menukar lagi pakaiannya itu, jadi ada yang sampai tiga kali bertukar pakaian lho. Tetapi bila rumahnya tidak jauh dari tempat kerja, tak masaalah bisa pulang kerumah, dan berganti baju dirumah, dan shalat di masjid dekat rumah.

Kalau tak bertukar baju dan jauh dari tempat kerja ya pakai baju kerja, dan sebagian sampai sekarangpun instansi yang berolahraga dipagi jumat pegawainya masih memakai pakaian olahraga itu ke masjid melaksanakan shalat jumat.

Ternyata peraturan itu berubah, dirubah lagi jadi tetap enam hari kerja selama sepekan, agaknya tak efesien dan setelah kementerian yang menterinya enggak pernah shalat jumat itu tidak menjabat lagi.SONY DSC

Di Batam tidak terkecuali apalagi daerah melayu hampir diseluruh negeri, terutama di sekolah sekolah, hari jumat kami berbusana muslim kembali, baju muslim biasanya warnanya polos.

Tetapi ada juga beberapa instansi yang menyuruh karyawannya berbaju batik (berwarna-warni, namanya juga batik), dihari jumat sebagaimana ditempat penulis bekerja, katanya untuk cinta budaya. Dan kamipun olahraga kembali dihari sabtu.

Di Jakarta kini, orang nomor satu pemimpinnya lagi kompetisi, jadi capres. Jadi wakilnya yang berkuasa, katanya sih enggak tahu kalau kepala dinas pendidikannya, membuat peraturan baru mengganti model baju muslim tadi dengan model yang lain disekolah-sekolah.

Kalau bagi siswa mungkin tidak terlalu berpengaruh, tetapi bagi siswi? Konon kabarnya kepala dinasnya mau mengundurkan diri karena stress, tetapi dibantah.

Di tempat kami di Batam terkenal daerah industri, banyak perusahaan asing maupun lokal mempekerjakan karyawan setempat, dikasih baju seragam, seperti werpak, yaitu baju dan celananya jadi satu, penulispun setiap tahun pernah dapat dua stell baju seperti itu, waktu jadi pegawai.

Baju seragam ini kalau di pakai shalat, agak menjepit sedikit diselangkangan, ketika kita posisi sujud, tetapi ada baiknya pinggang dan belahan punggung kita tidak terbuka (tertutup aurat).

Karena ada juga baju seragam yang terdiri dua potong, yaitu celana dan baju terpisah, terkadang warnanya sama ada juga yang berbeda, entah mengapa hampir semua pekerja yang dapat baju seragam seperti ini, bajunya agak pendek dan memakai lipatan tebal dibawahnya.SONY DSC

Nah ini yang jadi masaalah sewaktu rukuk apalagi posisi sujud, saat shalat sang baju bagian belakang tertarik keatas tersingkat di belakang belahan punggung dan tentunya aurat terlihat. Enggak tahu mengapa disainnya seperti itu, padahal tidak semua pekerja itu bekerja berkaitan dengan mesin.

Seperti dalam gambar pekerja hotel terkemuka inipun dapat baju seragam, setiap sujud belahan punggungnya kelihatan, dan tangannya tak pernah berhenti kebelakang menutupinya.

Tapi syukurlah mereka para pekerja itu masih dibenarkan dan bisa melaksanakan ibadah shalat jumat, karena dari hasil temuan penulis di beberapa mall, pekerja restoran, maupun pekerja di pompa bensin tidak bisa melaksanakan shalat jumat walaupun dengan memakai baju seragam kerja. Ya jadi sepanjang tahun selama pekerja lelaki itu tak pernah shalat jumat.

Tetapi walaupun tidak setiap jumat melaksanakan ibadah shalat ini, kita tidak pungkiri masih banyak para majikan yang mengatur para pekerja lelaki itu bergantian libur pada hari jumat, seperti security misalnya.

Mungkin di daerah industri, perdagangan, ali kapal di tempat lain seperti itu jugakah?, yaitu memakai pakaian yang tersingkap dibelakang terlihat aurat seperti ditempat kami? … entahlah. Sebagaimana terlihat disuatu jumat, nyaris dari 4.000 orang jamaah Masjid Raya Batam Center tak terlihat yang pakai kain sarung lagi, pada hari itu.

Semoga Batam tidak seperti Jakarta, cukuplah memadailah para pelajar lelakinya pakai baju melayu (dua potong baju dan celana), dari pagi masuk sekolah, sekalian bisa untuk shalat jumat, dan kamipun berharap kepada yang berwenang nantinya tidak membuat kebijakan meniru Kepala Dinas L Marbun di Jakarta sana. (imbalo)

UU RI NO 40 TENTANG PERS (1)


10547456_892209664126439_2787480722696643427_nHampir lima belas tahun yang lalu, Undang – Undang Pers diundangkan, tepatnya 23 September 1999 oleh Presiden waktu itu BJ Habibie.
Kebebasan pers di jamin di Indonesia, tidak ada bredel- bredelan lagi itu intinya, tidak ada izin-izin lagi untuk menerbitkan media cetak , cukup berbadan hukum Indonesia, ada alamat lengkap ada dewan redaksi , semua itu tertuang dalam UU NO 40 tahun 1999 tentang PERS.

Lima belas tahun yang lalu Buletin Jumat (BJ) terbit untuk perdana kalinya, bertepatan dengan bulan ramadhan seperti ini, Gus Dur jadi presiden menggantikan BJ Habibie, datang ke Batam, membuka Forum Organisasi Zakat (FOZ) II.

BJ, hanya selembar kertas HVS ukuran F4 dicetak timbal balik, tulisannya berwarna biru, isinya memuat tentang kegiatan ke-Islaman antara lain masjid-masjid yang ada di Batam. Karena memang lembaga yang menaungi BJ adalah Dewan Masjid Indonesia (DMI) Batam.

Masih ingat benar tulisan pertama tentang Masjid di Komplek perumahan Sukajadi Batam Center dengan Judul “Masjid Sukajadi Tak Jadi-Jadi” , pengembang nya cukup respon setelah membaca tulisan itu, dan berjanji untuk membangun struktur hingga 30% sebagaimana ketentuan bagi pengembang di Indonesia. Masjid yang terletak di perumahan elit di Batam itu kini terus bertambah luas, banyak jamaahnya terutama pada shalat magrib, tak henti henti, mungkin karena terletak di jalur sebelah kiri jalan arah ke Batu Ampar dari Tanjung Uncang, memudahkan terutama para pekerja galangan.

Di perumahan Legenda Malaka, pengembangnya belum menyiapkan lokasi untuk tempat Ibadah, ratusan kepala keluarga muslim telah bermukim disana, solusi atas kesepakatan warga dibuat masjid di luar lokasi tanah pengembang, hingga sekarang masjid itu kokoh berdiri dan telah berdiri pula lembaga pendidikan . Ternyata tempat masjid itu berdiri adalah jalur alternative sebelah kiri jalan menuju Bandara.

Kawasan Industri Muka Kuning punya masjid namanya Nurul Islam, dibangun oleh pengelola, tak mampu menampung jumlah jamaah lelaki, terutama pada shalat jumat, sudah dipasang tenda sampai keluar hanya bisa menampung ribuan orang saja, beberapa tenan yang karyawannya ratusan bahkan ribuan orang, melaksanakan shalat jumat di ruang serbaguna, ribuan hektar luasnya, puluhan tenan besar menempati kawasan, puluhan ribu karyawan di kawasan industri itu, delapan puluh present Islam, masjid hanya satu, Alhamdulillah atas usulan DMI Batam, berdiri masjid Nurul Iman lokasinya diluar lokasi kawasan industry Muka Kuning, tak apalah.

Hampir semua pengembang di Batam sejak awal lagi, tidak menyiapkan sarana tempat ibadah untuk umat Islam ini, perumahan Anggrek Mas, hanya memberikan secuil lokasi tanah dibelakang sekolah Juwita, sekarang masjid itu di perbesar, karena tidak mampu lagi menampung jamaah dari tiga lokasi Anggrek yang lain.

Hingga ke hari ini Lapangan Terbang Internasional Hang Nadim, belum memiliki masjid tersendiri, rencana perluasan tahap III, konon kabarnya akan di bangun sesuai rencana lokasi didekat areal parkir, karyawan dan pekerja muslim , shalat jumat di komplek perumahan bandara, dulu ada bekas mushala direksi kit dijadikan masjid untuk pelaksanaan shalat jumat.

Di pelabuhan sekupang pun belum memilik masjid, pekerja disana shalat jumat ke masjid terdekat di komplek Telkom .
Yang ironis, belasan tahun umat islam, di daerah Batam center, terutama karyawan Otorita Batam, Pemko Batam, dulu, shalat jumat di lantai tiga ruang serba guna kantor Otorita itu. Namanya ruang serbaguna, terkadang dibuat untuk acara kebaktian umat lain (non islam), kadang acara music, kesenian, pelantikan pejabat dan lain-lain. Alhamdulillah berdiri masjid raya Batam, digesa cepat semula 4 tahap menjadi satu tahap saja.

Iya , Buletin Jumat identic dengan masjid, karena dibawah naungan lembaga DMI tadi, termasuklah tempat shalat bagi karyawan muslim yang ada di mall-mall, hanya seadanya saja.

BJ sempat tidak terbit beberapa saat, karena kami tidak menjadi pengurus DMI lagi, setelah itu tebit lagi tetapi di kelola oleh Yayasan Lembaga Konsumen Muslim (YLKM) Batam.

Marak pula makanan yang tidak halal, masuk dan membanjiri Indonesia, termasuk paha ayam dari Amerika masuk ke Batam, kasus ini mencuat hingga Nasional, Buletin Jumat sampai ke pengadilan, pejabat yang berwenang di Batam, tidak bisa secara langsung menutup media yang hanya selembar itu, terganjal UU NO 40 tentang PERS diatas, menurut Parni Hardi kepala kantor berita ANTARA saat itu, walau hanya selembar, memuat dan menyajikan berita tulisan rutin dan terus menerus adalah pers. Merasa tertolong oleh ketentuan itu, kami pun beli mesin cetak sendiri agar BJ tetap terbit.

Sekelumit Kisah Masjid Temenggong Daeng Ibrahim Johor Malaysia di Singapura


Masjid Temenggong Daeng Ibrahim Johor Malaysia di Singapur

Masjid Temenggong Daeng Ibrahim Johor Malaysia di Singapur

Semula Buletin Jumat (BJ) hendak shalat Jumat (27/12/2013) di Masjid Sul tan Singapura, karena ferry Wave Master berangkat terlambat dari Batam, tiba di Harbourfront Singapura waktu shalat jumat sudah masuk.

Antrian cukup panjang di counter Imigrasi, nyaris semua penumpang bermata sipit. Selesai saja papsort di chop,BJ bergegas ke Jalan Te luk Belanga. Ada sebuah masjid disitu Te menggung Daeng Ibrahim namanya, jalan Teluk Belanga tidak jauh dari terminal ferry, berjalan kaki sekitar 10 menit, sudah termasuk menungu lampu penyeberangan, jadi cukup dekat.

Saat itu cuaca mendung, gerimis terkadang turun. Jamaah membludak, pantas, karena memang itulah masjid yang ada disekitar pelabuhan, ironisnya lagi masjid itu bukan milik Singapura.  Jamaah terus berdatangan, Khatib membacakan khotbahnya, di khotbah kedua ada terdengar bacaan doa untuk keluarga Sultan. Dan sebagaimana kata Imam Hanafi, Masjid yang terletak di jalan Teluk Belanga ini lokasi tanah dan bangunan masjidnya itu memang milik Kerajaan Negeri Johor Darul Takzim Malaysia, dan hal itu ditandai dengan adanya bendera Negeri Johor didepan halaman masjid.

JKR nomor plat Johor

JKR nomor plat Johor

Bersama  Imam Masjid Temenggong Daeng Ibrahim Teluk Belanga

Bersama Imam Masjid Temenggong Daeng Ibrahim Teluk Belanga

Khatib, Imam dan pengurus masjid semuanya berasal dari Johor Malaysia. Ada yang pulang hari, ada yang bermukim. Dua tahun lepas, kalau naik kereta api dari Johor, kita bisa turun persis di dekat masjid, karena disitu terminal terakhir Kereta Api Tanah Melayu (KTM), tetapi sejak lokasi tanah KTM milik Malaysia ini “diambil alih” oleh Singapura, KTM tak berfungsi lagi di Singapura, hanya sampai Woodland saja, perlakuan khusus terhadap passport pun berbeda. Kalau naik bis, turun di Bugis street. Tetapi jumat ketika BJ shalat disana, ada mobil (kereta) warna hitam yg membawa khatib dan imam keluar dari lokasi masjid.

Komplek Makam di Areal Masjid

Komplek Makam di Areal Masjid

Bangunan station KT M, masih di biarkan seperti dulu belum di bong kar, ada beberapa kelompok pekerja sedang memperbaiki sisi bangunan. Cat bangunan terlihat kusam, tetapi lapangannya bersih terawat. Bangunan ini mungkin akan dijadikan Museum saja, bukan karena di perlukan tanahnya, lha bayangkan saja, Malaysia bisa begitu jauh masuk mengintervensi sampai ke Teluk Belanga dari Woodland sana, berapa luas pula lokasi tanah yang terpakai, yang dilalui KTM, mulai dari Woodland ke station terakhir di Teluk Belanga.

Bekas stasiun kereta api tanah melayu (KTM) tak jauh dari Masjid

Bekas stasiun kereta api tanah melayu (KTM) tak jauh dari Masjid

Demikian juga dengan bangunan masjid, selama pelaksaan shalat jumat berlangsung, terdengar terus bunyi mesin alat-alat kerja, pekerja sedang merenovasi kamar mandi/wc. Tetapi bangunan induk masjid yang sudah tak muat lagi menampung jamaahnya ini, tak kunjung jua direnovasi. Menurut Imam masjid, sudah lama terdengar rencana akan diper luas, tetapi tekendala izin dari peme rintah Singapura. Sang Imam hanya tersenyum saat BJ menanyakan barangkali saja pemerintah Singapura pun ingin menguasai lokasi tanah masjid. Dan membangun yang lebih besar dan bagus?

tak ada lapangan parkir

tak ada lapangan parkir

Singapura dulu bernama Temasik, sejak dulu pula Negara Pulau ini bagian dari Negeri Johor, itulah sebabnya hingga kini banyak tempat di Singapura lokasi tanahnya masih milik Negeri Johor. Perlahan, lokasi tanah-tanah itu beralih kepemilikan, seperti lokasi pemakaman luas yang ada di Singapura.

Tetapi semua lokasi itu tidak terlalu memiliki nilai stategis dan politis seperti lokasi jalur KTM. Apa iya?, seorang jamaah tersenyum penuh arti. (***)

Pabrik Bir di Batam


Restoran disponsori Minuman Beralkohol

Adalah Ilham Eka Hartawan Kasubdit Humas dan Publikasi Badan Penguasahaan (BP) Batam mengatakan, bahwa rencana Investasi yang akan ditanamkan perusahaan asal Swiss, semakin meningkatkan citra Batam sebagai salah satu tujuan investasi utama kawasan Asia-Pasifik.

Investasi yang akan ditanamkan perusahaan asal Swiss itu adalah pabrik Bir, bernilai 250 juta Dolar Amerika (AS).
Selain membangun pabrik Bir, kata Ilham investor juga akan membangun fasilitas untuk menikmati Bir bagi para wisatawan seperti cafe Bir. BP Batam pun diminta menyiapkan lahan seluas lima hektar.

Bandar Dunia Madani?

Selama ini kita mendengar Batam adalah Bandar Dunia Madani. Apa hubungannya dengan Bandar Dunia Madani.? Setahu saya tidak ada perda ataupun perangkat hukum yang mengatur dan menyatakan bahwa Batam Bandar Dunia Madani, jadi sah sah saja kalau di Batam di bangun pabrik Bir, kata seorang teman. Dalam Undang Undang Batam adalah Kawasan Perdagangan Bebas (Free Trade Zone/FTZ).

Namun Ketua MUI Kepri, Haji Azhari Abbas, yang dihubungi Buletin Jumat, rabu (14/03), tidak sependapat. Beliau tidak setuju adanya pabrik minuman beralkohol itu di Batam. “Kalau betul, kita akan pertanyakan hal ini, kita akan ajak hearing DRPD, Walikota Batam dan juga BP Batam.” ujar nya . “Sudah enggak betul itu” sambung Ketua MUI asal Aceh itu.

Kebutuhan Bir di Batam
Sementara itu, Marganas Nainggolan, wartawan Senior koran harian Lokal Batam, menyebutkan, “Memang semakin enggak jelas arah visi, misi Batam ini”. tulisnya melalui sms
Beberapa Tahun yang lalu Marganas yang kini Direktur Utama dan juga Ketua Dewan Redaksi koran terbesar di Batam, pernah menulis bagaimana melimpahnya Bir masuk ke Batam, seakan tak wajar, tetapi itulah kenyataannya. Minuman beralkohol, haram dikonsumsi umat Islam ini, jumlah liter yang masuk dibagi dengan jumlah penduduk Batam, termasuklah bayi, adalah, seorang mengkunsumsi 3 liter perhari. Mungkin itu membuat investor asal Swiss ini tergiur membangun pabrik Bir di Batam.

Pulau Boyan Rumah Pak Panjang


Dari Perjalanan Mengunjungi Pemukiman Sulu Laut

Dari Pelabuhan Sagulung, kami naik spead boat 40 PK. Hanya beberapa menit saja, persis disebalik sebuah pulau kecil tak berpenghuni, sampailah kami di Pulau Boyan.  Pulau Boyan di dalam peta tertulis Pulau Bayan. Entah sejak bila, pulau kecil berpenghuni belasan kepala keluarga suku laut ini, berubah nama menjadi Pulau Boyan.

Pak Panjang Orang yang paling tua di pulau itu pun tak tahu persisnya. Sekitar tiga tahun yang lalu, kami dirikan sebuah mushala kecil disitu. Dai yang dikirim oleh AMCF, hanya bertahan setahun. “Sejak Ustadz Tasman tak ada, tak ada lagi yang mengajari kami me ngaji” ujar Ibu Ani.  “Di mushala jarang ada kegiatan”.lanjutnya Kami shalat Juhur dan Asyar di jamak dan diqasar berjamaah.

Di dalam mushala terlihat bersih, tetapi hampir seluruh dinding plaster semen terkelupas. Mung kin dulu pasir yang digunakan bercampur dengan air asin, jadi mudah terkelupas. Dibagian luar dinding mushala pun demikian juga. Plasteran terlihat mengelem bung, seakan ingin berpisah deng an pasangan batunya.

Pulau kecil masuk dalam kelu rahan Pulau Buluh dan kecamatan Bulang ini, tidak ada sumber air tawarnya , tetapi Alhamdulillah saat wuduk tadi, tandon 1000 liter sumbangan dari seseorang yang tak mau disebut namanya, berisi air, walaupun tidak penuh. Beberapa kali ada lembaga sosial survei kesitu, ingin membantu membuat sumur bor, tapi hingga kini belum terwujud.

Beberapa tahun yang lalu pu lau kecil yang eksotik ini, ramai di kunjungi kapal kapal kecil yang lalu lalang, untuk mengisi minyak. Disitu dulu, ada pangkalan pengisi an bahan bakar minyak (BBM). Masih terlihat beberapa buah tangki dari baja yang sudah mulai berkarat. Perpipaannya pun masih rapi terpasang. Diantara pipa – pipa dan tangki BBM itulah ada jalan setapak menu ju ke pantai, kerumah ibu Ani. Bu Ani mengharapkan ada seorang Dai lagi datang ke situ, agar dapat mengajari mereka tentang Islam.

Pak Panjang Dari jauh , melihat kami datang, ter gopoh gopoh pak Panjang datang, Pria tua 70 tahunan ini tersenyum, terlihat giginya rapi, rupanya baru dipasang gigi palsunya. Pak Panjang punya beberapa orang anak perempuan , seorang anak perempuannya bernama Fatimah menikah dengan warga keturunan dan hingga kini meme luk agama suaminya. Begitu juga cucu lelaki bu Ani, menikah dan mengikut agama isterinya.

Tak banyak yang dapat kami lakukan, hanya mendengar cura han hati dari penduduk kampung pulau Boyan itu. Pulau Boyan, mau dikatakan pulau terpencil, tidak juga. Hanya beberapa menit saja dari Batam, kota Metropolitan yang sibuk dengan segala kegiatan.

Tak jauh dari pulau itu ratusan kapal – kapal besar bersandar dan berlabuh menunggu perbaikan. Tentunya itu semua adalah devisa, yang tak menyentuh kehidupan mereka. “Umur saya paling juga 3 tahun lagi” ujar pak Panjang kali ini dia tidak tersenyum, tetapi tertawa, tampak semua gigi palsu nya. “Kapan kampung kami ada listriknya”. rungutnya.

Pantas pak Panjang merungut, tak jauh dari pulau itu pipa Gas diameter besar mengalir ke Singapura, puluhan kilo meter panjangnya. Aku tersenyum, lalu mengajak nya photo bersama. Kumasukkan lembaran berwarna biru ke dalam sakunya, itulah yang dapat kula kukan. Dan Aku tak mau berjanji, tapi isnyaAllah, akan kukabar kepada Datuk Bandar, mudah mudahan beliau mendengar.

Kami tinggalkan pulau Bayan, bersama Adi Sadikin dari Malaysia, Ita Hasan Si Pulau Terluar, Aisya dari Pekanbaru, Jogie dari Hang Tuah, Sabri anak jati pulau Bulang dengan lincahnya menjadi tekong kami menuju destinasi yang lain.

Hari pun beranjak petang. (*)

Info Halal : Selanjutnya Terserah Anda


Makanan halal menjadi tidak halal, ada beberapa faktor penyebabnya. Seperti masakan laut (seafood) misalnya, makanan yang sangat banyak penggemarnya ini, menjadi tidak halal apabila bumbu masak nya terbuat dari yang tidak halal.

Hampir semua masakan laut menggunakan saus, tidak afdol masakan itu tanpa saus. Apa lacur kalau saus digunakan dari barang yang tidak mempunyai sertifikat Halal?.
Seperti penuturan Herman (65) : “Kalau kami ganti sausnya dengan yang lain, langganan kami sudah terbiasa dengan saus yang itu” Ujar Herman pengelola Restoran Dju Dju Baru, sembari mengangkat sebuah botol tanpa label, berisi cairan bening dan kental.
Restoran Dju Dju Baru berada di seputaran Nagoya, Buletin Jumat (BJ) berkunjung ke Restoran itu kemarin, selasa (26/02). Adalah Ibu Yanti dari Telaga Punggur bertanya kepa da BJ tentang ke-halalan masa kan di Restoran itu.
“Restoran ini sudah 18 tahun, sejak kami dibelakang Hotel Harmoni” ujar Herman. “Tidak ada masaalah, tanpa sertifikat halal, langganan kami tetap ramai” Tambahnya lagi.
“Kalau ada sertifikat Halal, nanti kami tak boleh jual Beer, tak boleh ini tak boleh itu, banyak aturan” Jelasnya lagi. Herman pun menjelaskan kalau Restorannya tidak menjual Daging Babi. “Yang Jual Babi di Restoran Dju Dju satu lagi.” Ujar Herman.
Tidak berapa jauh dari Restoran Dju Dju Baru, persis disamping Hotel Dju Dju ada sebuah Restoran bernama Dju Dju, tanpa kata Baru, pengelola nya masih kerabat Herman.

Haram bukan karena unsur babi saja

Jadi, menurut sebagian orang, Halal itu cukup tidak ada babi. Sebagaimana pernyataan Herman. Menurut Herman tetamunya yang dari luar negeri selalu minta Beer, itulah sebab nya Restoran menyediakan minuman beralkohol itu.
Kalau tetamu dari dalam, jarang yang minta Beer. “Banyak juga tamu dari orang pemerintahan.” Ujar Herman lagi sambil terse nyum. Bahkan mantan orang nomor satu di Kepri ini pun acap makan di Restoran itu.
Semua mereka Muslim. “Kalau mereka datang lantai dua itu penuh, muat 50 orang” ujar Herman , matanya menga rah ke lantai dua Restoran itu.

Tidak Melanggar UU Perlindungan Konsumen

Kita tidak bisa memaksa Herman harus mengurus serti fikat Halal untuk Restorannya, tanpa itu pun pengunjung tak henti-hentinya berdatangan. Herman pun tak henti-henti nya menerima pembayaran uang dari pembeli selama kami berbincang.
“Sabar ya pak, Sabar ya pak, jangan tulis seperti itu. Nanti terdengar kasar, agak lembut sedikit.” ujar Herman kepada BJ. Sesaat BJ hendak meninggalkan Restoran itu.
Apa yang dikatakan Herman adalah benar, disisi Undang Un dang Perlindungan Konsumen, karena Restoran Dju Dju Baru tidak melanggar Undang-Undang. Herman tidak menyata kan Halal Restorannya :”Terse rah mau makan disini atau tidak, karena saya akan tetap menjual Beer dan menggunakan saus dan bumbu yang sama”.
Jadi terpulanglah kepada kita sebagai Muslim, peminat makanan laut yang masih peduli dengan halal dan haram. Kami anjurkan belilah dan konsumsilah makanan di tempat yang sudah berser tifikat Halal.

Ziarah ke Makam Kakek Bantal : Sunan Gresik Maulana Malik Ibrahim


sunan gresik
Setelah mengunjungi Makam Sunan Giri di Gresik , kami juga singgah di Makam Maulana Malik Ibrahim, atau dikenal juga dengan sebutan Sunan Gresik. Maulana Malik Ibrahim wafat sekitar tahun 14 19 M . Beliau dimakamkan di di desa Gapurosukolilo, kota Gresik, Jawa Timur.
Sunan yang termasuk walisongo ini dianggap wali yang pertama sekali menyebarkan agama Islam di tanah Jawa.

Tidak seperti makam sunan Giri yang terletak diatas perbukitan, makam Sunan Gresik, terletak persis di pinggir jalan. Komplek makam hanya dibatasi pagar, setinggi 2 meter, Pintu ke pemakamaan itu tertutup, pengunjung tidak dibenarkan masuk , karena sedang ada perbaikan.
Sama dengan pengunjung ke makam sunan Giri, di komplek makam sunan Gresik ini pun penziarah ramai sekali. Ratusan anak-anak usia SMA terlihat khusuk memanjatkan doa dipimpin oleh gurunya .
suan gresik 2

Entah apa sebabnya Maulana Malik Ibrahim , terkenal dengan sebutan nama Kakek Bantal, Sunan Gresik disebutkan juga pernah menetap di Champa, selama tigabelas tahun, menikahi putrid raja, beliau dikarunia 2 orang putra, yaitu Raden Rahmat atau yang lebih terkenal dengan nama Sunan Ampel dan seorang lagi Syaid Ali Murthada atau Raden Santri.

Di depan komplek makam ini pun banyak pengemis, namum pedagang cenderamata dan jajanan tidak sebanyak di komplek makam Sunan Giri..
Menurut silsilah Sunan Gresik adalah paman dari Sunan Giri. Sunan Gresik terkenal juga dengan keahliannya sebagai tabib disamping pedagang yang sukses.
sunan gresik 1
Lebih enam abad, sejak wafatnya hingga ke hari ini makam Sunan yang berasal dan dilahirkan di Samarkand Asia Tengah itu, tetap ramai diziarahi, terutama pada malam jumat legi. Dan hari kemangkatannya tetap di peringati hingga ke hari ini.

Sebagaimana tertulis dalam bahasa arab pada makamnya sbb : Ini adalah makam almarhum seorang yang dapat diharapkan mendapat pengampunan Allah dan yang mengharapkan kepada rahmat Tuhannya Yang Maha Luhur, guru para pangeran dan sebagai tongkat sekalian para sultan dan wazir, siraman bagi kaum fakir dan miskin. Yang berbahagia dan syahid penguasa dan urusan agama: Malik Ibrahim yang terkenal dengan kebaikannya. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan ridha-Nya dan semoga menempatkannya di surga. Ia wafat pada hari Senin 12 Rabi’ul Awwal 822 Hijriah.

Saat ini, jalan yang menuju ke makam tersebut diberi nama Jalan Malik Ibrahim