Pengumuman Hasil UN 2015 tingkat SMA/SMK sederajat


BesokĀ  Jumat 15 Mei 2015 pebawesdan 3ngumuman kelulusan siswa tahun ajaran 2015 akan disampaikan di sekolah masing-masing, semua sekolah sudah menerima hasil nya dari Kemendikbudnas, siapa saja yang lulus siapa yang tidak lulus sebenarnya sudah diketahui.

Akh tahun ini (2015) sungguh sungguh sangat mengecewakan. banyak sekolah yang tak lulus untuk UN 100 %.

Hem..tarikan nafas panjang.. kebijakanĀ  pemerintah priode lama dan baru, jadi korban anak didik juga…. yang sabar ya yang tidak lulus, bulan depan Juni 2015 yang tidak lulus akan diulang lagi. “Sayang mereka tidak bisa melanjutkan ke perguruan tinggi”

Tetapi untuk yang ingin bekerja diberikan surat tanda tamat belajar.

Hal ini pernah kami alami saat PSB dari Juni ke Desember dan dari Desember kembali ke Juni.

Ada kurikulum KTSP belum selesai ganti ke 2013 dari 2013 dipasung entah bagaimana.

Yang korban anak didik juga.

Ganti menteri ganti kurikulum………….sadarkah mereka?

Catatan Perjalanan dari Negeri diperintah Raja.


BRUNEI DARUSSALAM.

1509765_972397249441013_8516179686271610362_n

Melihat dan merasakan selama lima hari empat malam, ke negeri diperintah Raja. 10424350_972405199440218_5389796877289795014_n10309043_972404366106968_6387914769815902260_n
Hari ke dua, berkesempatan mengunjungi sebuah pasar, khusus menjual makanan – jajanan. Disana orang menyebutnya Gerai, puluhan jenis masakan kue-mue untuk serapan pagi tersedia. Pasar tradisional ini tetap terjaga bersih dan nyaman.
Ada lepat silat, ada sambal fuhai, sambal fusu.

Salah satu makanan spesial khas Brunei adalah Gulai Umbut Kelapa…… pohon kelapa itu sengaja di tanam rapat rapat, ditebang, untuk diambil umbutnya saja.10801767_972403142773757_8653563530058414795_n

Dimakan bersama sambal khas Brunei namanya sambal lahai.

Mengunjungi Daerah Konflik


yala

YALA THAILAND– Yala nama sebuah provinsi di Selatan Thailand, ada dua lagi provinsi yang terus bergolak yaitu Patani dan Narathiwat, ke-tiga provinsi ini ingin memisahkan diri dari Thailand.
Pekan lalu (12/10) Buletin Jumat mengunjungi Yala, setelah sebelum nya dari Patani. Yala – Patani ditempuh sekitar 2 jam, dengan mini bus, ongkosnya 100 Bath.Ke-tiga provinsi di Selatan ini dulunya memang sebuah kerajaan Islam Patani. Jadi hingga kini pun di ketiga daerah itu, mayoritas penduduknya Islam, dan berbahasa melayu, logat Patani, seperti bahasa melayu kebanyakan orang di Kelantan Malaysia.1779198_948477485166323_2906521694664920985_n

Di Yala, ada sebuah markas Jamaah Tablig yang cukup besar.

Yala dan ketiga daerah bergolak itu hingga ke hari ini tidak dapat diakses oleh telepon genggam yang belum terdaftar, hp BJ telkomsel roaming pun tidak berlaku di ke-tiga daerah itu.Pagi itupun ada enam buah sekolah yang hangus terbakar.
ā€œEntah siapa yang membakar, penjaga sekolah disuruh keluar oleh orang yang hendak membakar nyaā€ ujar seorang teman menterjemahkan berita tayangan televisi lokal.
Tak lami kami di Yala, hanya ingin mengunjungi dan ziarah ke teman lama. Kota Yala masih seperti dulu, tak banyak yang berubah, jalan-jalan raya yang lebar, bak jalan tol, masih tetap penuh dengan sekatan, kawat berduri, timbunan pasir. Tidak hanya di persimpangan, di pertengahan jalan pun tentara dengan senapan laras panjang terhunus, terus memerik sa setiap kenderaan yang lewat.
Kami menuju Hatyai, Hatyai kota yang terus berkembang, jauh mengalah kan ke tiga daerah yang lain.
Nada sinis terdengar di kota ini terhadap umat Islam di ketiga daerah tetangganya itu. Hampir mirip dengan kota Xinjiang Urumqi di Cina sana, di Hatyai pun banyak pendatang dari utara bekerja dan berniaga, jadi kalau di Hatyai umat Islam menjadi minoritas.
Tak jauh dari Hatyai, sekitar satu jam perjalanan ada sebuah kota berbatasan dengan Malaysia, Padang Besar nama nya. Sama dengan Danok masih bagian Thailand kota ini berbatasan dengan Bukit Kayu Hitam Malaysia.
Banyak border perbatasan antara Malaysia dengan Thailand, mulai dari Perlis, Kedah, Kelantan dan Perak.
Malam itu kami menginap di Padang Besar, kedua daerah ini hanya dibatasi oleh kawat berduri saja. (imbalo)

Catatan Perjalanan Dakwah : Ibadah Kurban di Kem Pengungsi BTAD Assam India


India-Assam-ferry-disaste-001

Assam India— Tanggal 05 Oktober perjalananĀ di lanjutkan dari Kolkata ke Assam, provinsi yang berbatasan dengan Cina, Buthan, Nepal, Bangla dhes, Myanmar ini terdapat tidak kurang 4.5 juta pengungsi di utara perbatasan dengan Buthan. Ā  Catatan Perjalanan Dakwah: Kuala Lumpur-Kolkata-Assam-Bangalore-Kochi India

10480985_808980409142888_2980856710787681752_n

ā€œKem Boro Terotery Auto nomi Distrect (BTAD) jumlah keseluruhan 25 Kem, satu kem dihuni lebih daripada 50.000-100.000. Keseluruhan 4.5 Juta orang.ā€ tulis Adynor.
10593036_10203078538706725_8832021097339523911_n

Assam hingga kini bergolak dan paling banyak pengungsi muslim. Tiba Di Guwahati Airport, Assam. Sdr Saiffur Rahman menjemput kami. Di Guwahati tak Ada Restoran Halal. Jadi terpaksa berlapik perut dengan capati Di Restoran Hindu.

Ibadah Kurban akan di adakan di Kokrajhar. Tapi rombongan bermalam di Goalpara dulu. Sepanjang tiga jam perjalanan, banyak kelihatan lembu-lembu yang di ternak.
10154993_10203079032359066_4090938350532400670_n

“Punya Hindu” ujar Saiffur Rahman. “Lembu di anggap Tuhan” Katanya. “Habis, bila tua, lembu tu di buat apa?” tanya Adynor. “Jual ke orang Islam” jawab Saiffur Rahman lagi. “Wah.. Tuhan pun kena jual” ujar Adynor.
10330318_10203079030679024_2753627871854675608_n

Tak kurang 70 ekor sapi dan 20 ekor kambing dipotong di kem BTAD itu.
1381942_10203078537146686_4933710869115314361_n (2)

ā€œYa, semua dari Yayasan Amal Malaysia negeri Kelantan, Perlis, Selangor, Kedah & MAPIM.ā€ tulis Adynor lagi.

Kem pengungsi ini terdapat juga di perbatasan Assam dengan Myanmar Burma, Assam dengan Bangladhes. (*)

Sosok Imam Bachroni Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah


Pemangku gelar adat Putra Kelana Jaya ituĀ tak boleh berbuat demikianĀ ujar Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Batam H. Imran AZ kepadaku lewat hp nya….. saat itu kami sedang menuju Masjid Raya Batam untuk melaksanakan sholat Jumat tanggal 28 Desember 2007….

Ada apa dengannya? ? ?Ā  ternyata ada masalah soal lahan di KabilĀ  dengan Otorita Batam…. karena aku baru pulang Idul AdhaĀ dari Thailand dan Burma taklah mengikuti perkembangan di Batam…. kebetulan yang menangani lahan ituĀ di OB adalah Imam Bahcroni ….Ā H Imam Bachroni adalah Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Batam, Insinyur kelahiran Ponorogo ini orangnya kalem…. aku kenal dia belasan tahun yang lalu….Ā  aktif di organisasi Muhammadiyah bukan hanya di Batam Indonesia saja malah untuk Asean…. saat aku ke Singapura, Malaysia dan Thailand pun banyak rekan sejawat yang menanyakan beliau… dan berkirim salam…. karena beliauĀ acap menghadiri pertemuan Muhammadiyah AseanĀ Ā Ā Ā 

Kiprahnya untuk masyarakat Batam tidaklah sedikit…..pendirian Ā sekolah SMP, SMA Muhammadiyah di Batu Aji Batam, adalah bukti nyata hasil karyanya untuk anak bangsa… Ā Ā dia tidak terpengaruh dengan hingar bingar perpolitikan di Batam…… dia bukan kutu loncat danĀ tidak memanfaatkan organisasi yang di pimpinnya untuk kepentingan pribadi dan sesaat , padahal kesempatan untuk itu terbuka lebar baginya. Banyak tokoh-tokoh Muhammadiyah di Batam yang terjun ke dunia perpolitikan sebut saja DPRD Batam priode pertama dari 30 orang anggota Dewan yang terhormat itu 18 orang adalah tokoh-tokoh Muhyammadiyah Batam….

Bukan hanya pendirian sekolah …. panti-panti asuhan sebagai amal usaha Muhammadiyah pun diurusnya…. sejak terbentuknya Pimpinan Muhammadiyah di Batam belasan tahun yang lalu beliau ikut menerajuinya…..

Itulah mungkin ….Ā  yang membuat gerah Ketua LAM Batam H Imran AZ….. meskipun itu urusan pribadi katanya kepadaku …. tapi sosok Imam BachroniĀ sebagai Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah tak dapat dilepaskan begitu saja…. Ā ujar Bang Imran demikian kami memanggilnya…

Sudah lah itu resiko pekerjaan ujar Imam Bachroni saat bertemu di Masjid Raya Batam selepas Sholat Jumat….. sudah di laporkan ke polisi…. biarlah polisi yang memprosesnya tambahnya……

Itulah sosok Imam Bachroni tokoh Muhammadiyah ……………………. Ā 

Bank Islam dan Makanan Halal


Ā imgp1905.jpg

Kalau di Indonesia tak heranlah banyak berdiri Bank Islam……. lebih 80 % penduduknya beragama Islam…….. di Chiang Rai Thailand Utara dengan penduduk 200 ribuan dan kaum muslim hanya 2.000 an disanaĀ ada berdiri Bank Islam……………Ā Di Provinsi paling Utara Thailand ituĀ kegiatan kaum muslim sangat terasa…… tidak hanya Bank Islam yang ada banyak restoranĀ yang di kelola oleh kaum muslimin maupun non muslim yang mencantumkan label Halal.

DiĀ Bandara Chiang Rai misalnyaĀ terlihat beberapaĀ gerai yang mencantumkan label halal, disana pun ada beberapa hotel yang di kelola olehĀ orang muslim.Ā 

Sepanjang perjalanan dari Sadao kota paling Selatan hinggalah ke Mae Sai kota paling Utara di Thailand tidaklah sulit menemukan makananĀ berlabel halal. Ratusan Mini Market sepanjang perjalanan itu yang bermerekĀ 7 Eleven barangan yang dijual seperti makanan ringan maupun minuman ringan keluaran produk Thailand telah berlabel halal.

September 2007 yang lalu kami Ā mengunjungi pusat halal center di Chulalongkorn University di Bangkok yang diketua oleh DR Winai Dahlan.. kepedulian pengusaha ThailandĀ  mendaftarkan produknya untuk mendapatkan sertifikat halal perlu ditiru oleh pengusaha di Indonesia …….. meskipun disana mayoritas non muslim,Ā karena Ā produk yang dihasilkannya tidak hanya untuk masyarakatĀ Thailand sendiri.

Ratusan sample makanan dan minuman yang masih menungguĀ uji halalĀ di laboratorium yang paling terlengkap di dunia itu ditunjukkan oleh DR Winai Dahlan kepada kami, dan telah ribuan jenis pula makanan dan minumanĀ yang telah mendapatkan sertifikat halalĀ dari MajelisĀ Agama Islam Thailand, dan telah beredar di seluruh pasar di Thailand bahkan sampai ke Indonesia, Malaysi, Singapura bahkan ke manca Negara.Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā 

Bebas Visa Tidak Berlaku di Myanmar


imgp1850.jpg

Tanggal 20 Desember 2007 yang baru lalu kamiĀ 6 orang Ā berada di Thailand Utara dalam rangka Idul Adha 1427 H di Kota Mae Sai Provinsi Chiang Rai, MaeĀ Sai berbatasan langsung denganĀ Myanmar (Burma).

Keluar dari Thailand diĀ kantor imigrasiĀ Mae Sai kami dimintai uangĀ 100 bath perorang, pasport di tahan, kami di photo setengah badanĀ dan kepada kami hanya diberikan photo copy an paspostĀ Ā yang sebelumnya sudah di photo copyĀ sndiriĀ  berikut selembar kertasĀ tertera nama2 kami berenamĀ dan di kertas itu pulaĀ ada tertera stemple dan paraf petugas yang menerima uang kami tadi.

Kertas berikut photo copyan pasportĀ dari petugas imigrasi Mae sai Thailand itu tadilah yang kami bawa ke kantor imigrasi Tachilek Myanmar.Ā  Photo copyan pasport dari imigrasi Thailand tadiĀ tinggal di kantor imigrasi Tachilek dan hanya selembar kertas bertuliskan nama-nama kami ber-enam yang diberikan.Ā Dikantor imigrasi Tachilek kami diminta uangĀ pulaĀ sebesarĀ 500 bath perorang.

Banyak komentar yang diberikan tentang pungutan uang ituā€¦ā€¦salah seorangĀ teman kami dari Malaysia mengatakan uang yang dikutip itu adalah untuk pribadi petugas disituā€¦.lihatlah uang yang diterima hanya dimasukkan kekaleng bulat bekas biskuitā€¦..seperti di warung-warung saja celetuknyaā€¦. seorang lagi mengatakan pemerintahĀ junta militer tak peduli dengan bebas visa negara aseanā€¦ā€¦ peraturan yang berlaku di Myanmar adalah sekehendak mereka yang berkuasaā€¦.. buktinyaĀ kalau pemegang pasportĀ guru misalnya tak dikutip merekaā€¦ā€¦ Ā kutipan sebesar 500 bath di Myanmar mungkin masuk akal karena sekarang yang berkuasa adalah junta militer, nah loh bagaimana kutipan 100 bath di imigrasi Mae Sai Thailand?ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦..

Karena imigrasi Sadao Thailand yang berbatasan dengan Batu Hitam Malaysia kita tidak dipungut bayaran, demikian pula melalui bandara Suvarnabumi Bangkok.

Begitu pula saat kami pulang dari Tachilek kembali ke Thailand ā€¦ā€¦. ada beberapa orang teman yang membeli dan membawa barang yang memang banyak dijual di pasar Tachilek dan memang harganya rada murahā€¦ā€¦.. siap-siap pula dipunguti uang oleh petugas Bea Cukai di Tachilekā€¦ā€¦

Muslim Cina di Chiang Rai


keluarga muslim cina di perbukitan doi pha chang provinsi pha yao thailand utara

muslim cina di perbukitan doi pha chang provinsi pha yao thailand utara

Banyak artikel tentang Muslim Cina sudah di tulis, ini hanyalah sekedar pengalaman selama dalam perjalanan ke perbatasan Cina dengan Thailand.

Di MaeĀ Sai salah satu kota di provinsi Chiang Rai Thailand Utara misalnya, Muslim Cina disana dipanggil Cin Ho…Ā enggak tahu apa ada hubungannya dengan laksamana Cheng Ho,Ā  kalau dari segi ekonomi mereka cukup berhasil,Ā  banyak toko, restoran milik mereka,Ā  disana pun ada beberapa Hotel yang dimiliki dan dikelola oleh Muslim Cina.

Baru-baru ini sayaĀ ke Chiang Rai.

Menurut buku Tuanko Rao oleh Mangaraja Onggan Parlindungan tidak sedikit peran Muslim Cina untuk Islam di Nusantara (Indonesia) terlepas dari kontroversi buku itu soal orang Mianang.

Kalau kita lihat di peta, Chiang Rai adalah bekas kerajaan Lana tempo dulu, letak kerajaan Lana itu tidak berapa jauh dari Yunan Cina Selatan. Sekarang pun dengan berkenderaan Bus dari Mae Sai ke Yunan bisa ditempuh selama 4 jam, tentunya melalui kota Ta Chi Lek di Provinsi ShanĀ Burma (Myanmar sekarang).

DiĀ bukit-bukit di sekitaran provinsi Chiang Rai, begitu pun diĀ  provinsi Pha Yao masih banyak dijumpai muslim Cina. MerekaĀ eksodus keĀ Thailand Ā karena alasan faham komunis yang dianut negara itu, disamping aqidah, juga dari segi keamananĀ dan ekonomi sebagai mana yang diceritakan oleh Ibrahim penduduk kampung Santisuk masuk Provinsi Pha Yao, saat kami bertemu dan berbincang bincang dengan nya.

anak - anak muslim suku hmong di thailan...........

anak - anak muslim suku hmong di thailan...........

San Ti Suk yang berarti kampungĀ  yang sentosa atau kampung yang aman damai.Ā Ā Banyak diantara mereka yang berkahwin dengan penduduk asli atau orang disana menyebutnya suku bukit yang berasal dari Hmong (mongolia?). Di bukit -bukitĀ yang berhawa sejuk itu, mereka tetap teguhĀ dalamĀ Islam .

Sementara, kalau kita arah ke bukit-bukit sebelah BaratĀ ChiangĀ Rai, disanaĀ  banyak dihuni suku Aka,Ā  disini pun terjadi perkawinan campur suku pendatang dengan suku asli. Seperti Bilal masjid An Noor di Mae Sai,Ā  Haji Musa namanya , adalah Cin Ho dari Yunan berkawin dengan suku setempat dan memeluk Islam.

Demikian juga dengan Dai-Dai dari Thailand Selatan yang ditempatkan di perkampungan-perkampungan di perbukitan-perbukitan itu beristrikan perempuan-perempuan suku setempat.

UstadĀ HasanĀ (35) pria beranak empat ini mempunyai isteri dari suku Hmong,Ā  adik beradiknya semua masuk Islam, malah telah ada yang kuliah di University Yala mengambil jurusan Bahasa Inggris, meskipun saat iniĀ  orangtuaĀ mereka masih pagan diperbukitan sana.

Tentang bahasa, bahasa Melayu logat Thailand terutama dari Selatan (Patani, Yala, Narathiwat) agak aneh terdengar di kuping orang Indonesia, menyebutkanĀ sore atau petang menjadi pete, malah kata Islam menjadi Isle, jadi kalau menyebut orang Islam menjadi ore Isle. Mungkin itu menyebabkan kata Cin Ho menjadi Cheng Ho wallauhu’alam.

Muslim Nusantara

Dari perbukitan di Tahiland yang memanjang sampai ke Cina sana, menyimpan banyak peristiwa, seperti Hun Sa si raja ovium dunia itu misalnya (sudah meninggal). DiĀ  bukit Doi PhoĀ  ChangĀ  (dua gajah) tempat sarang komunis yang sangat sulit ditumpas pemerinta setempat,Ā  pun bermaskas disana.

Chiang Rai provinsi paling utara di Thailand ini adalah tempat laluan orang yang berkepentingan ke Nusantara. Kalau ada waktu dan rezeki kaum Cina Indonesia pergilah ke sana.

Kaum Cina disana, mereka pandai berbahasa Arab, pasih melantunkan azan dan bacaan sholat,Ā  menjadi pengurus masjid dan mereka memotong hewan qurban untuk yang duafa, bukan untuk roh jahat.

Yang lebih penting lagi mereka tidak marah dan malah bangga di sebut orang CinaĀ  atau Cin Hoi. Tidak seperti di tempat saya di Batam dan umum nya di Indonesia , mereka lebih suka di panggil Tiong Hoa.

Muhammadiyah Internasional (Ustadz Abdul Wahab)


Ustadz Abdul Wahab dari Kulim Kedah Malaysia. Azamnya, Sungai Mekong nak tempat mandi junub dan berwuduk. InsyaAllah.

Ustadz Abdul Wahab dari Kulim Kedah Malaysia. Azamnya, Sungai Mekong nak tempat mandi junub dan berwuduk. InsyaAllah.

Sangat berbangga sekali terlihat pria 67 tahun ini menyebutkan, bahwa Surat Keputusaan pengangkatan nya menjadi pengurus Muhammadiyah International ditanda tangani oleh Din Syamsudin. sebagai mana diketahui Prof. Din Syamsudin adalah Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Pada 24 September 2007 yang lalu, bertepatan dengan bulan Ramadhan 1427 H,Ā  kami berkesempatan mengunjungi rumah ustadz Abdul Wahab di Kulim Kedah Malaysia. Ustadz Wahab mempunyai lima orang anak, empat sudah berkeluarga yang seorang lagi bekerja di Kuala Lumpur

Di Rumah yang terbilang cukup besar itu pak Wahab tinggal berdua dengan sang isteri . Kami berlima,Ā  anak beranak,Ā  bermalam semalam dirumahnya.

Saat itu ustadz Wahab dalam keadaan sakit, Ia nya terkena stroke, untuk mengangkatkan kakinya saja, sungguh sulit, sholat pun ustazd Wahab hanya duduk diatas kursi, se-sekali dia melangkah dibantu dua tongkat yang diapitĀ  diketiaknya. Iba hati melihatnya. Isteri ustadz Wahab Ummi Maemunah sungguh telaten merawatnya.

Program Kerja Muhammadiyah Internasional.Ā 

Meskipun dalam keadaan sakit, dengan semangatĀ  ustadz Wahab menjelaskan rencana kerja Muhammadiyah International yang dipercayakan kepadanya, dalam waktu dekat ini, yaitu tebar hewan Qurban bagi suku anak pedalamanĀ  di Tahiland Utara sana. Ribuan kilo meter jauhnya yang harus ditempuh untuk mencapai wilayah itu. Ustadz Wahab mengajak kami untuk ikut berpartisipasi dalam acara Idul Qurban dimaksud.

Pagi, keesokan harinya kami melanjutkan perjalanan safari Ramadhan, Ustadz Wahab ikut mengantarkan kami ke Pulau Penang Malaysia, dari Kulim Kedah ke pulau Penang sekitar 40 menit dengan kereta (mobil). Di Pulau Penang kami bertemu dengan DR Halim dosen di UTM, yang juga sobat kami di Muhammadiyah.

Bus jemputan yang akan membawa kami ke Hatyai Thailand telah tiba, ustadz Wahab serasa tak hendak melepaskan kami pergi. “Sampai jumpa di bulan Desember InsyaAllah”Ā  ucap ustadz Wahab terbata-bata, tak henti-henti ia menangis air mata mengalir di pipinya yang sudah mulai keriput itu. Dengan dipapah tongkat dia masuk kembali kedalam kereta (mobil) yang dikendarai isterinya Ummi Maemunah.

Hatyai salah satu kota di Provinsi Yala, terletak di selatan Thailand,Ā  empat provinsi di selatan itu mayoritas penduduknya beragama Islam, seperti di Patani, Narathiwat, maupun di Songklah. Banyak pelajar dari sana menimbah ilmu di Indonesia, beberapa dari mereka menjadi pengurus Muhammadiyah di Thailand. Dan tergabung dalam Muhammadiyah Internasional.

Dari Hatyai dengan penerbangan murah perjalan safari kami lanjutkan ke Bangkok, di Bangkok kamiĀ  berjumpa dengan DR Winai Dahlan, pakar pangan yang terkemuka di Chulalongkorn University. DR Winai Dahlan adalah cucu dari pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dhalan.Ā  DR Winai juga adalah Direktur Halal Center Thailand.

Empat bulan kemudian…………

Alhamdulillah, Ā  15 Desember 2007 kami berjumpa lagi, saat melihat ku turun dari Bus, Ustadz Wahab sumringah. Dia rupanya sangat khawatir terhadapku, mungkin karena akulah satu-satunya orang Indonesia dalam rombongan itu, apalagi daerah Selatan Thai terus bergolak, Bom dimana mana.

Ustadz Wahab sengaja menungguku di stasiun Bus Hatyai Thailand, kali ini aku seorang diriĀ  yang berangkat. Dari Batam Indonesia dengan Ferry ke Stulang Laut Johor Malaysia di tempuh sekitar 1 jam lebih. Sementara dari terminal Bus Larkin di Johor Bahru langsung ke Hatyai Thailand sekitar 15 jam perjalanan. berangkat selepas magrib tiba menjelang zuhur. Itu di hari biasa, kalau hari libur, sama seperti di Indonesia juga,Ā  semua Bus penuh.

Dengan senyum khasnya ustadz Wahab memelukku. Tidak ada tongkat sama sekali, jalannya gagah dengan sepatu boat Ā dan celana jean serta baju kotak-kotaknyaĀ  persis seperti ranges, itu adalah seragam kesukaan ustadz Wahab. Bukan main semangat hidupnya.

Ciri ustadz Wahab lain adalah Jenggot panjang yang sudah memutih, mirip HO Chi Min.Ā  Rangsel selalu dipunggungnya, ustazd Wahab perawakannya tinggi 175 cm.Ā  Dia selalu mengatakan kalau orang tuanya berasal dari Kunmin provinsi Yunan China dan memang terlihat dari raut wajahnya,Ā  matanya sipit, kulitnya putih,

“Tapi saya tak boleh bercakap cina, kholil” jelas ustadz Wahab dalam bahasa Arab yang memang dia fasih mengucapkkannya. Sembari senyum, ini dijawabnya bila ada orang yang akan bercakap cina dengannya.

Dari Hatyai kami naik bus menuju Bangkok, disana telah menunggu rombongan yang telah terlebih dahulu berangkat dari Pulau Penang Malaysia, maupun yang dari Thailand. Aku terlambat datang ke Pulau Penang. Dari Batam tanggal 14 Desember 2007 langsung ke Stulang Laut pelabuhan ferry Johor Bahru.Ā  Dari Larkin terminal Bus di Johor Bahru ternyata sulit mendapatkan seat Bus yang akan menuju langsung ke Pulau Penang, apalagi langsung ke Hatyai. Sehingga aku mengambil jurusaan Bus “omprengan” ke Kuala Lumpur. Dari Kuala Lumpur tadinya diperkirakan masih bisa sempat naik Bus yang ke Pulau Pinang. Dalam keadaan normal JB – KL sekitar 4 jam saja,Ā  tetapi sebelum sampai Kuala Lumpur di HaigWay Bandar Nila Bus yang aku tumpangi mogok.

Bandar Nila adalah tempat pelatih Karate Indonesia dibabak belurkan petugas Polsisi Diraja Malaysia beberapa waktu yang lalu itu,Ā  aku menunggu Bus dari Johor sebagai pengganti Bus yang mogok, 5 jam lamanya,Ā  sehingga sampai di Kuala Lumpur hari sudah menjelang subuh, sehingga aku tidak ke Pulau Penang lagi karena rombongan dari Malaysia sudah berangkat ke Thailand paginya. Terpaksa akuĀ  langsung naik Bus dari Kuala Lumpur ke Hatyai Thailand.

Dakwah Ustazd Wahab……

Ustazd Wahab, telah berbelas tahun melaksanakan dakwah di pedalaman Thailand, sejak ianyaĀ  muda lagi. Hampir seluruh provinsi dan kota di Thailand telah dilaluinya dan banyak pula negara selain Thailand yang telah dikunjunginya. Hanya empat bulan sejak September hingga Desember 2007, karena sakit strok yang dideritanya membuat rungsing hatinya.

Hampir semua masjid, sepanjang perjalanan yang kami lalui untuk berhenti bersholat dari Selatan ke Utara tak ada jamaah dan imam masjid yang tak mengenal sosok ustazd Wahab, mereka semua kenal belaka. Itu yang membuat kagun terhadap sosok pedakwa yang satu ini.


Angan Ustd Wahab……Sungai Mekong tempat berwuduk dan Junub..

Penyembelihan hewan qurban dipusatkan di Pha Yao dan berjalan lancar,Ā  perjalanan kami pun berjalan lancar, kepulangan rekan warga Thailand dipercepat 2 hari dari rencana semula 10 hari. Karena tanggal 23 Desember 2007 bertepatan dengan hariĀ  pemilihan raya di Thailand. Rombongan dari Patani, Yala dan Naratiwhat pulang terlebih dahulu,Ā  sementara sebagian rombonganĀ  Malaysia pulang melalui udara.

Rombongan dari Malaysia yang pulang dengan Bus, sehari sebelum pulang ke MalaysiaĀ  mengunjungi beberapa masjid di Chiang Rai, ada beberapa masjid yang kami kunjungi,Ā  termasuklah masjid yang dibangun dan dibina oleh Muhammadiyah Internasional, di masjid itu ditempatkan Dai untuk membina para muallaf.

Di masjid dimana ditempatkan ustazd Ahmad Siddiq misalnya, pemerintah setempat dalam hal ini pemerintah Thailand bagian Utara khususnya cukup akomodatif,Ā  “Asal kita laporkan saja kegiatan kita kepada kerajaan” ujar ustazd Siddiq yang menjadi ketua di Madrasah yang ada disitu. Dia pun selalu diundang oleh kerajaan dalam hal-hal yang berkenaan dengan agama.

“Kita berdakwah haruslah santun dan bijak” ujar ustazd Wahab menimpali. “Banyak suku bukit yang mendiami perbukitan sejuk di Thailand Utara itu Ā belum tersentuh dakwah” lanjut ustazd Wahab pula.Ā  “Kita memerlukan banyak Dai dan dana untuk itu” lanjutnya lagi

Tak terasa kami telah memasuki kawasan Golden Triangle (segi tiga emas) yang terkenal itu, disepanjang tepian sungai Mekong terlihat banyak bangunan resot, cafe dan restoran. Disitu pun banyak tempat perjudian. Sungai Mekong Ā adalah sungai yang menjadi perbatasan tiga negara, Thailand, Burma dan Laos. Sungai iniĀ  panjang berkelok-kelok dari mulai China. Wilayah salah satu tempat transaksi ovium terbesar di dunia itu nampak terlihat jelas dari tempat kami berdiri terbuat dari kayu jati dengan tiang besar dan kayu Ā pilihan lainnya.

SembariĀ  menatap air yang agak keruh mengalir di Sungai Mekong yang membatasi ketiga negara itu, yang kini banyak berdiri tempat maksiat, ustadz Wahab meluahkan azamnya yaitu nak menjadi kan sungai Mekong tempat berwuduk dan tempat mandi junub, nantinya dikemudian hari ? Itulah azam dan mimpi ustazd Wahab.Ā  “Bukankah Hunsa bisa juga mati” ?.kata ustadz Wahab menimpali.

Insayallah…….


Sekelumit Tentang Banci dari Batam


Tumbuhan Banci daunnya dapat mengatasi sembelit dan kesulitan BAB, gambar-gambar dibawah ini aku copy dari THE SURIP KETHIP WEBLOG. MenurutĀ mas Surip Kethip :Ā “Karena ada permintaan dari beberapa rekan di internet yang ingin mengetahui gambar atau bentuk dari tumbuhan Banci dan juga Jarak, berikut ini saya berikan gambar yang dimaksud. Maaf cukup lama permintaan baru sempat saya penuhi”.

Daun Banci
Tumbuhan Banci

Daun Banci dari dekat
Bentuk Daun Banci

Tumbuhan Banci
Rimbunan Daun Banci

Daun Jarak
Gambar Daun Jarak

Dilanjutkan oleh mas Surip KethipĀ : “Semoga gambar tersebut dapat menjawab keinginan rekan-rekan untuk melihat seperti apa daun yang dimaksud kan untuk keperluan mengatasi sembelit dan kesulitan BAB”.

Di Batam,Ā Ā terlontar kata-kata Banci oleh anggota dewan yang terhormatĀ kepada WalikotanyaĀ  saat rapat membahas anggaran,,,,,,,,,,,, anggota dewan yang terhormat itu dimintaĀ agar menarik ucapannya dan meminta maaf,Ā kalau dalam 2 x 24 jam belum juga, akan diajukan ke mejah hijau…… begitu bunyi sebuah iklan disalah satu harian lokal Batam.

Banci dalam kamus besar bahasa indonesia edisi ketiga halaman 99 bisa berarti tidak berjenis laki-laki dan juga tidak berjenis perempuan, atau laki-laki yang bertingkah laku dan berpakaian sebagai perempuan, wadam; waria; kalau ke.ban.ci.anĀ keadaan penis yang mengecil pada pria atau sebaliknya klitoris yang membesar pada wanita.

Ban.ci di Malaysia adalah cacah jiwa ; perhitungan penduduk; sensus. Di sana ada petugas banci yaitu petugas yang mendata penduduk, petugasnya bisa lelaki bisa perempuan. Mereka tak marah punĀ dipanggil petugas banci.

Ban.ci juga berarti patil besar untuk menarah kayu dsb. Menarah bukan memotong dan bukan pulah membelah, bekas tarahan berbentuk tatal , kabarnya tiang masjid Demak adalah tatal dari tarahan ribuan kayuuntukĀ membuat kapal2 oleh tukang kayu dari china di zaman laksamanaĀ ChengĀ HoĀ di Semarang sana (Tuanku Rao).Ā Patil………. kalau mau coba bagaimana rasa sakitnya coba …. patilkan tanganmu ke patilĀ ikan sembilang…Ā tulang yang adaĀ pada sirip ikan itu.Ā 

Dalam satu sesion yang sering diseminarkan atau apalah namanya oleh Departemen Perdagangan atau Perindustrian, ada besi banci, besi beton di daftarkan ukurannya 10 mm,Ā tapi Ā kalau diukur, Ā bisa jadi ukuran hanya 9.7 mm saja. Besi banci seperti ini menyalahi SNI, dan melanggar Undang-Undang Perlindungan Konsumen No. 8 tahun 1999.

Di tanah Karo untuk larangan masuk ketempat tertentu di sebut dengan la Banci kubas. Banci kam kujenda : Bisa kamu kemari ; banci artinya bisa. Orang karo menyebut kata-kata banci adalah lumrah belaka.

Kalau dari hasil penelusuran di google web halaman indonesia tentang banci ada 111.00, sedang untuk gambar ada 595. Buka saja lah sendiri. …….. apa2 artinya, apakah termasuk kata-kata yang terlontar itu?……….

Kembali ke tumbuhan banci yang bisa mengobati sembelit dan kesulitan BAB, bagus juga dikembangbiakkan di Batam, mungkin perlu dibuatkan “perda”nya , atau untuk mendata penduduk di Batam karena selama iniĀ kan banyak ekspatriat yang bermukim di Batam malah buat pabrik sabu-sabu terbesarĀ pun di Batam tak terpantau, baik juga dibentuk petugas banci seperti di Malaysia, diĀ Malaysia pun ada koq petugas yg “Rela”Ā  geprokin orang-orang Indonesia, mereka rela mem-banci pendatang yang kesana, gak peduli isteri diplomat ataupunĀ wasit karate yang sedang bertugas. Bagaimana kan lebih resmi kita “perda”kan saja?Ā  ……………………..

Ā Ā Ā Ā