Kejadian di Bandar Udara Senai Johor BahruĀ
Apa jadinya kalau salah orang, dikira Indon tetapi Jepun, Jepun tak terima diperlakukan bak Indon, sang Jepun pun mengamuk, ini terjadi 3 Maret 2008 yang lalu di Bandar Udara Senai Johor Bahru Malaysia.Ā Ā
Kami sepesawat dengan sang Jepun dari Bangkok ā ke Johor Bahru, karena tiket promosi dari Air Asia, seharga 2.124 bath, aku lebih memilih Bangkok ā Johor Bahru,Ā ketimbangĀ Bangkok ā Changi Singapura, yang hampir mencapai 6.000 bath, si Jepun pun punya pikiran yang sama, menghemat hampir 4.000 bath, tak apalah tujuan semula Bangkok-Singapura, toh dari Senai dengan taxi ke Singapura sekitar 50 RM.Ā Ā Ā Ā Ā
Nyatanya, Air Asia terlambat berangkat dari Bangkok, penerbangan Bangkok- Johor Bahru yang hanya sekali dalam dua hari itu harus menurunkan bagasi penumpangnya kembali yang telah terlanjur berada di perut pesawat, karena ada 7 orang penumpangnya tak kunjung masuk pesawat, terlambat akibat lamanya chek in dan pemeriksaan di imigrasi Bandara Svarnabumi.Ā Ā
Tak lama setelah pengumuman permintamaafan pilot, atas keterlambatan akibatĀ mengeluarkan bagasi penumpang yang terlambat, sang penumpang yang tujuh 7 orang tadi dengan nafas ngos-ngosan telah berada di dalam pesawat, bagasipun dimasukkan kembali.Ā Ā Ā
Sesuai jadwal Air Asia penerbangan DJ72LF yang sarat penumpang itu rencana berangkat pukul 15.45 dari Bangkok rencana tiba di Senai Malysia 18.55. Konter Chek in telah dibuka sejak pukul 13.25,Ā karena berangkat terlambat dari Bangkok mengakibat tiba di Johor Bahru pun terlambat.Ā Ā
Pengalaman beberapa kali di bandara Svarnabumi Bangkok tentang jauhnya berjalan ke ruang tunggu dan lamanya chek in sertaĀ panjangnya antrian pemeriksaanĀ di imigrasi, YLKM sejakĀ pukul 12.00 telah antri di counter chek in.Ā Ā
Senai Bandar Udara InternasionalĀ
Tiba di Senai hari dah gelap, hujan cukup deras, barang-barang bagasi diatas troli ditutup sekedarnya saja dengan terpal saat diturunkan dari pesawat, hampir 45 menit menunggu bagasi dan pemeriksaan oleh Bea Cukai setempat, 2 buah tas YLKM basah, satu tutup tas terlepas, sayangnya diketahui setelah di Johor saat di Hotel, tidak ada barang berharga yang hilang hanya brosur-brosur dan kartu nama dari teman sejawat di lima negara yang dikunjungi hilang.Ā Ā
Malam itu, BandaraĀ Senai sepi, sepertinya tidak ada penerbangan lain,Ā mungkin karena petang sebagian petugas di Bandara melaksanakan sholat magrib, petugas Bea Cukai hanya seorang dan itulah yang memeriksa barang bawaan penumpang, ada beberapa barang penumpang yang dikeluarkan dari dalam kardus-kardus, karena tak diizinkan masuk ke Malaysia, itu membuat lama antiran.
Tak berapa lama datang seorang lagi petugas Bea Cukai, padahal penumpang full, agak lega sedikit perasaan , terpikir apakah bisa dapat last Ferry ke Batam, tadinya di Bangkok perhitungan pukul 18.55 tiba di Senai bolehlah last Ferry ke Batam.Ā
DiĀ Peron depan, ada counter taxi dan ada counter Bus, dengan taxi sekitar 40 RM sementara dengan Bus 8 RM ke Bandar Johor.Ā Karena rasanya tak terkejar ke Stulang Laut,Ā terpaksa nginap semalam di Johor, jadi lebih baik naik bus sajaĀ ke Bandar.Ā Ternyata telah ada 5 orang yang telah membeli tiket BusĀ termasuklah teman Jepun tadi bersama teman wanitanya, seorang lagi bulek terlihat dari tampangnya, 2 orang tak jelas warga negara mana.Ā
TICKET SOLD NOT REFUNDBALEĀ
Bus Handal Indah Sdn Bhd (Co. No. 287467-M) Express Senai Airport, Bus Fare RM 8.00.Ā No. Tiket S/No: SA 135305, customer copy : TICKETS SOLD NOT REFUNDABLE , ini lah punca masaalahnya.Ā
Tiket yang telah dibeli tak boleh dikembalikan lagi, sangĀ Jepun ingin cepat ke Singapura, dah hampir 1 jam di Bandara, diperhitungkan 1 jam lagi Bus berikutnya yang akan membawa kami baru berangkat, dia ingin mengembalikan tiket, karena terlalu lama menunggu dan menukarnya dengan naik taxi yang langsung ke Singapura saja.Ā Ā
Petugas counter tiket tak mau, karena ada ketentuan tiket yang telah dibeli tak boleh dikembalikan, sang Jepun mengadu ke Security, beralasan tadi dijanjikan tidak lama menunggu bus, lagian bus hanya sampai di bandar Johor saja, dari Johor harus naik taxi lagi ke Singapura, padahal di Senai ada taxi yang langsung ke Singapaura.Ā Ā
Terjadi adu mulut, penjual tiket mengatakan kepada Security disitu yang melerai pertengkaran āDia ni budak Indon jadi dia mengerti apa yang saya cakapkan, sekarang dia cakap orang putih pulak, tadi dah saya jelaskan bahwa bus yang berikutnya 1 jam lagi dan bukan ke Singapuraā katanya membela diri.Ā Ā
Dituduh Indon dan merasa dibohongi sang Jepun tak terima ā Saya bukan Indon , saya bukan Malaysiaā katanya dalam bahasa inggris,Ā saking geramnya petugas penjual tiket tadi hendak di tumbuk sang Jepun, dia masuk ke kounter tempat penjual tiket, si penjual tiket berlari keluar, terjadi kejarĀ mengejar antara si Jepun yang sudah naik pitam merasa di bohongi itu dengan si penjual tiket, orang-orang disitu berdiri mematung.Ā Ā
Dalam bahasa Jepang dia memaki-maki entah apa yang diucapkannya, itulah sebabnya orang-orang disitu tahu kalau dia orang Jepang. Mukanya memerah, rangsel yang ada di punggung, dilepaskanĀ agar leluasa mengejar si penjual tiket yang akan dipelasa, ranselĀ dicampakkkan ke teman wanitanya yang sedang berdiri di depan pintu keluar bandara, Ā pemudaĀ Jepang berumurĀ 20 an tahun itu besar badannya, tak ada orang di peron itu yangĀ melebihi tinggi dan besar badannya . Sehingga dengan leluasa dia mengejar si penjual tiket yang sudah ketakutan dan pucat karena tak ada orang yang merintangi tak ada melerainya.Ā Kasihan melihat si penjual tiket lari tepontang panting, tapi geram juga terlalu arogan tadinya, dikira IndonĀ rupanya Jepun. “Dia tadi pandai cakap Indon” kata penjual tiket itu berulang-ulang.
Tak lama puluhan orang berdatangan entah dari mana, menghalangi si Jepun yang mengejar si penjual tiket yang masuk ke dalam toko souvenir di adalam ruang tunggu. Tak dapat si penjual tiket di pelasa si Jepun tak puas hati kounter tiket di tendangnya, di pukulnya berkali-kali.Ā Ā
Bus pun datang, dipercepat jadwalnya dari semula, kami berlima naik bus, si penjual tiket tak berani mendekat, ada seorang tua agak gendut perutnya, mungkin supir taxi, nyeletuk, āini Malaysia, mana boleh dia buat sesuka hati dia disiniā tapi pria gendut itu pun tak berani melerai si Jepun saat mengamuk tadi.Ā
Sekali ini kena batunya dikira Indon ternyata Jepun, padan muka, di tendang, di sepak terajang sehingga bergeser dari tempatnya kounter tempat penjual tiket itu, kounter lah jadi sasaran pelampiasan Ā kemarahan.Ā
Aku pun terkesima, satu-satu nya orang Indon dipenerbangan Bangkok-Johor Bahru dan menyaksikan kejadian di Bandara Senai saat itu. Ternyata sebagian orang Malaysia temberangnya sama Indon yang satu agama saja.
Di dalam bus pun si Jepun tetap mengepalkan tinjunya mengarahkan kepada orang-orang yang masih berdiri di Peron. Jengkel sekali terlihat dia. Bukan karena 8 RM masaalahnya.Ā (iis)
Filed under: catatan harian, etika, hukum, internasional, islam, Lain-Lain, opini, Pendidikan, Politik, prilaku, Sosial, umum | Tagged: berita, catatan harian, indonesia, Malaysia, Nusantara, renungan, Singapura | 10 Comments »