Catatan Perjalanan dari Makassar: Mengunjungi Masjid Amirul Mukminin Masjid Terapung di Makassar


SONY DSC

SONY DSC

MAKASSAR — Mengunjungi Makassar dari Batam, naik pesawat terbang lebih mahal ketimbang melalui Kuala Lumpur.
Kesempatan mengikuti Muktamar Muhammadiyah ke 47, Buletin Jumat (BJ) berangkat dari Kuala Lumpur bersama delegasi dari Malaysia, Thailand, Kamboja, Vietnam. Tiba di bandara Hasanuddin kota Anging Mamiri itu, kami dibawa langsung ke Hotel Aryaduta. Lokasi Hotel ini persis didepan Pantai Losari.
Cukup letih juga bagi BJ, perjalanan dari Batam naik ferry terakhir, ke Stulang Laut ke JB central, darisitu BJ naik kereta api malam ke KL central dengan tiket seharga 39 RM. Kemudian berangkat pukul 23.00 tiba pukul 07.00 pagi. Turun dari tingkat tiga terminal, kelantai dasar bus jurusan ke KLIA2 tiket bus 11 RM.
Shalat subuh di dalam kereta api, sambil duduk di tempat tidur, karena tidak dapat berdiri. Mandi setelah tiba di KLIA2, di terminal keberangka tan, pengelola menyediakan tempat mandi bagi para penumpang Air Asia.
Penerbangan dari KL ke Makassar sekitar tiga jam, pulau pulau kecil, dengan air yang jernih terlihat indah dari udara sesaat hendak mendarat di lapangan Hasanuddin.
Pantai Losari, salah satu pantai tujuan wisata di teluk Makassar, mulai petang hingga larut malam, pantai ini tak henti hentinya di datangi para pengunjung, sepanjang lebih dua kilometer pinggiran pantai ini dipadati penjual pisang bakar.
Masjid Asmal Husna
Makassar tidak hanya terkenal dengan wisata kulinernya saja jelas Walikota Makassar. “Di Makassar ba nyak makanan khas dan memakannya disesuaikan berdasarkan waktu. Jam 7 pagi di Makassa kita bisa menikmati songkolo, jam 8 hingga jam 10 pagi Nasi Kuning, dan jam 13.00 hingga 15.00 waktunya menikmati coto Makassar” Ujar Danny nama akrab walikota Makassar ini di tempat kediaman pribadinya, rumah cukup luas bisa menampung ratusan orang memiliki lapangan oleh raga sendiri. Para tamu juga disuguhi makanan khas Makassar seperti Bikangdoang, Sanggara Unti dan Lame Kayu, dan minuman khas dari jahe Sarabba.

SONY DSC

SONY DSC

Banyak landmark menarik yang bisa dilihat di kota ini. Salah satunya adalah Masjid Terapung di Pantai Losari.
Kalau Jedah memiliki masjid Ar-Rahmah yang dikenal oleh jemaah haji Indonesia sebagai masjid terapung. Di Makasar pun kita bisa menemukan mesjid terapung yang indah dan unik. Sebetulnya mesjid terapung di Makassar itu bernama Masjid Amirul Mukminin. Tetapi sang walikota penerus pembanguan ide walikota sebelumnya menjelaskan bahwa kubah diameter sekitar 9 meter dua buah berdampingan dan tangga menuju ke lantai tiganya membentuk angka 99 melambangkan asmaul husna. “Bila dilihat dari atas dua buah kubah dan tangga membentuk angka 99, melambangkan asmaul khusna” ujar walikota Makassar yang ber-ibu Aisyiah dan ber-bapa dari ormas NU.
Hal yang belum pernah diungkapkan oleh walikota Makassar Moh. Ramdhan Pomanto ke publik, saat menjamu rom bongan Muktamar Muhammadiyah dikediaman beliau
Mesjid ini terletak di teluk Makassar atau di pantai Losari. Karena Mesjid dengan arsitektur modern ini memang dibuat di bibir pantai dengan pondasi cukup tinggi, maka dalam keadaan air pasang terlihat seperti terapung di laut.
Mesjid indah di pinggir pantai losari itu dibalut warna putih yang dominan dan abu-abu serta juga dilengkapi menara yang tinggi menjulang sekitar 16 meter, menambah keanggunan mesjid tersebut. Kala itu Mesjid ini diresmikan oleh Ketua Dewan Masjid Indonesia Jusuf Kalla pada 21 Desember 2012 silam.
Meskipun kelihatannya mesjid ini tidak terlalu luas, namun ternyata, mampu menampung sekitar 400 sampai 500 jamaah. Suasana di dalam Masjid ini terasa nyaman walaupun lokasinya berada di daerah terik. Didisain terbuka sehingga angin laut bisa masuk dengan bebas, dari jendela jendela yang terbuka.
Di bawah kubah itu, pengunjung da pat menggunakannya untuk beribadah sambil menikmati keindahan pantai Losari dan daerah sekitarnya . Apalagi sambil menunggu matahari terbenam kita bisa naik ke bagian atas, menikmati suara deburan ombak. Angin yang bertiup cukup kencang dan menunggu matahari terbenam. Indah sekali. Dan yang paling penting shalat magrib tidak sampai tertinggal. Banyak tepi pantai tidak memiliki sarana tempat beribadah. Konsep pantai memiliki masjid, ide walikota Makassar ini perlu di tiru.
Pelataran dan jembatan yang luas bisa menjadi tempat untuk berfoto ria mengabadikan keindahan mesjid terapung di pantai Losari ini sambil menikmati hidangan khas Makassar, pisang epek.
Sepanjang jalan kiloan meter tidak di pungut parkir untuk semua jenis kenderaan, orang berjualan angkringan pun tidak ditarik retribusi. Pantes kota Makassar acap menerima penghargaan, dan tertata baik dikelola oleh Walikota berlatar arsitek ini. (imbalo)

Pengalaman Dalam Ramadhan dengan Makanan Berbuka Puasa


resto halalCatatan Kecil: Imbalo Iman Sakti

Alangkah sayangnya puasa kita sejak fajar menyingsing, tiba petang saat berbuka, ternyata kita mengkonsumsi makanan yang tidak halal.

BATAM– Jamak terlihat jauh hari sebelum Ramadhan tiba, spanduk menyambut bulan suci ini terbentang disepanjang jalan terutama di persimpangan. Ada dari tokoh politik yang sedang “kampanye” ada pula yang dari hotel dan restoran. Penawaran berbuka bersama, dengan special harga dan berbagai menu.
Demikian juga di media elektronik dan media cetak, menu berbuka ini jor joran ditawarkan.
Dibeberapa media cetak yang terbit di Batam, ada iklan yang memuat menu makanan di restoran, dengan menyediakan ta’jil free dengan syarat berbuka untuk minimal 10 orang perpaket menca pai jutaan ribu rupiah.
Buletin Jumat (BJ) melihat iklan Restoran hotel itu, tidak semua mempunyai sertifikat halal. Mala ada yang beraksara China, hanya mencantumkan tulisan NO PORK NO LARD.
Dalam Islam makanan itu men jadi tidak halal yang tadinya halal, bukan hanya tercampur unsur babi saja. Khamar yang dicampur kan dalam memasak membuat makanan itu menjadi haram.
Acap para koki di restoran itu yang nota bene orang Islam terkadang kurang menyadarinya. “Ini makanan laut ya pasti halallah” demikian ucap mereka .
Mereka dalam menghilangkan amis, membersihkan dan mengem pukkan makanan itu dengan sejenis khamar. Beberapa restoran di Jakarta, memasak daging untuk dijadikan rendang misalnya yang tadinya delapan jam dengan di rendam terlebih dahulu dengan khamar sudah empuk dan hanya dimasak 4 jam saja. Demikian pula makanan laut, menghilangkan amis di rendam khamar.
Pastikan bahwa makanan anda yang menyala-nyala apinya diatas wajan tempat memasak bukan dicampur dengan Ang Ciu sejenis khamar yang acap di tambahkan saat memasak sehingga menimbul kan aroma khas yang mengun dang selera. Ang Ciu itu haram. Makanan yang dibubuhi Ang Ciau menjadi haram. Walaupun itu kepeiting , ikan dan sebagainya.
Adalagi yang membuat maka nan itu menjadi haram, tempat masak pantry yang menjadi satu memasak makanan haram dengan makanan yang halal. Tempat penyimpanan antara daging sapi, ayam dan daging babi. Hal ini acap terjadi dicampur didalam kulkas yang sama. Disebuah swalayan di Batam BJ pernah menemukan ketiga daging terse but dipajang berbarengan, dengan pelayan yang sama, alat potong pisau yang sama.
Demikian pula dengan minuman, tidak semua sari minuman yang di jajakan mereka mempunyai sertifi kat halal, alasannya syrup – syrup itu tidak dijual dan diproduksi dalam negeri. Bistro-Bistro acap menjual minuman berkhas aroma buah buahan luar negeri tidak di label halal. Dalam temuan BJ di mall di Nagoya sebuah Bistro yang telah mendapatkan sertifikat halal pun masih menyediakan syrup buatan luar negeri ini yang tidak berlabel halal.
Hal ini terjadi mungkin ketidak tahuan sang pelayan Bistro, karena kebanyakan pemilik Bistro itu bukan orang Muslim. Dan bisa jadi pengawasan dari lembaga yang berwenang mengeluarkan sertifi kat halal itu tidak optimal.
Jadi kita sebagai konsumen harus peduli, tanyakan kepada pelayan nya atau pengelolanya.
Konsumen muslim pun diharap kan jangan mau memebeli, meng konsumsi makanan ataupun minuman di tempat yang tidak bersertifikat halal. Hindari semak simal mungkin, hal ini acap BJ alami saat para pejabat membuat acara di hotel rekan bisnis dan kerbata mengajak berbuka di resto hotel yang tidak jelas kehalalannya. katakan tidak, atau anjurkan ketempat yang jelas haram halalnya.
Untuk diketahu bahwa beberapa toko roti besar dan terkenal di Batam hingga kehari ini belum memiliki sertifikat halal. Mereka dengan enteng saja menjawab tanpa sertifikat itupun dagangan nya laris manis. So pasti pengkon sumsinya adalah orang Islam.
Selama kita masih tak peduli dengan hal hal yang haram dan halal ini dalam kehidupan kita sehari-hari selama itulah pula para pedagang tidak memperdulian bahwa dagangan yang mereka jual bercampur dengan yang haram.
Jadi kembali lagi kepada kita sebagai umat Islam momentum dalam bulan Ramadhan ini kita mulai dan diri kita dan keluarga kita sendiri peduli dengan makanan dan minuman yang kita konsumsi.
Alangkah sayangnya puasa kita sejak fajar menyingsing tiba petang saat berbuka, ternyata kita mengkonsumsi makanan yang tidak halal.
Wallahu a’lam (***)

Terkecoh Diskon di Matahari Departement Store Mega Mall Batam.


AHAD (7/9) Buletin Jumat (BJ), sengaja berkunjung ke Matahari Departemen Store, terlihat hampir sepanjang Koridor lantai 2 Mega Mall Batam 14218_926271390720266_591767290444090978_ncenter itu dipenuhi pengunjung, banyak bergantungan tulisan sales 50 % , tulisan puti dengan dasar merah mencolok. Bermacam barang diskon ditawarkan.
Dan benar salah satunya ada sepatu merk Fladeo dibadrol rp. 520.000,- hem, kalau dipotong 50% berarti rp. 260.000,- lumayan murah pikir BJ. Karena memang ingin membeli sepatu.10665998_926281177385954_6963323324438869949_n
Beberapa orang disamping BJ tengah sibuk memilih-milih dan membawanya ke kasir, BJ pun tengah memilih juga nomor dan warna yang pas. Tiba-tiba sepasang suami isteri yang sedang berlalu disamping BJ datanh menghampiri dan membisikkan bahwa di lantai bawah di toko FLADEO, jenis dan merk sepatu yang sama dijual rp. 99.000,-10361994_926281340719271_1976874129189193504_n
BJ bergegas kebawah memastikan dan ternyata benar. sepasang sepatu yang didiskon 50% di Matahari Departemen Store itu, hanya dijual rp. 99.000,-
Teliti sebelum membeli jangan terlalu percaya Diskon.. (imbalo)

Hebatnya Aceh ……….


15 Tahun Buletin Jumat (2)
1506456_898721806808558_2015444007817856777_n
Di Aceh, Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh telah menerbitkan dan mengeluarkan sertifikat halal. Satu kemajuan dan terobosan, meskipun belum ada undang-undang yang mengaturnya.

Revisi Undang Undang Perlindu ngan Konsumen NO 8 Tahun 1999, hingga kini belum juga rampung, pemba hasan tentang kewenangan sertifikasi halal, baik tentang obat-obatan mau pun tentang makanan masih tarik ulur, Menteri Kesehatan terli hat belum setuju mengenai sertifikikasi halal obat-obatan, belum adanya pengganti unsur lain menggantikan unsur yang diharamkan umat Islam sebagai alasannya.

Makanan dari luar terus membanjiri Indonesia, terutama Batam, berbatasan langsung dengan Negara tetangga yang memang sebagai pusat perdagangan dunia, hampir dari semua jenis makanan di dunia terlihat beredar di Batam.

Menjadi keprihatinan Buletin Jumat (BJ) tidak adanya laboratorium yang memadai untuk memeriksa DNA Babi, Indonesia melalui LP POM nya hanya memeriksa barangan berdasarkan listing.

Nyaris tidak pernah terdengar temuan makanan yang mengandung unsur babi, bahkan daging babi gelon dongan dicampur dengan daging sapi yang beredarpun info dari masyarakat.

Kasus Ajinamoto, memakai enzyme babi dalam prosesnya, diketahui sete lah petugas pabrik yang memberita hukannya.
BJ, mengunjungi Pusat Halal di Chulalongkorn University Bangkok Thailand, Negara minoritas muslim itu memiliki laboratorium yang terlengkap di Dunia. Tidak hanya memeriksa jenis makanan yang akan diedarkan oleh pabrikan, dan memberikan rekomen dasi kepada Majelis Ulamanya, mereka pun mengembangkan penelitian pengganti unsur babi.

Indonesia sebagai Negara mayoritas muslim jauh tertinggal dari Malaysia dalam soal produk halal ini, beberapa Negara malah belum mengakui sertifikat halal yang dikeluarkan oleh Indonesia. Beda jauh dengan Negara tetangga kita itu, malah lebih 50 negara yang mempunyai lembaga halal telah bekerjasama dengan mereka, dengan mendaftarkan semua produknya. Jadi tidak menjadikan hal yang sulit untuk menelurusi produk mereka yang beredar.

Sertifikat oleh Pemerintah

Ada pemikiran, LP POM MUI hanya memberikan rekomendasi saja ke pada Pemerintah dalam hal ini Departemen Agama sebagai fasilitator nya, demikian juga ormas besar lain seperti NU,Muhammadiyah mempu nyai LP POM tersendiri.

Di Aceh, Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh telah menerbitkan dan mengeluarkan sertifikat halal. Satu kemajuan dan terobosan, meskipun belum ada undang-undangnya yang mengatur.

Di Cina dari kunjungan BJ ke negeri mayoritas peng-konsumsi babi terbanyak di dunia itu, setiap provinsi mengeluarkan masing masing sertifikat untuk makanan halalnya. Sama dengan di Vietnam ada beberapa Lembaga yang mengeluarkan sertifikat Halal.

Hal beragamnya pengeluar sertifikat halal dalam satu Negara dari penelitian temuan BJ, agak susah juga memantau nya, temuan terkahir di Vietnam ada mie rasa babi bersertifikat halal. Begitu juga di China, restoran halal, belum dipercaya dijamin oleh penduduk muslimnya sendiri. Tetapi paling tidak mereka mengerti, para produsen itu mengapa harus halal.

Beragam logo halal BJ temui dalam satu Negara, memang agak menyulitkan dalam segi pengawasan, negara itu memang minoritas muslim, di Indonesia mungkin tetap pemerintah yang mengeluarkan sertifikat halal tetapi berdasarkan rekomendasi dari lembaga Islam yang kompeten, dan tentunya mempunyai peralatan pemeriksaan kehalalan makanan itu.

Seperti sekarang ini pelaku usaha seakan tidak peduli terhadap kehalalan makanan yang disajikan, toh tanpa disertifikasi pun dagangan mereka laris terjual. Jadi sangat perlu segera digesa Undang Undang Jaminan Halal.

Disamping itu pengurusan yang masih bertele-tele dan kurangnya sosia lisasi, membuat para pelaku usaha enggan membuat sertifikat halal, bahkan untuk memperpanjangnya pun mereka tak mau.

Jadi tidak heranlah asli produksi Indonesia yang bersertifikasi halal sangat jarang yang beredar sampai keluar negeri. (imbalo)

UU RI NO 40 TENTANG PERS (1)


10547456_892209664126439_2787480722696643427_nHampir lima belas tahun yang lalu, Undang – Undang Pers diundangkan, tepatnya 23 September 1999 oleh Presiden waktu itu BJ Habibie.
Kebebasan pers di jamin di Indonesia, tidak ada bredel- bredelan lagi itu intinya, tidak ada izin-izin lagi untuk menerbitkan media cetak , cukup berbadan hukum Indonesia, ada alamat lengkap ada dewan redaksi , semua itu tertuang dalam UU NO 40 tahun 1999 tentang PERS.

Lima belas tahun yang lalu Buletin Jumat (BJ) terbit untuk perdana kalinya, bertepatan dengan bulan ramadhan seperti ini, Gus Dur jadi presiden menggantikan BJ Habibie, datang ke Batam, membuka Forum Organisasi Zakat (FOZ) II.

BJ, hanya selembar kertas HVS ukuran F4 dicetak timbal balik, tulisannya berwarna biru, isinya memuat tentang kegiatan ke-Islaman antara lain masjid-masjid yang ada di Batam. Karena memang lembaga yang menaungi BJ adalah Dewan Masjid Indonesia (DMI) Batam.

Masih ingat benar tulisan pertama tentang Masjid di Komplek perumahan Sukajadi Batam Center dengan Judul “Masjid Sukajadi Tak Jadi-Jadi” , pengembang nya cukup respon setelah membaca tulisan itu, dan berjanji untuk membangun struktur hingga 30% sebagaimana ketentuan bagi pengembang di Indonesia. Masjid yang terletak di perumahan elit di Batam itu kini terus bertambah luas, banyak jamaahnya terutama pada shalat magrib, tak henti henti, mungkin karena terletak di jalur sebelah kiri jalan arah ke Batu Ampar dari Tanjung Uncang, memudahkan terutama para pekerja galangan.

Di perumahan Legenda Malaka, pengembangnya belum menyiapkan lokasi untuk tempat Ibadah, ratusan kepala keluarga muslim telah bermukim disana, solusi atas kesepakatan warga dibuat masjid di luar lokasi tanah pengembang, hingga sekarang masjid itu kokoh berdiri dan telah berdiri pula lembaga pendidikan . Ternyata tempat masjid itu berdiri adalah jalur alternative sebelah kiri jalan menuju Bandara.

Kawasan Industri Muka Kuning punya masjid namanya Nurul Islam, dibangun oleh pengelola, tak mampu menampung jumlah jamaah lelaki, terutama pada shalat jumat, sudah dipasang tenda sampai keluar hanya bisa menampung ribuan orang saja, beberapa tenan yang karyawannya ratusan bahkan ribuan orang, melaksanakan shalat jumat di ruang serbaguna, ribuan hektar luasnya, puluhan tenan besar menempati kawasan, puluhan ribu karyawan di kawasan industri itu, delapan puluh present Islam, masjid hanya satu, Alhamdulillah atas usulan DMI Batam, berdiri masjid Nurul Iman lokasinya diluar lokasi kawasan industry Muka Kuning, tak apalah.

Hampir semua pengembang di Batam sejak awal lagi, tidak menyiapkan sarana tempat ibadah untuk umat Islam ini, perumahan Anggrek Mas, hanya memberikan secuil lokasi tanah dibelakang sekolah Juwita, sekarang masjid itu di perbesar, karena tidak mampu lagi menampung jamaah dari tiga lokasi Anggrek yang lain.

Hingga ke hari ini Lapangan Terbang Internasional Hang Nadim, belum memiliki masjid tersendiri, rencana perluasan tahap III, konon kabarnya akan di bangun sesuai rencana lokasi didekat areal parkir, karyawan dan pekerja muslim , shalat jumat di komplek perumahan bandara, dulu ada bekas mushala direksi kit dijadikan masjid untuk pelaksanaan shalat jumat.

Di pelabuhan sekupang pun belum memilik masjid, pekerja disana shalat jumat ke masjid terdekat di komplek Telkom .
Yang ironis, belasan tahun umat islam, di daerah Batam center, terutama karyawan Otorita Batam, Pemko Batam, dulu, shalat jumat di lantai tiga ruang serba guna kantor Otorita itu. Namanya ruang serbaguna, terkadang dibuat untuk acara kebaktian umat lain (non islam), kadang acara music, kesenian, pelantikan pejabat dan lain-lain. Alhamdulillah berdiri masjid raya Batam, digesa cepat semula 4 tahap menjadi satu tahap saja.

Iya , Buletin Jumat identic dengan masjid, karena dibawah naungan lembaga DMI tadi, termasuklah tempat shalat bagi karyawan muslim yang ada di mall-mall, hanya seadanya saja.

BJ sempat tidak terbit beberapa saat, karena kami tidak menjadi pengurus DMI lagi, setelah itu tebit lagi tetapi di kelola oleh Yayasan Lembaga Konsumen Muslim (YLKM) Batam.

Marak pula makanan yang tidak halal, masuk dan membanjiri Indonesia, termasuk paha ayam dari Amerika masuk ke Batam, kasus ini mencuat hingga Nasional, Buletin Jumat sampai ke pengadilan, pejabat yang berwenang di Batam, tidak bisa secara langsung menutup media yang hanya selembar itu, terganjal UU NO 40 tentang PERS diatas, menurut Parni Hardi kepala kantor berita ANTARA saat itu, walau hanya selembar, memuat dan menyajikan berita tulisan rutin dan terus menerus adalah pers. Merasa tertolong oleh ketentuan itu, kami pun beli mesin cetak sendiri agar BJ tetap terbit.

Mencermati Paket Berbuka di Hotel dan Restoran


Selamat Menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan

gadis gadis ini menebarkan selebaran berbuka puasa ramadhan di hotelnya

gadis gadis ini menebarkan selebaran berbuka puasa ramadhan di hotelnya, sayang nya hotelnya tak punya sertifikat halal.


DALAM bulan ramadhan seperti saat ini, jor-joran hotel dan restoran menawarkan paket berbuka puasa, namun sayangnya tidak seberapa hotel dan restoran yang ada di Batam memiliki sertifikat halal.
Sertifikat ini sangat penting, bagi sebuah hotel maupun restoran terutama yang menyajikan dan menyiapkan makanan berbuka bagi umat Islam yang melaksanakan ibadah puasa.
yang ini pula menyebarkan selebaran jadwal imsak, sembari kampanye? ada gambar capresnya

yang ini pula menyebarkan selebaran jadwal imsak, sembari kampanye? ada gambar capresnya


Sebagai umat Islam yang sedang melaksanakan ibadah puasa, sedari mejelang fajar sampailah ke magrib kita menahan lapar dan dahaga karena Allah SWT, alangkah ruginya kita saat menyantap hidangan berbuka ditempat yang subhat, siapa yang bisa menjamin makanan itu halal, tentulah lembaga yang berkompeten dan dipercaya.
Terkadang yang sudah di kenai logo halal saja masih disalahgunakan. Ingat kasus resto terkenal di Jakarta yang merendam daging untuk rendang nya dengan arak agar lekas empuk.
Himbauan kami bersantaplah di res to dan hotel yang telah memiliki sertifi kat halal. Berani menolak ajakan te man makan ditempat yang diragukan.
Mulai dari diri kita sendiri, penge lola resto dan hotel tidak akan peduli dengan halal haram selama kita tetap menyantap penganan ditempat nya. Wallahua’lam

Mengunjungi Karez, Turpan Urumqi Xinjiang Cina


CATATAN PERJALANAN DARI CINA
10325696_857915710889168_7567631160711394665_n
KAREZ dalam bahasa Uyghur berarti baik, tempat ini sekitar 200 kilometer dari Urumqi arah ke tenggara, Gansu, Urumqi adalah ibukota provinsi Xinjiang Cina.
10341999_857892830891456_6504423942862093238_n
Uyghur adalah penduduknya, dari etnik ras-ras Turki, dulu mereka mayoritas di Urumqi, sejak zaman Dinasti Han daerah ini sudah sangat terkenal, kafilah yang akan berniaga sutera mesti melalui daerah ini, istirahat, menambah bekal, sebelum meneruskan perjalanannya.

System pengairan di Karez, yang masuk wilayah Turban ini adalah salah satu yang teristimewa di Dunia, Kanal bawah tanahnya menyambung dari pegunungan Flaminggo lebih 5000 kilometer panjangnya, menghubungkan sumur sumur vertikal ribuan pula banyaknya, sumur-sumur vertikal itu digali dengan tangan, dibantu alat sangat sederhana, terkadang tanah dari dalam sumur itu ditarik oleh hewan.
10390404_857892750891464_1068834565655143786_n (1)
Kanal air bawah tanah ini mengalir dan teratur kecepatannya sampai di Karez, jadilah Karez tempat yang subur, ratusan hektar pohon anggur dan tanaman lainnya menghasilkan produksi yang tak henti hentinya.

Ada kesempatan berkunjunglah kesana, lihatlah betapa sayangnya Allah pada kita, negeri tandus, ribuan kilometer jauhnya dari laut itu pun menghasilkan Garam. Kanal bawah tanah di Karez ini disebut keajaiban dunia kedua setelah tembok Cina.

Jalur Sutera
Jalur Sutera yang terkenal sejak ribuan tahun yang lalu itu, kini tidak susah untuk dikunjungi, sekitar 3 jam dari kota Urumqi dengan kenderaan roda empat.
10325289_857892947558111_3337201705236970361_n (1)
Jalur ini pun dulu, pernah dilalui oleh sahabat Rasulullah SAW, Saad bin Aby Waqas ra. diutus Khalifah Usman bin Affan berdakwah mengembangkan Islam, jejak peninggalan itu masih terlihat hingga sekarang, terlihat pada ras Uyghur yang taat beragama, ramah, dan sangat menghormati tamu.

Kini suku Uyghur sangat tertekan oleh pemerintah Cina, mereka ingin merdeka, budaya gotong royong, dan keramahtamahan seperti dulu mereka membangun kanal dan sumur itu sudah susah ditemui di Xinjiang Cina.

Memelihara jenggot saja sesuai Sunnah, bagi kaum lelaki di Cina adalah hal yang terlarang, padahal kalau kita lihat dari postur tubuh dan banyaknya bulu yg tumbuh di muka mereka, sepertinya sudah menja dikodrat, sangat berbeda dengan orang Cina dari entik lain nyaris mukanya mulus, tidak berbulu itulah dilemma jadi minoritas, minoritas di Cina bukanlah hal yang mereka ingini.

Sepekan sebelum kunjungan kami ke Uyghur (07/05/2014), terjadi huruhara di Stasiun kereta api Urumqi yang menewaskan tiga orang, demikian pula setelah 10 hari dari sana, 31 orang tewas dipasar terbesar Urumqi, dikota penghasil sutera dan jade batu giok itu.

Saat kami ke Turban, Karez, kawalan cukup ketat, pemeriksaan orang dan barang bawaan, beberapa 10322817_857894260891313_5404236719853508991_nakan kita lalui sebelum dan setelah Karez, sepanjang 300 kilometer itu. Tentara dan polisi berjaga di sepanjang jalan, dan dipersimpangan, tetapi walaupun begitu tidak mengurangi minat wisatawan mancanegara datang mengunjungi daerah konflik itu.

Daerah Karez ini seperti cawan, pegunungan Himalaya, Nepal, Tibet menjulang di Selatan. Mongolia, Rusia, Kazakhstan membentang pula di Utara. Turki, Pakistan India di Barat mengapit. Dan nun jauh di Timur, laut Cina 3000 kilo meter jaraknya, meresap airnya dibebatuan pegunungan sampai ke Karez, Danau-Danau asin, kadar garamnya menyamai Laut Mati di Asia Tengah. Subhanallah. (Imbalo)

Urumqi Daerah Otonomi di Cina


Catatan Perjalanan ke Cina

“Yindhinixya” ucapku, setelah menjawab salam dari Al Murad, awal pertemuan, Murad, demikian nama pemuda berbadan kekar itu, mengiraku orang Malaysia.

Soal pertanyaan dan tak dikenalnya orang Indonesia di benua Cina itu, membuat geram Ashari, yang bersamaku dalam program “Bekpeker Dakwah” ke negeri Tirai Bambu itu.

Kami termasuk bekpeker yang nekat, hanya berbekal bahasa alakadarnya dan buku kamus bahasa Indonesia – Mandarin, kami mulai perjalanan dari Batam – Kuala Lumpur dan dari Kuala Lumpur dengan penerbangan murah Air Asia, kami jejak Kunming ibukota provinsi Yunnan, kota paling Selatan di Cina.

Di Kunming tiga hari dengan kereta api seharga 260 yuan selama 18 jam, kami tinggalkan kota terbesar di Selatan Cina itu dengan kereta api, menuju Chengdu. Meskipun Chengdu tidak seramai Kunming, banyak hal yang menarik kami temui di Chengdu, terutama mengenai umat Islam nya. Mereka peduli dengan makanan halal.

3hari dua malam di Chengdu, perjalanan kami lanjutkan ke Utara, meskipun dalam map Cina tempat yang kami tuju terletak di Barat Laut Cina, yaitu provinsi Xinjiang otonomi Urumqi.

Masjid di Urumqi, disela sela gedung pencakar langit.....

Masjid di Urumqi, disela sela gedung pencakar langit…..

Dari Chengdu dengan kereta api selama 48 jam melalui gurun jalur sutera, dua hari kemudian tiba di Urumqi tengah hari, sekitar pukul 12.00 waktu setempat.

Walaupun waktu Kuala Lumpur dengan dengan Urumqi sama, tetapi waktu shalat subuh di Urumqi adalah pukul 03.20 dini hari, nah lho sementara shalat juhurnya pukul 13.20.
SONY DSC
Jadi di Urumqi waktu siangnya, saat ini, lebih panjang dari malamnya. Hari pertama di kota mayoritas muslim Uyghur itu rombongan kami berjalan mengelilingi kota, hampir semua rasanya ceruk kota dah di jalanai, photo sana photo sini, banyak sekali momen momen yang sayang dilewati, kaki ini sudah tak larat nak berjalan di usiaku yang ke 61, dan memang akulah orang tertua dirombongan kami.

Aku menyerah pulang sendiri ke hotel, teman yang lain melanjutkan “tawaf” nya ke tempat tempat lain. Berjalan perlahan, menyusuri jalan semula, sembari mengingat ingat gedung yang sudah dilewat, takut tersesat, kalaupun tersesat, paling juga naik taksi ke hotel yang sudah dicatat alamatnya, dalam perjalan pulang itu terkadang aku berhenti berehat, di bangku – bangku yang banyak tersedia di kota wisata itu, hari sudah pukul 18.30 petang, tetapi sinar matahari masih terang tak terlihat warna merahnya.

Sapaan salam menyentakkanku dari lamunan melihat gedung tinggi berbentuk kubah, “Alaikumsalam” jawabku itulah awal perkenalan dengan Al Murad “Malaysia” tanyanya lagi.

Tahu kalau aku dari Indonesia, orang cina dan dalam kamus yang kubaca, Indonesia dilafalkan Yindhinixya.
Murad bertanya “Apa yang boleh saya bantu untuk pakcik” kata Murad, menjelaskan kalau dia pernah ke Jakarta dan lima tahun di Kuala Lumpur.
“jadi saya boleh sikit bahasa melayu” ujarnya lagi.

Pucuk dicinta ulam tiba, senang sekali hatiku berkenalan dengan Murad, pertemuan tak terduga duga ini, sering kualami di negeri minoritas Islam yang tak mengenal Indonesia dan dapat berbahasa Melayu.

Dengan bahasa alakadarnya, kuutarakan keinginanku hendak mengunjungi pemukiman suku Uyghur, yang kebetulan juga adalah bangsa dan sukunya Murad.
Dan alangkah bahagianya hatiku kalau dapat shalat jumat juga disitu ujarku pada Murad.

Bertukar nomor telpon berpoto bersama, aku mengatakan kalau datang ke Urumqi tidak sendiri, tetapi bersma rekan enam lagi yang sedang keliling melihat lihat kota. Murad berjanji akan datang dan membawa kami ke tempat-tempat khas kehidupan bangsa Uyghur.

Murad meskipun baru berusia 30 tahun, adalah pebisnis yang termasuk sukses. Di Uyghur umat muslimnya puluhan juta jumlahnya, tetapi masih kala persentasi dengan suku Han yang terus menerus memasuki daerah otonomi Cina itu.
Kami agak hati hati membicarakan hal ini.

Kebijakan pemerintah Komunis Cina, seperti tak dibenarkannya kaum Uyghur yang bentuk phisik dan bahasa nya jauh sekali dari suku Han itu memakai jenggot, adalah hal sensitif yang dibicarakan.

Tetapi satu dua orang tua lanjut usia masih terlihat memakai jenggot yang sudah memutih, “Iya dilarang memakai dan memelihara  jenggot dibawah usia 45 tahun” ujar Murad menjelaskan.

Disinggung soal hilangnya pesawat terbang milik Malaysia MAS MH370, dan awal sebelum dinyatakan “berakhir di lautan “ Uyghur, adalah tersangka, satu orang penumpang pesawat itu yang memakai paspor palsu adalah berkebangsaan cina dari suku Uyghur.

Kulihat Murad sering dan acap memperhatikanku, entah apa yang ada didalam pikirannya tentang aku, mungkin kopiah yang selalu kugunakan selama di negeri para Shaolin ini, membuat iya terkesan akupun tak tahu.

Dihari Jumat seperti yang dijanjikan, Sungguh Allah Pencipta Yang Sempurna,  Murad membawa kami, seorang yang menyupiri kami temannya Murad adalah seorang Polisi. Tak menyulitkan kami melalui beberapa kali pemeriksaan sampai keperkampungan suku Uyghur. Barikade tentara dan polisi layaknya daerah bergolak seperti di Aceh jaman DOM dan di Patani Selatan Thailand, begitu juga di Mindanao Filiphina, hal yang sama berlaku juga di seluruh wilayah Urumqi.

Alhamdulillah, aku yakin dan percaya perjalanan kami selama di Urumqi dan pertemuan dengan Al Murad pria beranak dua ini, semua diatur Allah SWT. (Imbalo)

Ustadz Fadlan, Mengangkat Harkat dan Martabat Muslim Nuu War


604068_819605374720202_349000249_nYang tepat sebutan itu Nuu Waar, ujar ustadz Fadlan kelahiran Fak Fak Papua ini, empat hari di Batam sejak kamis hingga Ahad minggu lepas, beberapa masjid dan majelis taklim di kunjungi beliau.

Suaranya mengelegar saat khotbah Jumat di Masjid Raya Batam Center, jamaah terkesimah, menahan nafas dan berlinang air mata, sosok perawakannya, besar, hitam, keriting mengingatkan kita kepada sahabat Rasululah SAW, Bilal bin Rabah ra.

Ratusan tahun sejak 1885 Kristen masuk ke bumi Papua, mereka dibiarkan tak bercelana, koteka adalah budaya alasannya. Minyak babi melumuri seluruh raga, untuk melindungi sejuknya udara, gigitan nyamuk mendera sepanjang usia mereka, padahal itu bukan solusinya.

“Sabun, Shampo, sikat gigi dan odolnya” itulah senjata dakwah ustadz Fadlan, tanpa iming iming, tanpa paksaan ikhlas dengan pendekatan. Dia pun mendapat gelar ustadz Sabun.

Kini telah ratusan ribu mereka saudara baru kita itu, memakai baju walaupun ada yang alakadarnya, dan terlihat masih sebahagian shalat tanpa busana.

Tak apalah. “Kumpulkanlah akan kami kirim ke Papua” ujar ustadz menghimbau jamaah. Baju bekas layak pakai, masih sangat dibutuhkan disana. “Sebagian dari mereka, sementara ini kami kenalkan pakaian dari pelepah pisang” ujar ustadz Fadlan mengatasi bahan menutup aurat ini.

Banyak kisah suka duka dialamai ustadz yang tiga kali masuk penjara tanpa proses, buahnya ratusan masjid sudah berdiri dipelosok tanah Nuu Waar. “Penduduk Muslim Nuu Waar, adalah ummat pertama yang shalat subuh di Nusantara ini” (imbalo)

HIMBAUAN.
Jamaah masjid yang dirahmati Allah. Mari kita sukseskan GERAKAN PEDULI MUSLIM NUU WAAR
– Sepasang Kambing Satu Masjid. Menggantikan babi, sebelum muslim mereka ternak.
Dapat menghubungi Takmir Masjid setempat –

 

Counter Damri Bandara Hang Nadim Batam


1521828_778256625521744_1396232711_n (1)Sebagian masyarakat Batam, belum mengetahui dimana letak, mangkalnya bus Damri jurusan Bandara Hang Nadim. Karena beberapa waktu yang lalu, moda transportasi ini agak terkucilkan. Berada agak jauh kebawah didekat tempat parkir mobil penjemput dan pengantar.

Alangkah repotnya kala itu, apalagi bila saat hari hujan, membawa barang , troly tidak bisa langsung keparkiran, karena harus melalui tangga.61427_778256292188444_1178405368_n

Kini Bus itu telah mangkal diujung bangunan terminal kedatangan, persis disamping rumah makan Singgalang Jaya.
Menurut petugas Damri yang ada di Bandara itu saat di temui Buletin Jumat, ternyata sudah cukup lama juga mereka disitu “setahun lebih kami disin” ujarnya.1504098_778256482188425_949266424_n
Bus ini melayani 2 tempat tujuan yaitu Bandara – Batu Aji dan Bandara – Jodoh. Dengan tarif cukup terjangkau 20 ribu rupiah, jauh dan dekat. Namun meskipun sudah sedemikian rupa, pengguna moda ini belum terlalu diminati. Terlihat kosong, hanya beberapa penumpang. 

Mungkin Damri bisa merubah atau menambah trayeknya dari Jodoh, dialih kan atau diteruskan ke Bengkong, Batu Aji diteruskan ke Sei Harapan, Sekupang. (imbalo)