Kamipun Tak Jadi Bermalam di Tuktuk Pulau Samosir Parapat


Tuktuk Pulau Samosir, itulah tempat yang kami susun dan rencanakan untuk bermalam di hari pertama, dalam rangka Program Minal Masjid Ilal Masjid, awal Mei 2018 yang lalu, bersama rekan dari Medan dan dari Malaysia, saya sendiri dari Batam.

Bertemu di Kuala Namu lapangan terbang Medan, berangkat dengan penerbangan pagi dari Batam, sementara rekan dari Malaysia dari KLIA2 juga berangkat pagi, teman yang dari Medan pula bawa Ford. Dari Kuala Namu kami langsung berangkat menuju Pulau Samosir, memang sengaja tidak melalui Tol Tebing Tinggi. Sesampai di Kota Sungai Rampah kami sholat jamak Takdim.

Menikmati perjalanan perkampungan yang dilalui, membeli kerak dan lemang yang dijual di pinggir jalan, merupakan kenangan tersendiri. Beberapa jam kemudian jalanan mulai menanjak. Dari jauh telah terlihat air Danau Toba membiru dengan riak ombak beralun, dan dari jauh terlihat menara masjid, masjid ini terletak di tepi jalan Parapat, acap sholat disitu Masjid Pertama di Parapat Didirikan oleh Bung Karno , bila kebetulan lewat hendak ke Padang Sidempuan.

Kami langsung menuju terminal ferry penyeberangan ke Tomok, hari sudah pukul 17.00 waktu setempat, mentari mulai ke ufuk Barat tiba di Tomok, belok ke kiri, kami lalui Tomok menuju Tuktuk, sebuah kedai makan baru dibuka kami makan disitu, penjualnya malah berbahasa Jawa berasal dari Pematang Siantar, persis disebelah kedai makan itu ada restoran tertulis masakan Muslim, tetapi di plank namanya ada gambar Beer.

Banyak hotel penginapan di Tuktuk, mungkin karena bukan hari libur banyak pula kamar yang kosong, kami bertanya dimana lokasi masjid. Ternyata di Tuktuk Siadong Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir Provinsi Sumatera Utara Indonesia ini tidak ada Masjid. Yang ada sebuah surau kecil yang terletak dibelakang Kantor Dinas Pariwisata di Tuktuk. Tidak ada plank nama surau, dipersimpangan tiga satu dijalanan menurun kebawah dan satu mendaki keatas disitulah letak surau yang akan kami tuju.

Sungguh tempat itu sangat tidak layak, kenderaan kami parkir dihalaman Kantor Dinas Pariwisata itu, tak ada orang untuk bertanya, seorang perempuan, yang kebetulan lalu kami tanya dimana suraunya, dia menunjuk kebelakang sekitar seratus lima puluh meter katanya. Kami berjalan diantara bangunan yang sudah kosong tidak terurus dan tidak ditempati, ditumbuhi semak dan sampah berserakan, melalui jemuran baju dari tali plastik berseliweran, kami menunduk nunduk berjalan tak juga bertemu juga bangunan surau.

Kembali lagi ke depan bertanya lagi dengan seorang bapak yang memandangi kami, terus saja ke belakang katanya. Dan kami ulangi lagi menyusuri jalanan itu tadi, ada parit terbuka, di depan bangunan kosong disebelah nya tembok, terpaksa menyingsing kaki celana karena parit itu kotor, terlihat sebuah bangunan sekitar ukuran 5 x 5 meter catnya masih baru, disebelah kanan depan pintu masuk ada tempat wuduk dua kerangan dan toilet, sementara sebelah kiri depan pintu masuk ada bangunan yang dindingnya bersatu dengan dinding surau tempat sang Imam dan keluarganya tinggal.

Azan magrib berkumandang kami sholat magrib berjamaa, hanya empat orang dewasa yang ada bersama kami, dan setelah itu kami sholat Isya. Selepas itu kami berbincang dengan Imam Surau itu, dan Ia mengatakan walaupun namanya surau tetapi ditempat itu dilaksanakan sholat Jumat, “Tidak boleh dinamakan Masjid” akunya.

Lumayan puluhan orang jamaah sholat jumat kata Imam yang juga sebagai penyuluh Agama honorer di Kantor Urusan Agama Kecamatan itu, ia bersama isteri dan anaknya sudah empat tahun tinggal disitu. Surau itu dulu dibangun oleh seorang pengusaha yang juga pejabat yang memiliki hotel, karena banyak tamu tamunya Islam dari luar daerah dia dirikan tempat sholat. Akses jalan dulunya dari lokasi hotel, tetapi sekarang jalan kesitu sudah ditutup dipasang tembok, jadi terpaksa harus melalui jalanan kotor yang tak layak tadi.

Sebenarnya Konsorsium dari Perbankan Syariah sudah menyiapkan dana untuk membangun masjid yang layak di lokasi pariwisata Tuktuk yang terkenal itu, lokasinya pun sudah disipakan, sekitar 300 meter dari lokasi surau yang sekarang, mereka belum mendapatkan izin dari Pemerintah setempat menyangkut ketentuan pendirian rumah ibadah SKB dua Kementrian. Hingga kini sudah dua tahun belum ada kabar beritanya.

Kami tak ada data berapa banyak turis datang dan menginap di Tuktuk, daerah yang menjorok ke tengah Danau Toba ini, terutama turis muslimnya seperti kami, yang tidak hanya untuk berwisata saja tetapi tentu menjalankan ibadahnya.

Begitupun makan,  hendaklah hati hati sebagaimana pesan sang Imam, mereka terkadang mencantumkan saja masakan muslim, harus diteliti betul belum ada lembaga halal disana yang bergerak.

Setelah berunding dengan rekan dari Malaysia, malam itu kami putuskan tidak jadi nginap di Tuktuk, salah satu tempat yang indah untuk berwisata, kami berangkat menuju Pangururan, disana ada sebuah masjid yang bersih terletak persis disamping Rumah Bupati ditepi Danau Toba, ada Penginapan dan Rumah Makan Muslim.

Selamat tinggal Tuktuk, maafkan kami tak jadi bermalam disana, untuk selanjutnya ramahlah sedikit terhadap kami.

 

 

 

 

Ularpun Ikut Menggeleng Kepala


Mendadak Pawang Ular: Tahu kalau bukan orang tempatan dengan membayar 300 RSL kitapun bisa melihat ular mengeleng gelang.

Mendadak Pawang Ular: Tahu kalau bukan orang tempatan dengan membayar 300 RSL kitapun bisa melihat ular menggeleng gelang.

Catatan Perjalanan dari Sri Lanka

SRILANKA– Mengunjungi Sri Lanka berangkat dari Batam. Melalui Kuala Lumpur – Colombo dengan Air Asia lebih murah, bila kita kembali dari Colombo – Kuala Lumpur lebih mahal. Selisihnya hampir 2 kali lipat.
Harga barangan lebih mahal di Colombo dari pada Kuala Lumpur. Begitu juga gaji karyawan biasa, di Malaysia dibayar 1.800 RM di Colombo hampir dua kali lipatnya, sebesar 45.000 RSL.
“Saya bekerja di Malaysia hanya satu tahun “ ujar Aleem yang dapat berahasa melayu, sewaktu kami bertemu di Masjid Merah. “Aleem tidak akan ke Malaysia lagi kalau untuk bekerja” tambahnya sambil tersenyum.
Seperti Aleem banyak rakyat Sri Lanka, tak mau mengaut upah Ringgit, karena tak bisa diandalkan di negaranya,beda dengan pekerja asal Indonesia, dengan gaji 1.800 RM sudah termasuk besar, kalau dikurs jadi rp 6 jutaan UMK Batam sekitar 2,5 juta rupiah.
Itu juga agaknya tak banyak pekerja asal Sri Lanka di Malaysia, hal ini berdampak dengan penggunaan bahasa melayu di negara pulau itu. Bahasa melayu yang mereka pergunakan adalah bahasa melayu khas Sri Lanka.
Berbeda dengan Nepal, negeri yang baru ditimpah musibah gempa ini, ratusan ribu tenaga kerjanya di Malaysia. Saat Buletin Jumat mengunjungi negeri tempat kelahiran sang Budha Gautama itu banyak orang dapat berbahasa melayu logat Malaysia disana.
Gelengan kepala tanda setuju
Perbedaan lain Sri Lanka, seluruh daratannya mengakses ke laut sementara Nepal seluruhnya daratan. Dan persamaan spesifik antara keduanya adalah kalau bicara menggeleng gelengkan kepala.
Teman seperjalanan, Ashari, punya pengalaman khusus dalam hal mengeleng-gelengkan kepala ini. Saat hendak memarkirkan kenederaan yang kami rental termasuk supirnya, Ashari yang duduk di depan turun terlebih dahulu melihat disuatu tempat yang sangat ramai dan susah parkirnya ada satu parkiran yang kosong, mungkin karena naluri di pelabuhan Batam Center, Ashari pun berdiri di tempat yang kosong itu, sembari berkata kepada supir parkir disini saja. Sang supir tersenyum, menggeleng-gelengkan kepalanya (tanda setuju). Melihat itu Ashari berlalu dari tempat kosong dan langsung saja ada kenderaan lain yang masuk kesitu. Rupanya Ashari mengartikan gelengan kepala tanda tak setuju.
Bukan sekali itu saja salah faham, selama empat hari bersama hal itu terus berulangkali, pesan makanan batal karena gelengan kepala.
Saat dari Lapangan terbang hendak ke kota Colombo “Sudahlah kalau begitu kita masuk jalan tol saja, biar cepat” ajakku. Sang supir pun menggelengkan kepala. Dia terus menembus macet jalanan, semakin macet, ee dah tiba di pintu tol. Lha tadi geleng geleng kepala, batinku dalam hati sekarang koq masuk tol juga.
Jadi bila berkesempatan datang ke Colombo, siaplah dengan gelengan kepala. Banyak gerai menjual batu mulia, kecil-kecil, harganya lumayan mahal, tak seperti di Batam, banyak batu yang besar, harganya murah. Batu yang berwarna warni itu dijual sampai puluhan ribu dolar US. Pemandu wisata selalu mendekati kita dan mengajak ke gerai dan museum batu itu. Dan perlu diingat bisa tawar menawar disitu, saat kita tawar dan si penjual menggeleng gelengkan kepala berarti dia setuju dengan harga yang kita tawar, jangan dinaikkan lagi tawaranya.
Penghasil teh terbesar di Dunia
Disamping terkenal dengan batu, Sri Lanka pun terkenal penghasil teh terbesar di dunia, teh ini di jual di gerai-gerai dan museum teh yang terdapat dihampir semua kebun teh. Merk teh sama dengan kebun dan pabrik tehnya. bermacam-macam kemasan indah, menarik sebagai souvenir dibawa pulang ke tanah air.
Nah ini yang perlu diingat, dengan kemasan sama, merek yang sama, harga jual di museum jauh lebih mahal dengan yang ada di lapangan terbang. Teh-teh kering kiloan ini banyak di jual disepanjang jalan Old Moor dan jalan jalan lain di Colombo.
Restoran warung menjual teh, dalam gelas kecil bisa dinikmati sepanjang hari, terkadang teh dicampur dengan susu kambing, dimakan dengan sejenis kue gorengan bumbu khas Sri Lanka, nongkrong di depan masjid menunggu azan magrib tiba.
Beberapa restoran dan warung itu tutup saat waktu shalat tiba. (***)

Islam di Colombo Sri Lanka


Catatan Perjalanan dari Sri Lanka

melayu sri lanka

Konfrensi Melayu Sri Lanka Coslam, bersama TB Haji Azoor dan Prof Seeni

melayu srl1

Keluarga Melayu Sri Lanka, dari nenek dan cucu….

Sri Lanka-Setelah shalat di masjid merah, kami menuju hotel yang terletak di jalan Old Moor. Kubaca tentang Negara Srilangka yang terletak di selat India, tepatnya di bagian tenggara anak benua India. Luas negara ini 65 km2 dengan 9 propinsi, Colombo sebagai ibu kotanya.
Penduduk negara ini berjumlah sekitar 20an juta jiwa dari berbagai etnis. Pemeluk agama Budha mencapai 69 % dari penduduk, suku Tamil 18 % dan kaum Muslimin 3 %. Data ini sebenarnya versi pemerintah, dari pengamatan penulis, umat Islam disanah lebih dari itu.
Negara ini terkenal akan perkebunan teh dengan mutu tinggi yang membuat beberapa perusahaan perdagangan kaya. Di samping itu, negara ini juga terlenal dengan krajinan batu mulia. Perkebunan teh ini berada di provinsi Kandy orang disana terdengar mengucapkannya “Kendi”  wadah tempat air bahasa jawa juga kendi.  Nama lain Srilangka adalah Sailan, Ceylon orang Inggris menyebutnya.
Keindahan dan kesuburan tanah Srilangka membuat negara-negara penjajah tertarik ingin menguasainya. Selama tahun 1505-1658 negara ini dijajah oleh Portugal, 1658-1796 oleh Belanda, dan pada tahun 1796 Inggris menjajah negara ini kurang lebih selama 150 tahun sampai akhirnya negara ini merdeka pada tahun 1948. Penguasan penjajah ini terlihat dalam musium Nasional Sri Lanka. Sedikit batu bertulis yang menyatakan negeri yang dikeliling laut itu pernah didatangi Kafilah Islam.
Penyebaran Agama Islam
Padahal Islam telah masuk ke negara ini pada masa kekhalifahan Umar ibn Khattab abad ke-8 masehi. Ketika itu penduduk Sailan, nama lain Srilangka, mendengar tentang adanya agama Islam, lalu mereka mengirim utusan ke khalifah Umar dan akhirnya mereka masuk Islam. Jadi jauh sebelum penja jah itu datang. Mes kipun Islam di Sri Lanka merupakan agama Islam yang dipraktikkan oleh sekelompok minori tas dari populasi penduduk Sri Lanka.
Di Colombo saja berdiri ratusan mas jid, yang setiap jumatnya ramai dihadiri umat Islam. Termasuklah masjid merah yang terkenal itu. Kalau kita tanya, jamaah menyatakan di Colombo lebih 70 persen umat Islamnya. Satu dari masjid itu bernama masjid Java. dulu disitu terdapat perkampungan asal Jawa. Perkampungan ini sudah tidak ada lagi, hanya tinggal sebuah masjid tanpa penghuni. Keliling bangunan masjid yang masih terawat itu dipagari seng untuk pembangunan pusat perbelanjaan mewah.
sri lanka 4Komunitas muslim dibagi menjadi tiga kelompok etnis utama yaitu: Sri Lanka Moors, muslim India, dan Melayu yang masing-masing dengan sejarah dan tradisi berbeda. Sikap di antara mayoritas orang di Sri Lanka adalah dengan menggunakan istilah “muslim” sebagai suatu kesatuan kelompok etnis tanpa membedakan daerah asalnya.
Warna hijau pada salah bagian bende ra Sri Lanka mengartikan negara tersebut terdiri dari muslim Sri Lanka
Etnis Moor Sri Lanka merupakan etnis muslim terbesar sekitar 92% dari keseluruhan muslim di sana, disusul oleh etnis Melayu sekitar 5% dan etnis India. Masyarakat dan pemerintah, menyebut semua etnis muslim tersebut dalam satu kesatuan sebagai “etnis muslim” secara khusus ditujukan kepa da muslim Moor Sri Lanka. Yang lebih menarik adalah etnis Shinhala yang beragam Islam pun turut disebut sebagai “Etnis Muslim”.
Tahun 1980 pemerintah Sri Lanka membentuk Departemen Urusan Agama dan Budaya Islam, khusus menangani kepentingan muslim Sri Lanka, juga merupakan sikap tegas pemerintah Sri Lanka terhadap usaha Etnis Tamil yang berupaya menjadi kan muslim Sri Lanka sebagai bagian dari Etnis Tamil. Pemerintah Sri Lan ka yang dikuasai oleh Etnis Shinhala menentang usaha tersebut dan tetap menjadikan umat Islam di sana seba gai ‘etnis muslim’ dengan identitas nya sendiri. Selain muslim Suni (mazhaf Syafi’I dan Hanafi) serta komunitas kecil Shiah, Komunitas Ahmadiyah di Sri Lanka sudah berdiri sejak tahun 1915, namun muslim Sri Lanka menganggap Ahmadiyah bukan bagian dari Islam.
Saat ini ada sekitar 5000 masjid di Sri Lanka yang senantiasa berkoordi nasi dengan Departemen urusan agama dan Budaya Islam Sri Lanka. Selain masjid, ada sekitar 749 sekolah Islam dan 205 madrasah di Sri Lanka yang mengajarkan pendidikan Islam, salah satu sekolah Islam ternama di Sri Lanka adalah Zahira College di Colombo. Zahira College merupakan sekolah Islam pertama di Sri Lanka, dibangun pada tahun 1892 oleh tokoh muslim Sri Lanka I. L. M. Abdul Aziz dan Arasi Marikar Wapchie Marikar dengan bantuan dana dari Ahmed Orabi Pasha. Awalnya sekolah ini merupakan Madrasah bernama Al Madrasathul Zahira dan kini menjadi sekolah Islam terbesar dengan siswanya mencapai 4000 orang dan merupakan salah satu sekolah paling bergengsi di Sri Lanka. Di dalam kompleks sekolah ini terdapat mas jid tertua di Sri Lanka, yang masih eksis hingga kini. muslim Sri Lanka juga memiliki universitas Islam di Beruwala (Jamiya Naleemiya).
Para pedagang muslim dari jajirah Arab terus berdatangan dan menyebar, sehingga perdagangan mereka bersa ma-sama dengan penduduk Sailan mencapai kejayaan dan posisi penting di negara tersebut sampai akhir abad ke 15.
Kemudian kaum muslimin dilanda musibah besar dengan berdatangannya kaum penjajah. Keadaan mereka berba lik 180 derajat dan mereka mengalami berbagai macam penderitaan. Penjajah Portugal melakukan peindasan dan pe ngusiran terhadap mereka, bahkan beri bu-ribu orang telah dibunuh, karena mereka mengadakan perlawanan dalam rangka mempertahankan Sailan. Hal ini persis dialamai muslim di Manila.
Orang-orang Portugal mengusir kaum muslimin dari ibu kota, meng hambat gerak-gerik mereka dan me mecat mereka dari pekerjaan, bahkan sebagian dari mereka ada yang dibakar hidup-hidup. Orang-orang Portugal menutup sekolah-sekolah kaum muslimin dan mulai melancar kan gerakan kristenisasi di berbagai pelosok negeri.
Lalu datang masa penjajahan belanda yang memerintah negri ini dengan kekerasan, membuat undang-undang yang melarang kaum mus limin melakukan kegiatan ibadah, menindas serta memaksa mereka membayar pajak kematian; yaitu bahwa setiap orang harus membayar pajak sebagai jaminan perlindungan kehidupan mereka, merampas harta benda mereka, dan melarang mereka melakukan aktifitas perdangan atau berhubungan dengan para pedagang muslim lainnya.
Dan terakhir datang penjajah inggris yang melakukan siasat adu domba dan selalu kaum muslimin menjadi korban pembodohan dan penindasan.
Penulis berkesempatan bertemu dengan komunitas muslim yang tergabung dalam Coslam, mereka baru saja mengadakan konfrensi yang ke-9. Kami diajak mengunjungi komunitas melayu lainnya, sampai ke Tissamaharam. (bersambung)

Shalat Jumat di Masjid Merah Colombo Sri Lanka


SONY DSCCatatan Perjalanan dari Sri Lanka

Colombo-Kesempatan mengunjungi Colombo Sri Lanka, Buletin Jumat (BJ) sengaja shalat Jumat di Masjid Merah, berangkat dari Batam melalui Kuala Lumpur dengan penerbangan murah Air Asia. Sri Lanka bertetangga dengan India dan di kelilingi oleh Lautan Hindia, sampai ke Aceh Indonesia.
Kamis (9/4), dari pelabuhan ferry Batam Center tiba di Stulang Laut Johor Bahru (JB), hari sudah menjelang magrib, kami bersama Azhari dijemput dan langsung diantar Sabil ke stasiun Bus di Batu Pahat.
Sekarang ada Shutle Bus langsung ke KLIA Kuala Lumpur dengan harga RM 50 perorang. Selain Batu Pahat, Bus ini juga menyinggahi Muar. Lumayan mu rah, bila selama ini kita hendak ke KLIA, harus melalui KL Central baik itu dengan Bus atau pun naik kereta api, dengan Bus ini lebih hemat sekitar RM. 30
Sengaja naik Bus malam dari JB, agar tiba di KLIA menjelang pagi, sementara penerbangan kami ke Colombo sekitar pukul 09.30 waktu setempat.
Punyalah waktu istirahat sebentar dan tidak tergesa-gesa, soalnya lumayan jauh antara tempat pemeriksaan imigrasi dengan terminal keberangkatan penum pang berharga murah yang baru di operasikan oleh Air Asia di Sepang Kuala Lumpur ini.
Mudahnya lagi semua tiket pesawat dan Bus kami beli melalui online. Karena memang tidak punya bagasi, chek in, dan semuanya berjalan lancar hingga tiba di lapangan terbang Bandaranaike di Colombo.
WNI ke Sri Lanka dapat kemudahan dengan Visa on Arraival (VOA) sebesar 35 $ US untuk sekali masuk selama sebulan, dibayar langsung di konter imigrasi. Dan dapat sebuah kartu perdana gratis dari petugas imigrasi Colombo.
Suhu udara 31 derajat celsius terasa menyengat dan membuat berkeringat. Hari sudah pukul 11.00 ws (Sri Lanka), saat kami keluar menunggu taksi. Berangkat pukul 09.30 dari Malasysia tiba di Sri Lanka pukul 10.40 ws. kalau hitungan jam hanya satu jam saja, padahal penerbangan dari KL ke Colombo lebih dari 3 jam. Iya, selisih waktu antara kedua kota itu sekitar 3 jam. Itulah sebab kami berangkat dari KL hari Jumat (10/4) karena ingin shalat jumat di Colombo di Masjid Merah yang terkenal itu masih bisa terkejar.
Masjid Jamik Ul-Alfar.
Naik taksi dari Bandara ke kota Colombo, lokasi masjid merah atau masjid jamik Ul-Alfar sebenarnya tidak jauh, sekitar 23 kilometer, tarif resmi taksi bandara 3.870 rupe sri lanka (RSL), kalau mau di konversi dengan mata uang rupiah Indonesia tinggal nambah angka nol dua buah dibelakang.
Keluar lokasi bandara yang tidak seberapa besar itu, jalan kenderaan mulai merayap, macet, supir taksi yang membawa kami menyarankan agar melalui tol saja, minta tambahan 600 RSL lagi-lagi setara dengan 60.000 ribu rupiah. Semula kami keberatan karena tadinya teman yang memesan mengata kan sudah termasuk biaya lainnya.
Kenderaan serasa tak beranjak karena macet hari pula sudah menjelang pukul 12.00 terpaksalah kami meng-iyakan masuk tol. Dan ternyata 600 RSL itu hanya dari pintu tol kedua menuju pintu ketiga sekitar 10 kilometer saja. Dan keluar tol macet lagi. “Alamak alamat tak sempat shalat jumat.” pikirku
Dalam keadaan macet itu terlihat dari jauh puncak menara masjid merah khas batu bata seperti kue lapis yang disusun. BJ berpikir kalau masih menunggu di dalam taksi, dan macet, enggak bakalan 30 menit lagi sampai disana.
Kami turun disekitar patung budha yang besar, persis ditengah pusat pasar yang sangat ramai sekali. Keluar taksi udara panas langsung menyengat, ditimpali bau khas pasar dan bau pesing . Jalanan yang kami lalui menuju lokasi masjid itu dipenuhi kuli panggul barang dari truk yang mengunggah dan menurun kan muatannya.
Sampai jua kami di masjid bersejarah yang selesai dibangun tahun 1909 terletak di jalan palang kedua di Pettah, memang dekat dengan pelabuhan.
Akh senang sekali rasanya hati, khatib sudah membacakan khotbah nya, orang-orng masih antri mengam bil wuduk. Masjid yang menjadi tujuan populer para wisatawan ini, memuat lebih 5000 orang, kini ditingkatkan lagi menjadi tujuh lantai penuh sesak jamaahnya saat kami tiba, pintu utara ditutup sedang di renovasi dari pintu barat pun sedang direnovasi .
Masjid salah satu yang tertua di Colombo ini dibangun komunitas Muslim Pettah untuk melakukan shalat lima waktu dan juga Jumat dan atas inisiatif para pedagang Muslim India .
Keberadaan bangunan masjid ini dirancang oleh HL Saibo Lebbe. Seluruh dana pembangunan masjid ini ditanggung oleh komunitas muslim Pettah saat itu. Pengaruh arsitektur India cukup kentara pada masjid ini. Sentuhan kebesaran masjid masjid dinasti Mughal dan bangunan bangunan kastil Inggris cukup terasa meski balutan warna merah dan putih nya yang khas itu menjadikan masjid ini begitu istimewa dan tampil beda.
Daerah Pettah tempat masjid ini berdiri merupakan cikal bakal kota Colombo bermula, dan daerah ini merupakan daerah berpenduduk mayoritas kaum muslimin.

masjid srl1
Masjid ini begitu terkenal di kota Colombo hingga ke mancanegara sampai sampai disebut sebagai landmark nya kota Colombo sejak selesai dibangun tahun 1909 hingga kini. Masjid tersebut terkenal juga dengan nama masjid Pettah karena berada di daerah Pettah. Etnis Shinhala yang merupakan etnis terbesar di Sri Lanka menyebutnya Rathu Palliya, Etnis Tamil etnis terbesar kedua di Sri Lanka menyebutnya dengan nama Samman Jottu Palli, dalam bahasa Inggris disebut dengan nama Red Masjid, Nama resmi nya adalah Masjid “Jamiul Adhfar” tertulis dengan jelas dalam hurup Arab di fasad depan masjid (mungkin karena dialek setempat yang menjadikanya berbunyi Masjid Jamiul Alfar atau Jami Ul-Alfar), semua nama itu bermakna “Masjid Merah”
Bentuk Masjid ini sangat unik dalam bentuknya yang sangat imp resif dengan rancangan unik mirip sebuah bangunan istana gula gula dengan warnanya yang berlapis lapis merah dan putih seperti kue lapis. Warna merah lebih mendominasi warna ekterior masjid ini. Warna khas itulah yang menuntun orang kelokasi masjid itu karena terlihat dari jauh puncaknya.
Detil struktur bagian luar masjid yang didominasi warna merah dan putih namun tidak menghilangkan nilai spiritual yang terdapat pada bangunan megah ini. Sedang kan dinding bagian dalam didominasi oleh warna hijau toska. Tidak hanya menampil kan efek kue lapis berwarna merah-putih, arsitek masjid ini juga berupaya mengede pankan pola lengkungan pada bagian atap din ding. Pola lengku ngan ini digunakan hampir pada setiap pintu masuk yang menghu bungkan bagian halaman dalam masjid dengan ruang tempat shalat di lantai dasar. Bagian lantai dalam dan anak tangga sedang di perbaiki. Material masih terlihat berantakan, lantai satu penuh jamaah, lantai dua penuh, kelantai tiga demikian sampai ke lantai tujuh pun semua penuh padahal masih banyak sekali jamaah di luar.
Rasanya sudah tak sanggup lagi mau berjalan, kaki ini berat sekali mau melangkah, baju basah kuyup, tak ada ruang tempat untuk meletakkan punggung, jadi teringat di masjidil haram Makkah, tangga bisa dijadikan tempat shalat. Kuhempaskan tas punggung ke anak tangga diatasnya, masih ada ruang untuk dua orang, anak tangga yang lain pun penuh semua dengan jamaah. Bisalah sedikit bernapas lega, sembari mendengarkan khot bah sang khatib, yang sudah hampir selesai.
Di lantai empat dianak tangga, aku beringsut berpindah ketempat yang sudah mulai ditinggali jamaah. Kupan dangi seluruh ruangan yang mulai kosong itu. Dari jendela kanan terlihat teluk Colombo, sebelah jendela arah mihrab depan, berdiri dengan kokohnya dua buah menara besar dan kecil. Seperti lazimnya bangunan sebuah masjid, Masjid Jami Ul-Alfar juga dilengkapi dengan menara. keseluruhan nya ada empat belas menara pada bangunan masjid ini, terdiri dari dua menara berukuran sedang dan sisanya berukuran kecil. Lokasinya yang berada tepat di tengah pusat keramaian komunitas Muslim, membuat di setiap sudut pada bagian atap masjid dilengka pi sebuah pengeras suara untuk mengu mandangkan suara azan.
Haus dan lapar mulai terasa, rasa penat pun sudah berkurang. Disekita ran masjid yang memang terletak persis di tengah tengah kota itu banyak dijual makanan Muslim. Semua makanan khas masakan India. Nasi Briyani dengan potongan besar ayam seharga 450 RSL.
Kembali terulang pertanyaan yang sama saat ke Nepal dan China, Assalamualaikum..Malayisa, Malaysia, Malaysia?…. No… I am Indonesia. oooo Indonesia demikian gumam mereka yang bertanya.
Memang sangat terlihat lain penam pilan kami hidung pesek kulit agak cerah, selama di Colombo, topi putih haji tak pernah lepas dari kepalaku. Suprais sekali mereka melihat kami Muslim dari Indonesia. “Saya melayu sri lanka, nenek kakek dari Jawa” ujar yang lain sebari kami bersalaman. Menjelang Ashar kami beranjak ke Hotel yang tak jauh dari masjid itu sekitar satu kilometer naik bajaj seharga 80 RSL. (***)

Masihkah Sumpah Muntah Darah Tujuh Turunan Itu Berlaku??


10917062_1011786895502048_6743744893587662480_nSultan Mahmud Mangkat Dijulang

Antara Bentan dan Kota Tinggi.

Tengah hari itu ( 8/1) dari Johor Bahru, bersama Sabil aku sengaja ke Kota Tinggi, Setelah melalui Ulu Tiram tempat kediaman Nurdin M Top (ingat Bom Bali) tak lama kemudian, belok ke kiri masuklah Kota Tinggi, Persis saat Sultan Mahmud Mangkat menjelang waktu Lohor, hujan tiba-tiba turun dengan derasnya , padahal dibelakang kami panas Matahari masih menyerlak, Dan memasuki jembatan hendak ke kampung Makam hujan berhenti sama sekali.10896929_1011787188835352_6770874549227565306_n

Jadi teringat Kisah tragis kemangkatan Sultan Mahmud yang hendak menunaikan shalat Jumat ke Masjid yang tak jauh dari tempat kediaman beliau, terbunuh atau dibunuh oleh Laksamananya sendiri Laksamana Bentan yang sangat patuh kepada Sultannya, Laksamana Bentan yang marah, karena Laksamana Lingga tak hendak turut serta, terpaksa dibunuhnya.

Laksamana Bentan meskipun disebut demikian sang Laksamana bermastautin di Semenanjung, bukan di Pulau Bentan tanah kelahiran dan asalnya. Laksamana Lingga hingga akhir hayat nya tetap di Lingga. Lingga kini masuk dalam satu kabupaten di Kepulauan Riau Indonesia.

Kisah tragis terbunuh atau dibunuhnya Sultan Mahmud yang sedang di Julang menuju Masjid, sebagai seorang Sultan yang taat terhadap agama yang dianutnya, dia tak gentar atas rayuan sang Bendahara yang menghimbau tidak usah dulu keluar karena Laksamana Bentan sedang Amuk.

Benarkah sang Sultan berperilaku menyimpang? wallahu a’alam tak sesiapa yang dapat membelanya.

Sumpa itu pun konon terkeluar, rakyat Bentan yang ke Kota Tinggi akan muntah darah….. Entah sudah berapa nyawa yang terkorban akibat sumpah ini, nyaris tak seorang pun yang tahu…..1010222_1011787065502031_6309620527975768606_n

Yang jelas sejak itu zuriat sang Sultan hilang hingga sekarang, meskipun ada setelah beberapa tahun kemudian Raja Kecik yang disokong sebagian besar rakyat Lingga (orang laut) yang hingga kini banyak mendiami kepulauan riau.

Kisah Sultan Mahmud Mangkat Dijulang agak mirip dengan kisah Raja Nepal yang dibunuh ditembak seluruh keluarganya dan ironis konon yang membunuh adalah calon Raja, dan sang calon Raja pun bunuh diri. Hingga ke hari ini Kerajaan Nepal Hilang dari permukaan bumi berganti dengan Republik.

Begitu pula dengan Zuriat Sultan Johor (Mahmud Mangkat Dijulang) ……Bagaimana pendapat tuan

Mengunjungi Kota Paling Bersejarah di Malaysia.


1458450_1011204145560323_7259902246434504596_nKota Tinggi, adalah bandar paling bersejarah di Semenanjung Malaysia, kota ini menjadi pusat kerajaan Riau Johor Lingga. Setelah Melaka jatuh ketangan Potugis. ….Setelah dari Siak , Pusat kerajaan berpindah ke Johor. sekitar tahun 1600 an..10897901_1011213895559348_160472886387692363_n.. Seorang Temanggung terkahir berada di Pulau Bulang Batam kini, Bernama Tumenggung Abdul Jamal… Setelah Indonesia Merdeka tahun 1945 dan Malaysia 1957… berpisahlah rakyat yang dulu satu rumpun….10934041_1011208382226566_9115992381446133052_n

Tak banyak perubahan sejak 40 tahun yang lalu di kota ini, kantor polisi disebelah jembatan memasuki kota itu masih seperti semula meskipun sudah tak dipakai lagi…..

08 Januari 2015 yang lalu aku berkesempatan ke kota itu lagi setelah hampir empat puluh tahun yang lalu …10917384_1011209625559775_1709466721384695899_n

Banyak kenangan di kota ini, di pasar pasar masih banyak ditemui pekerja asal Lombok Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Tidak seperti di utara, jauh lebih banyak pekerja asal Nepal. ….ratusan ribu dari mereka ada yang masuk secara ilegal, disebut pendatang haram…..sekarang diperhalus jadi PATI…..kalaulah Juriat Sultan Mahmud masih ada?….. apa agak jadinya ya????

Kota ini pernah di landa banjir tahun 2007 sampai paras 5 meter lebih…. terlihat pada tugu peringatan di tengah bandar Kota Tinggi itu…. Tahun ini meskipun Bandar ini terletak di tepi sungai kelihatan tak terjejas banjir seperti di daerah lainnya, seperti Kelantan, Trenggano dan Pahang. ….10929068_1011209162226488_3426528238830181483_n

Ada kisah menarik bagi kami orang Bentan nak masuk ko kota ini…. ada yang tahu apa sebabnya???????

Catatan Perjalanan dari Negeri diperintah Raja.


BRUNEI DARUSSALAM.

1509765_972397249441013_8516179686271610362_n

Melihat dan merasakan selama lima hari empat malam, ke negeri diperintah Raja. 10424350_972405199440218_5389796877289795014_n10309043_972404366106968_6387914769815902260_n
Hari ke dua, berkesempatan mengunjungi sebuah pasar, khusus menjual makanan – jajanan. Disana orang menyebutnya Gerai, puluhan jenis masakan kue-mue untuk serapan pagi tersedia. Pasar tradisional ini tetap terjaga bersih dan nyaman.
Ada lepat silat, ada sambal fuhai, sambal fusu.

Salah satu makanan spesial khas Brunei adalah Gulai Umbut Kelapa…… pohon kelapa itu sengaja di tanam rapat rapat, ditebang, untuk diambil umbutnya saja.10801767_972403142773757_8653563530058414795_n

Dimakan bersama sambal khas Brunei namanya sambal lahai.

DR Basirun : Putra Champa Dari Phan Rang Vietnam


vietnam 1

KUALA LUMPUR –Phan Rang dulu, adalah suatu daerah dari Kerajaan Islam Champa, kini jadi provinsi paling selatan, bagian dari Vietnam. Dan Phan Rang adalah kota terakhir dari kerjaan Islam Champa, yang seorang putrinya menikah dengan Raja Hayamwuruk. Dianeksasi oleh Vietnam hampir 600 tahun dulu. Phan Rang terletak sekitar 600 kilometer dari Ho Chi Min.

10579980_946942035319868_5804526228236232606_n

Umat Islam disana “terseok seok”, tidaklah mudah bagi anak-anak Islam untuk belajar agama, apalagi untuk belajar keluar negeri.
Untunglah Raja Kamboja agak berbaik hati, masih melindungi umat Islam yang lari dari negera tetangga tersebut. Hingga kini masih ribuan umat Islam menduduki daerah perbatasan antara Kamboja dengan Vietnam.
Dan baru dua tahun terakhir ini umat Islam dari Vietnam yang hendak menunaikan ibadah haji langsung dari Vietnam. Selama ini bila hendak ke Makkah harus melalui Thailand, Malaysia, ataupun Kamboja.

Termasuk Basiron, putra Champa kelahiran Phan Rang ini harus menukar kewarga negaraannya untuk mendapatkan pasport belajar di luar negeranya.
Di Negara Komunis itu , tak ada data pasti berapa jumlah umat Islamnya, selama ini mufti yang mengatur tentang Islam dibawah Ulama Kamboja.10351673_946944735319598_774071998511684597_n
Dibeberapa tempat yang dikunjungi Buletin Jumat (BJ), ribuan umat Islam tidak melaksanakan ibadah seperti shalat, puasa, tetapi tetap mengaku Islam, bahkan ribuan dari mereka sampai sekarang tidak di khitan.

“Mereka disebut Islam Bani, atau Islam asli, shalat cukup diwakilkan imam saja, sekali sejumat saja terkadang” ujar Basiron.

Populasi Islam Bani ini banyak di Phan Rang, mereka mempunyai Imam tersendiri dan dilindungi oleh Negara. “Sebenarnya sangat kurang pengetahuan agama mereka selama ini” tambah Basiron lagi.

Kembali ke Kampung

“Basrion bin Abdullah” demikian namanya dipanggil annouser pada saat Wisuda di Universitas Islam Antara Bangsa Malaysia (UIAM) , 11 Oktober 2014 yang lalu. Basiron berhak menyandang gelar Doctor Of Philosophy Arabic Lingustic. Pria 30 tahunan ini menyelesaikan S1 dan S2 nya di Madina.
BJ sengaja datang ke Gombak Kuala Lumpur, menyaksikan acara wisuda.

“Iya saya akan menetap di Vietnam” ujar Basiron. “Banyak hal yang akan diperbuat terhadap umat di tempat kelahiran saya”, tambah Doktor pertama dari Phan Rang, dan dialah satu satunya jurusan bahasa Arab di Vietnam saat ini.

Lembaga MUI dan Lembaga Halal

Belum ada lembaga seperti MUI di Vietnam, selama ini dibawah kendali oleh negeri Kamboja, membuat tekad Basiron semakin bulat bersama teman-teman sesama alumni Timur Tengah, akan membentuk Majelis Ulama Vietnam.
Terutama yang m10712786_946943041986434_8691932409019962405_nenyangkut dengan halal. Di Vietnam ada perusahaan mencantumkan sendiri logo halal, padahal makanan itu mengandung babi. Hal ini menjadi temuan BJ suatu ketika.

Pemerintah Vietnam, mulai membuka diri, baru dua tahun terakhir ini juga umat Islam diberikan izin mendapatkan pasport untuk belajar Islam di luar negeri, beberapa pelajar dari sana belajar di Batam. Perekonomian umat Islam mulai nampak menggeliat, BJ, beberapa kali mengunjungi daerah seperti Phan Rang, Tay Ninh, Cou Doc, pertanian disana bisa panen sampai tiga kali, anugra Ilahi melalui Sungai Mekong.
Rumah-rumah penduduk Islam pun mulai nampak di bangun yang baru. Begitu juga masjid, ada masjid yang dibangun oleh dua negara Indonesia dan Malaysia. (imbalo)

Catatan Perjalanan Dakwah: Kuala Lumpur-Kolkata-Assam-Bangalore-Kochi India


kolkataDi India Idul Adha Hari Senin

INDIA– Berangkat dari Kuala Lumpur tanggal 03/10 sekitar pukul 22.30 WSM dengan penerbangan low cost Air Asia AK63 ke Kolkata, hampir lima jam lamanya, hampir lima jam pula perbedaan waktu antara Indonesia dengan India.

Walaupun perbedaan waktu lima jam dengan Indonesia, India, hampir sama dengan waktu di Saudi Arabia, tetapi umat islam disana melaksanakan shalat Idul Adha pada hari senin tanggal 06 Oktober 2014. Sementara kita ketahui di Makkah pelaksanaan shalat idul qurban itu, pada hari sabtu tanggal 04 Oktober 2014.

Kolkata

Penggemar berat film India dahulu sebelum tahun 2001 hafal benar dengan nama Calkutta atau Kalkutta, “Antara Calkutta Bombay” satu nama judul film termasuk laris. Banyak kisah menarik dari kota dipinggir laut ini, sejak tahun 2001 berubah nama menjadi Kolkata, dibangun inggris sejak tahun 1690 hampir empat abad

10469044_10203067743236845_4990437644730150156_n

silam, masih meninggalkan tradisi makan sirih yang kental hingga sekarang.

“Suguhan itu acap kita dapat saat bertamu”. Ujar bang Zul Lebai Baron dari Yayasan Amal Malaysia Kedah.

Ibukota provinsi Bengala Barat ini sejak tahun 1833 sampai tahun 1912 adalah ibukota negara India. Kolkata didiami lebih dari 25 juta orang , warga muslimnya sekitar 50%, jauh lebih banyak dari penduduk muslim se-Malaysia, tetapi toh mereka adalah minoritas disana. Penduduk India hampir satu miliar orang banyaknya, negara terbanyak kedua di dunia penduduknya setelah cina.

“Bersama Yayasan Amal Malaysia tunaikan amanah sahabat2 dan adik beradik jalankan ibadah Qurban di Assam, India”.

1010815_10203067831359048_3037905156003296759_n

Tanggal 4/10/14 tiba di Kolkata Dari KLIA2 Setelah 4 jam 30 minit penerbangan. Penduduk Islam merangkumi hampir 50% Dari keseluruhan 25 Juta penduduk Ko

lkata. Walaupun di beritakan pemerintah mau menghalang ibadah Korban terutama lembu di

adakan, namun urusan jual beli lembu Dan kambing di adakan di Pasar

terbuka terutama di sekitar Masjid Nahkoda”. tulis Zul dan Adynor dari India kepada Buletin Jumat.

Masjid Tipu Sultan

Tipu Sultan, adalah nama Raja Muslim terakhir yang digelar Harimau dari Mysore. Raja ini meninggal diusia muda sekitar 49 tahun, karena mempertahan kan negaranya dari jajahan Inggris, Masjid yang diberi nama gelarnya itu salah satu masjid terbesar di India.

10415631_10203045387717971_5624362266398285853_n

Tak jauh dari masjid Tipu, terdapat sebuah hotel, Nakhoda namanya, kata ini pun tak asing bagi telinga orang melayu, dan sememangnyalah kota Kolkata terletak di pinggir pantai kota pelabuhan ternama dan terbesar di jamannya. Kolkata merupakan pusat industri goni dan tekstil, daerah pengekspor goni, teh, dan mika. Di kota ini terdapat Universitas tertua dan juga museum India. Catatan Perjalanan Dakwah : Ibadah Kurban di Kem Pengungsi BTAD Assam India

(disari Imbalo)

Catatan Perjalanan Dakwah : Ibadah Kurban di Kem Pengungsi BTAD Assam India


India-Assam-ferry-disaste-001

Assam India— Tanggal 05 Oktober perjalanan di lanjutkan dari Kolkata ke Assam, provinsi yang berbatasan dengan Cina, Buthan, Nepal, Bangla dhes, Myanmar ini terdapat tidak kurang 4.5 juta pengungsi di utara perbatasan dengan Buthan.   Catatan Perjalanan Dakwah: Kuala Lumpur-Kolkata-Assam-Bangalore-Kochi India

10480985_808980409142888_2980856710787681752_n

“Kem Boro Terotery Auto nomi Distrect (BTAD) jumlah keseluruhan 25 Kem, satu kem dihuni lebih daripada 50.000-100.000. Keseluruhan 4.5 Juta orang.” tulis Adynor.
10593036_10203078538706725_8832021097339523911_n

Assam hingga kini bergolak dan paling banyak pengungsi muslim. Tiba Di Guwahati Airport, Assam. Sdr Saiffur Rahman menjemput kami. Di Guwahati tak Ada Restoran Halal. Jadi terpaksa berlapik perut dengan capati Di Restoran Hindu.

Ibadah Kurban akan di adakan di Kokrajhar. Tapi rombongan bermalam di Goalpara dulu. Sepanjang tiga jam perjalanan, banyak kelihatan lembu-lembu yang di ternak.
10154993_10203079032359066_4090938350532400670_n

“Punya Hindu” ujar Saiffur Rahman. “Lembu di anggap Tuhan” Katanya. “Habis, bila tua, lembu tu di buat apa?” tanya Adynor. “Jual ke orang Islam” jawab Saiffur Rahman lagi. “Wah.. Tuhan pun kena jual” ujar Adynor.
10330318_10203079030679024_2753627871854675608_n

Tak kurang 70 ekor sapi dan 20 ekor kambing dipotong di kem BTAD itu.
1381942_10203078537146686_4933710869115314361_n (2)

“Ya, semua dari Yayasan Amal Malaysia negeri Kelantan, Perlis, Selangor, Kedah & MAPIM.” tulis Adynor lagi.

Kem pengungsi ini terdapat juga di perbatasan Assam dengan Myanmar Burma, Assam dengan Bangladhes. (*)