Mengunjungi Daerah Konflik


yala

YALA THAILAND– Yala nama sebuah provinsi di Selatan Thailand, ada dua lagi provinsi yang terus bergolak yaitu Patani dan Narathiwat, ke-tiga provinsi ini ingin memisahkan diri dari Thailand.
Pekan lalu (12/10) Buletin Jumat mengunjungi Yala, setelah sebelum nya dari Patani. Yala – Patani ditempuh sekitar 2 jam, dengan mini bus, ongkosnya 100 Bath.Ke-tiga provinsi di Selatan ini dulunya memang sebuah kerajaan Islam Patani. Jadi hingga kini pun di ketiga daerah itu, mayoritas penduduknya Islam, dan berbahasa melayu, logat Patani, seperti bahasa melayu kebanyakan orang di Kelantan Malaysia.1779198_948477485166323_2906521694664920985_n

Di Yala, ada sebuah markas Jamaah Tablig yang cukup besar.

Yala dan ketiga daerah bergolak itu hingga ke hari ini tidak dapat diakses oleh telepon genggam yang belum terdaftar, hp BJ telkomsel roaming pun tidak berlaku di ke-tiga daerah itu.Pagi itupun ada enam buah sekolah yang hangus terbakar.
“Entah siapa yang membakar, penjaga sekolah disuruh keluar oleh orang yang hendak membakar nya” ujar seorang teman menterjemahkan berita tayangan televisi lokal.
Tak lami kami di Yala, hanya ingin mengunjungi dan ziarah ke teman lama. Kota Yala masih seperti dulu, tak banyak yang berubah, jalan-jalan raya yang lebar, bak jalan tol, masih tetap penuh dengan sekatan, kawat berduri, timbunan pasir. Tidak hanya di persimpangan, di pertengahan jalan pun tentara dengan senapan laras panjang terhunus, terus memerik sa setiap kenderaan yang lewat.
Kami menuju Hatyai, Hatyai kota yang terus berkembang, jauh mengalah kan ke tiga daerah yang lain.
Nada sinis terdengar di kota ini terhadap umat Islam di ketiga daerah tetangganya itu. Hampir mirip dengan kota Xinjiang Urumqi di Cina sana, di Hatyai pun banyak pendatang dari utara bekerja dan berniaga, jadi kalau di Hatyai umat Islam menjadi minoritas.
Tak jauh dari Hatyai, sekitar satu jam perjalanan ada sebuah kota berbatasan dengan Malaysia, Padang Besar nama nya. Sama dengan Danok masih bagian Thailand kota ini berbatasan dengan Bukit Kayu Hitam Malaysia.
Banyak border perbatasan antara Malaysia dengan Thailand, mulai dari Perlis, Kedah, Kelantan dan Perak.
Malam itu kami menginap di Padang Besar, kedua daerah ini hanya dibatasi oleh kawat berduri saja. (imbalo)

Sosok Imam Bachroni Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah


Pemangku gelar adat Putra Kelana Jaya itu tak boleh berbuat demikian ujar Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Batam H. Imran AZ kepadaku lewat hp nya….. saat itu kami sedang menuju Masjid Raya Batam untuk melaksanakan sholat Jumat tanggal 28 Desember 2007….

Ada apa dengannya? ? ?  ternyata ada masalah soal lahan di Kabil  dengan Otorita Batam…. karena aku baru pulang Idul Adha dari Thailand dan Burma taklah mengikuti perkembangan di Batam…. kebetulan yang menangani lahan itu di OB adalah Imam Bahcroni …. H Imam Bachroni adalah Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Batam, Insinyur kelahiran Ponorogo ini orangnya kalem…. aku kenal dia belasan tahun yang lalu….  aktif di organisasi Muhammadiyah bukan hanya di Batam Indonesia saja malah untuk Asean…. saat aku ke Singapura, Malaysia dan Thailand pun banyak rekan sejawat yang menanyakan beliau… dan berkirim salam…. karena beliau acap menghadiri pertemuan Muhammadiyah Asean    

Kiprahnya untuk masyarakat Batam tidaklah sedikit…..pendirian  sekolah SMP, SMA Muhammadiyah di Batu Aji Batam, adalah bukti nyata hasil karyanya untuk anak bangsa…   dia tidak terpengaruh dengan hingar bingar perpolitikan di Batam…… dia bukan kutu loncat dan tidak memanfaatkan organisasi yang di pimpinnya untuk kepentingan pribadi dan sesaat , padahal kesempatan untuk itu terbuka lebar baginya. Banyak tokoh-tokoh Muhammadiyah di Batam yang terjun ke dunia perpolitikan sebut saja DPRD Batam priode pertama dari 30 orang anggota Dewan yang terhormat itu 18 orang adalah tokoh-tokoh Muhyammadiyah Batam….

Bukan hanya pendirian sekolah …. panti-panti asuhan sebagai amal usaha Muhammadiyah pun diurusnya…. sejak terbentuknya Pimpinan Muhammadiyah di Batam belasan tahun yang lalu beliau ikut menerajuinya…..

Itulah mungkin ….  yang membuat gerah Ketua LAM Batam H Imran AZ….. meskipun itu urusan pribadi katanya kepadaku …. tapi sosok Imam Bachroni sebagai Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah tak dapat dilepaskan begitu saja….  ujar Bang Imran demikian kami memanggilnya…

Sudah lah itu resiko pekerjaan ujar Imam Bachroni saat bertemu di Masjid Raya Batam selepas Sholat Jumat….. sudah di laporkan ke polisi…. biarlah polisi yang memprosesnya tambahnya……

Itulah sosok Imam Bachroni tokoh Muhammadiyah …………………….  

Bank Islam dan Makanan Halal


 imgp1905.jpg

Kalau di Indonesia tak heranlah banyak berdiri Bank Islam……. lebih 80 % penduduknya beragama Islam…….. di Chiang Rai Thailand Utara dengan penduduk 200 ribuan dan kaum muslim hanya 2.000 an disana ada berdiri Bank Islam…………… Di Provinsi paling Utara Thailand itu kegiatan kaum muslim sangat terasa…… tidak hanya Bank Islam yang ada banyak restoran yang di kelola oleh kaum muslimin maupun non muslim yang mencantumkan label Halal.

Di Bandara Chiang Rai misalnya terlihat beberapa gerai yang mencantumkan label halal, disana pun ada beberapa hotel yang di kelola oleh orang muslim. 

Sepanjang perjalanan dari Sadao kota paling Selatan hinggalah ke Mae Sai kota paling Utara di Thailand tidaklah sulit menemukan makanan berlabel halal. Ratusan Mini Market sepanjang perjalanan itu yang bermerek 7 Eleven barangan yang dijual seperti makanan ringan maupun minuman ringan keluaran produk Thailand telah berlabel halal.

September 2007 yang lalu kami  mengunjungi pusat halal center di Chulalongkorn University di Bangkok yang diketua oleh DR Winai Dahlan.. kepedulian pengusaha Thailand  mendaftarkan produknya untuk mendapatkan sertifikat halal perlu ditiru oleh pengusaha di Indonesia …….. meskipun disana mayoritas non muslim, karena  produk yang dihasilkannya tidak hanya untuk masyarakat Thailand sendiri.

Ratusan sample makanan dan minuman yang masih menunggu uji halal di laboratorium yang paling terlengkap di dunia itu ditunjukkan oleh DR Winai Dahlan kepada kami, dan telah ribuan jenis pula makanan dan minuman yang telah mendapatkan sertifikat halal dari Majelis Agama Islam Thailand, dan telah beredar di seluruh pasar di Thailand bahkan sampai ke Indonesia, Malaysi, Singapura bahkan ke manca Negara.                    

Bebas Visa Tidak Berlaku di Myanmar


imgp1850.jpg

Tanggal 20 Desember 2007 yang baru lalu kami 6 orang  berada di Thailand Utara dalam rangka Idul Adha 1427 H di Kota Mae Sai Provinsi Chiang Rai, Mae Sai berbatasan langsung dengan Myanmar (Burma).

Keluar dari Thailand di kantor imigrasi Mae Sai kami dimintai uang 100 bath perorang, pasport di tahan, kami di photo setengah badan dan kepada kami hanya diberikan photo copy an paspost  yang sebelumnya sudah di photo copy sndiri  berikut selembar kertas tertera nama2 kami berenam dan di kertas itu pula ada tertera stemple dan paraf petugas yang menerima uang kami tadi.

Kertas berikut photo copyan pasport dari petugas imigrasi Mae sai Thailand itu tadilah yang kami bawa ke kantor imigrasi Tachilek Myanmar.  Photo copyan pasport dari imigrasi Thailand tadi tinggal di kantor imigrasi Tachilek dan hanya selembar kertas bertuliskan nama-nama kami ber-enam yang diberikan. Dikantor imigrasi Tachilek kami diminta uang pula sebesar 500 bath perorang.

Banyak komentar yang diberikan tentang pungutan uang itu……salah seorang teman kami dari Malaysia mengatakan uang yang dikutip itu adalah untuk pribadi petugas disitu….lihatlah uang yang diterima hanya dimasukkan kekaleng bulat bekas biskuit…..seperti di warung-warung saja celetuknya…. seorang lagi mengatakan pemerintah junta militer tak peduli dengan bebas visa negara asean…… peraturan yang berlaku di Myanmar adalah sekehendak mereka yang berkuasa….. buktinya kalau pemegang pasport guru misalnya tak dikutip mereka……  kutipan sebesar 500 bath di Myanmar mungkin masuk akal karena sekarang yang berkuasa adalah junta militer, nah loh bagaimana kutipan 100 bath di imigrasi Mae Sai Thailand?………………..

Karena imigrasi Sadao Thailand yang berbatasan dengan Batu Hitam Malaysia kita tidak dipungut bayaran, demikian pula melalui bandara Suvarnabumi Bangkok.

Begitu pula saat kami pulang dari Tachilek kembali ke Thailand ……. ada beberapa orang teman yang membeli dan membawa barang yang memang banyak dijual di pasar Tachilek dan memang harganya rada murah…….. siap-siap pula dipunguti uang oleh petugas Bea Cukai di Tachilek……

Muslim Cina di Chiang Rai


keluarga muslim cina di perbukitan doi pha chang provinsi pha yao thailand utara

muslim cina di perbukitan doi pha chang provinsi pha yao thailand utara

Banyak artikel tentang Muslim Cina sudah di tulis, ini hanyalah sekedar pengalaman selama dalam perjalanan ke perbatasan Cina dengan Thailand.

Di Mae Sai salah satu kota di provinsi Chiang Rai Thailand Utara misalnya, Muslim Cina disana dipanggil Cin Ho… enggak tahu apa ada hubungannya dengan laksamana Cheng Ho,  kalau dari segi ekonomi mereka cukup berhasil,  banyak toko, restoran milik mereka,  disana pun ada beberapa Hotel yang dimiliki dan dikelola oleh Muslim Cina.

Baru-baru ini saya ke Chiang Rai.

Menurut buku Tuanko Rao oleh Mangaraja Onggan Parlindungan tidak sedikit peran Muslim Cina untuk Islam di Nusantara (Indonesia) terlepas dari kontroversi buku itu soal orang Mianang.

Kalau kita lihat di peta, Chiang Rai adalah bekas kerajaan Lana tempo dulu, letak kerajaan Lana itu tidak berapa jauh dari Yunan Cina Selatan. Sekarang pun dengan berkenderaan Bus dari Mae Sai ke Yunan bisa ditempuh selama 4 jam, tentunya melalui kota Ta Chi Lek di Provinsi Shan Burma (Myanmar sekarang).

Di bukit-bukit di sekitaran provinsi Chiang Rai, begitu pun di  provinsi Pha Yao masih banyak dijumpai muslim Cina. Mereka eksodus ke Thailand  karena alasan faham komunis yang dianut negara itu, disamping aqidah, juga dari segi keamanan dan ekonomi sebagai mana yang diceritakan oleh Ibrahim penduduk kampung Santisuk masuk Provinsi Pha Yao, saat kami bertemu dan berbincang bincang dengan nya.

anak - anak muslim suku hmong di thailan...........

anak - anak muslim suku hmong di thailan...........

San Ti Suk yang berarti kampung  yang sentosa atau kampung yang aman damai.  Banyak diantara mereka yang berkahwin dengan penduduk asli atau orang disana menyebutnya suku bukit yang berasal dari Hmong (mongolia?). Di bukit -bukit yang berhawa sejuk itu, mereka tetap teguh dalam Islam .

Sementara, kalau kita arah ke bukit-bukit sebelah Barat Chiang Rai, disana  banyak dihuni suku Aka,  disini pun terjadi perkawinan campur suku pendatang dengan suku asli. Seperti Bilal masjid An Noor di Mae Sai,  Haji Musa namanya , adalah Cin Ho dari Yunan berkawin dengan suku setempat dan memeluk Islam.

Demikian juga dengan Dai-Dai dari Thailand Selatan yang ditempatkan di perkampungan-perkampungan di perbukitan-perbukitan itu beristrikan perempuan-perempuan suku setempat.

Ustad Hasan (35) pria beranak empat ini mempunyai isteri dari suku Hmong,  adik beradiknya semua masuk Islam, malah telah ada yang kuliah di University Yala mengambil jurusan Bahasa Inggris, meskipun saat ini  orangtua mereka masih pagan diperbukitan sana.

Tentang bahasa, bahasa Melayu logat Thailand terutama dari Selatan (Patani, Yala, Narathiwat) agak aneh terdengar di kuping orang Indonesia, menyebutkan sore atau petang menjadi pete, malah kata Islam menjadi Isle, jadi kalau menyebut orang Islam menjadi ore Isle. Mungkin itu menyebabkan kata Cin Ho menjadi Cheng Ho wallauhu’alam.

Muslim Nusantara

Dari perbukitan di Tahiland yang memanjang sampai ke Cina sana, menyimpan banyak peristiwa, seperti Hun Sa si raja ovium dunia itu misalnya (sudah meninggal). Di  bukit Doi Pho  Chang  (dua gajah) tempat sarang komunis yang sangat sulit ditumpas pemerinta setempat,  pun bermaskas disana.

Chiang Rai provinsi paling utara di Thailand ini adalah tempat laluan orang yang berkepentingan ke Nusantara. Kalau ada waktu dan rezeki kaum Cina Indonesia pergilah ke sana.

Kaum Cina disana, mereka pandai berbahasa Arab, pasih melantunkan azan dan bacaan sholat,  menjadi pengurus masjid dan mereka memotong hewan qurban untuk yang duafa, bukan untuk roh jahat.

Yang lebih penting lagi mereka tidak marah dan malah bangga di sebut orang Cina  atau Cin Hoi. Tidak seperti di tempat saya di Batam dan umum nya di Indonesia , mereka lebih suka di panggil Tiong Hoa.

Muhammadiyah Internasional (Ustadz Abdul Wahab)


Ustadz Abdul Wahab dari Kulim Kedah Malaysia. Azamnya, Sungai Mekong nak tempat mandi junub dan berwuduk. InsyaAllah.

Ustadz Abdul Wahab dari Kulim Kedah Malaysia. Azamnya, Sungai Mekong nak tempat mandi junub dan berwuduk. InsyaAllah.

Sangat berbangga sekali terlihat pria 67 tahun ini menyebutkan, bahwa Surat Keputusaan pengangkatan nya menjadi pengurus Muhammadiyah International ditanda tangani oleh Din Syamsudin. sebagai mana diketahui Prof. Din Syamsudin adalah Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Pada 24 September 2007 yang lalu, bertepatan dengan bulan Ramadhan 1427 H,  kami berkesempatan mengunjungi rumah ustadz Abdul Wahab di Kulim Kedah Malaysia. Ustadz Wahab mempunyai lima orang anak, empat sudah berkeluarga yang seorang lagi bekerja di Kuala Lumpur

Di Rumah yang terbilang cukup besar itu pak Wahab tinggal berdua dengan sang isteri . Kami berlima,  anak beranak,  bermalam semalam dirumahnya.

Saat itu ustadz Wahab dalam keadaan sakit, Ia nya terkena stroke, untuk mengangkatkan kakinya saja, sungguh sulit, sholat pun ustazd Wahab hanya duduk diatas kursi, se-sekali dia melangkah dibantu dua tongkat yang diapit  diketiaknya. Iba hati melihatnya. Isteri ustadz Wahab Ummi Maemunah sungguh telaten merawatnya.

Program Kerja Muhammadiyah Internasional. 

Meskipun dalam keadaan sakit, dengan semangat  ustadz Wahab menjelaskan rencana kerja Muhammadiyah International yang dipercayakan kepadanya, dalam waktu dekat ini, yaitu tebar hewan Qurban bagi suku anak pedalaman  di Tahiland Utara sana. Ribuan kilo meter jauhnya yang harus ditempuh untuk mencapai wilayah itu. Ustadz Wahab mengajak kami untuk ikut berpartisipasi dalam acara Idul Qurban dimaksud.

Pagi, keesokan harinya kami melanjutkan perjalanan safari Ramadhan, Ustadz Wahab ikut mengantarkan kami ke Pulau Penang Malaysia, dari Kulim Kedah ke pulau Penang sekitar 40 menit dengan kereta (mobil). Di Pulau Penang kami bertemu dengan DR Halim dosen di UTM, yang juga sobat kami di Muhammadiyah.

Bus jemputan yang akan membawa kami ke Hatyai Thailand telah tiba, ustadz Wahab serasa tak hendak melepaskan kami pergi. “Sampai jumpa di bulan Desember InsyaAllah”  ucap ustadz Wahab terbata-bata, tak henti-henti ia menangis air mata mengalir di pipinya yang sudah mulai keriput itu. Dengan dipapah tongkat dia masuk kembali kedalam kereta (mobil) yang dikendarai isterinya Ummi Maemunah.

Hatyai salah satu kota di Provinsi Yala, terletak di selatan Thailand,  empat provinsi di selatan itu mayoritas penduduknya beragama Islam, seperti di Patani, Narathiwat, maupun di Songklah. Banyak pelajar dari sana menimbah ilmu di Indonesia, beberapa dari mereka menjadi pengurus Muhammadiyah di Thailand. Dan tergabung dalam Muhammadiyah Internasional.

Dari Hatyai dengan penerbangan murah perjalan safari kami lanjutkan ke Bangkok, di Bangkok kami  berjumpa dengan DR Winai Dahlan, pakar pangan yang terkemuka di Chulalongkorn University. DR Winai Dahlan adalah cucu dari pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dhalan.  DR Winai juga adalah Direktur Halal Center Thailand.

Empat bulan kemudian…………

Alhamdulillah,   15 Desember 2007 kami berjumpa lagi, saat melihat ku turun dari Bus, Ustadz Wahab sumringah. Dia rupanya sangat khawatir terhadapku, mungkin karena akulah satu-satunya orang Indonesia dalam rombongan itu, apalagi daerah Selatan Thai terus bergolak, Bom dimana mana.

Ustadz Wahab sengaja menungguku di stasiun Bus Hatyai Thailand, kali ini aku seorang diri  yang berangkat. Dari Batam Indonesia dengan Ferry ke Stulang Laut Johor Malaysia di tempuh sekitar 1 jam lebih. Sementara dari terminal Bus Larkin di Johor Bahru langsung ke Hatyai Thailand sekitar 15 jam perjalanan. berangkat selepas magrib tiba menjelang zuhur. Itu di hari biasa, kalau hari libur, sama seperti di Indonesia juga,  semua Bus penuh.

Dengan senyum khasnya ustadz Wahab memelukku. Tidak ada tongkat sama sekali, jalannya gagah dengan sepatu boat  dan celana jean serta baju kotak-kotaknya  persis seperti ranges, itu adalah seragam kesukaan ustadz Wahab. Bukan main semangat hidupnya.

Ciri ustadz Wahab lain adalah Jenggot panjang yang sudah memutih, mirip HO Chi Min.  Rangsel selalu dipunggungnya, ustazd Wahab perawakannya tinggi 175 cm.  Dia selalu mengatakan kalau orang tuanya berasal dari Kunmin provinsi Yunan China dan memang terlihat dari raut wajahnya,  matanya sipit, kulitnya putih,

“Tapi saya tak boleh bercakap cina, kholil” jelas ustadz Wahab dalam bahasa Arab yang memang dia fasih mengucapkkannya. Sembari senyum, ini dijawabnya bila ada orang yang akan bercakap cina dengannya.

Dari Hatyai kami naik bus menuju Bangkok, disana telah menunggu rombongan yang telah terlebih dahulu berangkat dari Pulau Penang Malaysia, maupun yang dari Thailand. Aku terlambat datang ke Pulau Penang. Dari Batam tanggal 14 Desember 2007 langsung ke Stulang Laut pelabuhan ferry Johor Bahru.  Dari Larkin terminal Bus di Johor Bahru ternyata sulit mendapatkan seat Bus yang akan menuju langsung ke Pulau Penang, apalagi langsung ke Hatyai. Sehingga aku mengambil jurusaan Bus “omprengan” ke Kuala Lumpur. Dari Kuala Lumpur tadinya diperkirakan masih bisa sempat naik Bus yang ke Pulau Pinang. Dalam keadaan normal JB – KL sekitar 4 jam saja,  tetapi sebelum sampai Kuala Lumpur di HaigWay Bandar Nila Bus yang aku tumpangi mogok.

Bandar Nila adalah tempat pelatih Karate Indonesia dibabak belurkan petugas Polsisi Diraja Malaysia beberapa waktu yang lalu itu,  aku menunggu Bus dari Johor sebagai pengganti Bus yang mogok, 5 jam lamanya,  sehingga sampai di Kuala Lumpur hari sudah menjelang subuh, sehingga aku tidak ke Pulau Penang lagi karena rombongan dari Malaysia sudah berangkat ke Thailand paginya. Terpaksa aku  langsung naik Bus dari Kuala Lumpur ke Hatyai Thailand.

Dakwah Ustazd Wahab……

Ustazd Wahab, telah berbelas tahun melaksanakan dakwah di pedalaman Thailand, sejak ianya  muda lagi. Hampir seluruh provinsi dan kota di Thailand telah dilaluinya dan banyak pula negara selain Thailand yang telah dikunjunginya. Hanya empat bulan sejak September hingga Desember 2007, karena sakit strok yang dideritanya membuat rungsing hatinya.

Hampir semua masjid, sepanjang perjalanan yang kami lalui untuk berhenti bersholat dari Selatan ke Utara tak ada jamaah dan imam masjid yang tak mengenal sosok ustazd Wahab, mereka semua kenal belaka. Itu yang membuat kagun terhadap sosok pedakwa yang satu ini.


Angan Ustd Wahab……Sungai Mekong tempat berwuduk dan Junub..

Penyembelihan hewan qurban dipusatkan di Pha Yao dan berjalan lancar,  perjalanan kami pun berjalan lancar, kepulangan rekan warga Thailand dipercepat 2 hari dari rencana semula 10 hari. Karena tanggal 23 Desember 2007 bertepatan dengan hari  pemilihan raya di Thailand. Rombongan dari Patani, Yala dan Naratiwhat pulang terlebih dahulu,  sementara sebagian rombongan  Malaysia pulang melalui udara.

Rombongan dari Malaysia yang pulang dengan Bus, sehari sebelum pulang ke Malaysia  mengunjungi beberapa masjid di Chiang Rai, ada beberapa masjid yang kami kunjungi,  termasuklah masjid yang dibangun dan dibina oleh Muhammadiyah Internasional, di masjid itu ditempatkan Dai untuk membina para muallaf.

Di masjid dimana ditempatkan ustazd Ahmad Siddiq misalnya, pemerintah setempat dalam hal ini pemerintah Thailand bagian Utara khususnya cukup akomodatif,  “Asal kita laporkan saja kegiatan kita kepada kerajaan” ujar ustazd Siddiq yang menjadi ketua di Madrasah yang ada disitu. Dia pun selalu diundang oleh kerajaan dalam hal-hal yang berkenaan dengan agama.

“Kita berdakwah haruslah santun dan bijak” ujar ustazd Wahab menimpali. “Banyak suku bukit yang mendiami perbukitan sejuk di Thailand Utara itu  belum tersentuh dakwah” lanjut ustazd Wahab pula.  “Kita memerlukan banyak Dai dan dana untuk itu” lanjutnya lagi

Tak terasa kami telah memasuki kawasan Golden Triangle (segi tiga emas) yang terkenal itu, disepanjang tepian sungai Mekong terlihat banyak bangunan resot, cafe dan restoran. Disitu pun banyak tempat perjudian. Sungai Mekong  adalah sungai yang menjadi perbatasan tiga negara, Thailand, Burma dan Laos. Sungai ini  panjang berkelok-kelok dari mulai China. Wilayah salah satu tempat transaksi ovium terbesar di dunia itu nampak terlihat jelas dari tempat kami berdiri terbuat dari kayu jati dengan tiang besar dan kayu  pilihan lainnya.

Sembari  menatap air yang agak keruh mengalir di Sungai Mekong yang membatasi ketiga negara itu, yang kini banyak berdiri tempat maksiat, ustadz Wahab meluahkan azamnya yaitu nak menjadi kan sungai Mekong tempat berwuduk dan tempat mandi junub, nantinya dikemudian hari ? Itulah azam dan mimpi ustazd Wahab.  “Bukankah Hunsa bisa juga mati” ?.kata ustadz Wahab menimpali.

Insayallah…….


Idul Adha di Myanmar tanggal 21 Desember 2007


imgp1683.jpg

Naseer, Myanmar,  ucapnya sembari menerima jabat tanganku, kami bertemu  disebuah restoran di perbatasan antara Chiang Rai Thailand dengan Burma tepatnya di Mae Sai kota paling utara Thailand. 

Naseer (35) tinggal di Tachilek Provinsi Shan Burma,  adalah kota yang berbatasaan langsung dengan Mae Sai tempat kami bertemu, kedua negara dan kedua kota ini hanya dipisahkan oleh aliran sungai yang lebar tidak lebih dari 10 meter, hilir aliran sungai ini mengalir ke sungai Mekong yang terkenal dengan Golden Triangle.

Di Mae Sai banyak restoran yang di kelola oleh muslim cina. Cinho …… demikian orang disana menyebutnya, sehingga keberadaan Naseer yang agak hitam kontras dengan pengunjung restoran tadi, karena memang Naseer adalah orang Myanmar keturunan dari Bengal.

Karena tahu kami akan ke Myanmar dengan senang hati Naseer memandu kami…. dia jugalah yang “menghalau” orang-orang yang menawarkan jasa dan barang, sesaat kami tiba di Tachilek …..

Kalau di Mae Sai (Thailand)….  Idul Adha pada tanggal 20 Desember 2007 ….. sementara di Tachilek (Myanmar) Idul Adha pada tgl  21 Desember 2007 ………………………… “Begitulah keputusan Majelis Ulama Rangon” jelas Naseer kepada kami.    Sementara kami sendiri di Pha Yao, salah satu provinsi di Tahiland yang berbatasan dengan Chiang Rai melaksanakan sholat Idul Adha tanggal 19 Desember 2007 ….. “Sebagaimana di Makkah” ujar Ustdz Yusuf  …. Menurut yang melaksanakan Idul Adha tanggal 19 Desember  2007 , ini berkaitan dengan wukuf di Arafah…. Puasa kami pun tanggal 18 Desember 2007 karena anjurannya demikian, “Puasa berkaitan dengan wukuf dan Idul Adha berkaitan dengan ibadah haji pula” ujar Babaji menambahkan. Di Indonesia (Batam) saya di kabarkan bahwa HTI melaksanakan Idul Adha tgl 19 Desember 2007 …..

Di Tachilek kami sholat zuhur jamak takdim, di masjid yang dibangun oleh muslim Cinho terlihat dari ornamen dan tulisan yang mendominasi di pintu dan dibeberapa tempat, tetapi sebagian besar jamaah di masjid itu adalah orang-orang dari keturunan Pakistan, bahkan imam masjid nya pun keturuan Pakistan.

“Tidak ada masjid Cina tidak ada masjid Pakistan” ujar Naseer membantah adanya anggapan adanya masjid Cina dan adanya masjid Pakistan …………… “Semuanya masjid Allah” tambahnya.

Karena kami tanggal 20 Desember 2007 ke Myanmar sehinggalah tak ada kegiatan qurban disitu…..   yang terlihat ramai adalah di Mae Sai……….. terlihat banyak rombongan orang membawa bungkusan hewan qurban di sepanjang jalan bahkan beberapa keluarga anak beranakmasih antri  menunggu selesainya dipotong dan dibagi-bagikan hewan qurban itu……………….. dan kesemua mereka itu bukanlah orang-orang Cinho..

Di Tachilek… banyak komunitas muslim, baik etnis cina maupun keturunan pakistan, apalagi banglades, bahkan di pasar Tachilek banyak pedagang asongan yang dapat berbahasa melayu dialek pattani….. tidak sedikit pula cinho yang dapat berbahasa melayu dialek pattani tersebut.  Hal-hal yang demikian pun menurut ustadz Wahab ada di Vietnam, Laos,  Kamboja, beberapa kali beliau mengunjungi daerah itu. Guru Daud asal Pulau Pinang menimpali “Saya baru kembali dari Philipina disana pun banyak orang dapat berbahasa melayu” ujarnya 

Begitulah …….. bisa jadi bahasa melayu menjadi bahasa persatuan di asia tenggara ini……… dan diharapkan pula Idul Adha pun bisa sama di rantau ini……………. Amieeen   

         

   

Ada Udaku yang tinggal di Batam


pahrian siregar | pahrian@gmail.com | percakburok.blogspot.com | IP: 202.95.130.172 horas uda… (mungkin bisa jadi ompung.. kalo martarombo yah :-)). ada udaku yang juga tinggal di batam, mungkin saling kenal kalian..
wah, terus menulis uda dan berbagi kebijakan pada kami yang muda-muda ini.
horas,   ian   Des 3, 8:00 AM

Ini juga korban tulisan dari  Siregar se Dunia,……………………… kalau si JH Hutasuhut  panggil aku tulang, si Pahrian Siregar ini, panggil aku uda, tak apelah kata orang melayu riau. Udamu dimana ian????…………..banyak kali kalau marga siregar di Batam, lebih banyak dari yang bermarga Hutasuhut,,,, sales-sales yang datang ke tempat kami menawarkan barang ada beberapa orang yang bermarga siregar.

Beberapa orang yang  lama di Batam, lebih dari empat puluh tahun, kalau orang lama di Batam pasti tahu toko Horas, yang punya adalah marga siregar, ada juga Bang Haji Mauli Siregar isterinya boru Pasaribu sudah meninggal kakak itu, Marga Siregar Pardermott ada beberapa orang, sekarang mereka sudah pada bermenantu. Ada lagi pensiunan angkatan laut, dipanggil abang regar  angkatan laut, udah pensiun dia. 

Adiknya toko Horas (regar toko horas udah meninggal) ada di batam tinggal dekat Batu Aji sana, anak adik-beradik mereka ada satu yang jadi pengacara di batam namanya Sutan J Siregar SH, isterinya boru Rangkuti anak mantan kepala desa bandar Selamat di jalan Letda Sojuno Medan.   

Ada juga temanku namanya Tindomora Siregar, tapi udah pindah dari Batam.  Beberapa kali dia datang ke tempatku, aku belajar dan bertanya bagaimana bikin BPR kepadanya, karena dia Kepala Bank Indonesia Batam.  Kenapa dia sering datang ke tempatku dan kami sering bercerita-cerita terutama selepas sholat jumat di masjid Raya Batam, Masjid raya Batam tak jauh dari kantornya, saat dia menjabat kepala BI di Batam, Ketua Asosiasi Pedagang Valuta Asing di Batam masuk penjara, ditutupnya cabang BNI di Mauritius, dan melorotnya pengiriman uang dari BNI Singapura ke Indonesia, kalah bersaing dengan remitance2 yang ada di Singapura. Tentang ini nanti akan kutulis tersendiri, dan udah kutulis sebagian di media lokal Batam (Batam Pos, Jawa Pos Group)

Batam kan dekat dengan Singapura, disana pun ada beberapa orang yang bermarga siregar, sering juga mereka datang ke Batam dan kamipun kesana kunjung mengunjungi, beberapa waktu yang lalu ada marga si regar meninggal di terminal keberangkatan kapal laut yang mau ke Belawan, anak-anaknya ada di Batam salah saatunya Ir Syafrial Siregar, isterinya orang Singapura boru Hutasuhut.

Yang doli-doli pun ada, usianya sudah kepala empat, mungkin pun hampir kepala lima, belum menikah, dia pernah jadi ketua Umum Ikatan Keluarga Batak Islam (IKBI) di Batam, marga siregar. Dekat sekali hubungannya ku tengok dengan Ibu Aida Ismeth Nasutian, isteri Gubernur Kepri (Ismeth Abdullah) yang sekarang.  Si mantan ketua umum IKBI ini panggil abang sama aku. Namanya Irvan Siregar. 

He he he he ………………………jadi blog ini sebagai mana kata anakku, yang mengajari aku bikin blog, bisa untuk apa saja termasuk cerita-cerita seperti ini ya ian. Aku tak jauh seperti kau juga, 30 an tahun tinggal di bumi melayu, banyak kisah suka dan duka, kau pun lama tinggal di Kalimantan.

Sekolah yang kami dirikan namanya Hang Tuah nama tokoh melayu, berdiri sejak  tahun 1991, meskipun kami orang Batak , kami berperinsip dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung. Aku harap engkau pun demikian juga. ……………………………………. semoga…………….         

Perlu Hati-hati untuk Cari Makanan Halal


imgp1896.jpg 

Ramkhamhaeng   Desember 2007  19:03:00
Perlu Hati-hati untuk Cari Makanan Halal

Bangkok-RoL–Bagi anggota kontingen maupun wartawan Indonesia yang beragama Islam, perlu berhati-hati untuk mencari makanan halal karena dimana-mana banyak makanan mengandung babi yang dalam bahasa Thailand disebut “moo”.Saking hati-hatinya, seorang wartawan Indonesia seperti dilaporkan Antara harus tanya sana sini sebelum mencicipi makanan karena tidak ada keterangan dalam bahasa Inggris yang menerangkan adanya kandungan babi karena tulisan Thailand mirip cacing.Salah satu kiat jitu adalah dengan hanya membeli nasi dan kemudian mengeluarkan bekal rendang yang dibawa dari Tanah Air, maka jadilah makan siang yang ditanggung halal.“Nggak apa-apa repot dikit asal aman,” katanya sambil mecicipi nasi Thailand yang dikenal pulen dengan rendang padang. pur

INI MUNGKIN SALAH SATU SOLUSINYA
Ini tulisan diatas aku copy dari Harian Republika. Karena tak pandai aku mau mengomentarinya, jadi ku copy paste aja.

Tentang makanan halal di Bangkok anda bisa pesan dari Hotel Regent di Ramkhamhaeng, hotel ini adalah salah satu hotel muslim, semua makanan yang disajikan di sana di jamin halal,  atau ke Pusat Halal Center,  di Chulalongkorn University direktur Halal nya adalah cucu H. akhmad Dahlan pendiri Muhammadiyah, bisa juga koq ke Islamic center di bangkok untuk menanyakan hotel mana saja dan restoran mana saja yang halal.

Mudah-mudahan berguna………………………………. 

Buka saja weblog kami di Yayasan Lembaga Konsumen Muslim Batam (YLKM) Batam

ariesaja.wordpress.com

Mau Aku Tunjukkan Bagaimana Cara Menggandakan Uang


minimarket.jpg Pengalamanku menggandakan uang, dan menurutku ini adalah legal tidak melanggar norma2  : 

  1. Aku punya uang tanggal 01 sebesar rp 21.000,- beli pulsa simpati elektrik nominal rp. 20.000,- dijual rp. 22.000,- pada tanggal 01 aku mendapat keuntungan rp. 1.000,-
  2. Tanggal 02 kubeli lagi rp. 21.000,- kujual rp 22.000,- untungku rp. 1.000,-
  3. Tanggal 03 kubeli lagi rp. 21.000,- kujual rp. 22.000,- untungku rp. 1.000,-
  4. Satu bulan 30 hari setiap hari aku untung rp. 1.000,- total untungku jadi rp. 30.000,- selama satu bulan
  5. Modal awal tanggal 01, rp 21.000,- tanggal 30, uangku menjadi rp. 51.000,-
  6. sebenarnya di hari ke 22 aku sudah bisa mendapatkan rp. 2.000,- perharinya karena modalku sudah menjadi rp. 42.000,-

Selanjutnya :

  1. Aku menjual rokok, Sampoerna 16, satu bungkus kebeli rp. 8000,- kujual rp. 8.500,- aku untung rp. 500,- , satu bulan 30 hari berarti aku dapat untung rp. 15.000,-  dari modalku sebesar rp. 8.000,-
  2. aku pun menjual permen berbagai merek , perbungkus kubeli rp. 3.500,- kujual perbutirnya rp. 100,-, akupun menjual manchis, kubeli perkotak rp. 18.000,- kujual per buahnya hanya rp. 500,- isinya 50 buah aku untung rp. 7.000,- (orang-orang menjualnya rp. 1.000,-/buah.

Yang kujual tidak hanya kartu simpati nominal harga rp. 20.000,- saja ada yang rp. 10.000,- , rp. 50.000,- ataupun yang seratus. Dan ada juga kartu As dari berbagai nominal harga yang kujual. Begitupun dari produk Indosat, Xl juga ada.Rokok pun yang kujual tidak hanya satu merk saja, ada Gudang Garam, ada Djie Sam Soe, Ardat, dan lain-lain merk.Tentunya anda bertanya dari mana modalnya, diawal – awal adalah uang dari gajiku sebulan. Tapi bisa juga dari pinjaman kartu kredit atau kartu Visa. Dan ini pernah kulakoni contohnya sbb :Kebetulan aku punya kartu kredit, untuk penarikan tunai rp. 1.000.000,- aku akan dikenai biaya rp. 100.000,- dan tambahan 3,8 sampai 4 % katakanlah demikian, jadi total satu bulan yang aku harus bayarkan ke Bank penerbit Kartu Visa itu sekitar sebesar rp. 140.000,-  dengan uang rp. 1.000.000,- aku belikan pulsa-pulsa tadi.

  • Simpati 10 harganya rp. 12.000,- sebanyak 10 pcs                         rp.  120.000,-
  • Simpati 20 harganya rp. 21.000,- sebanyak 20 pcs                         rp.  420.000,-
  • Simpati 50 harganya rp. 51.000,- sebanyak   2 pcs                          rp.  102.000,-
  • Simpati 100 harganya rp. 96.000,- sebanyak 1 pc                            rp.    96.000,-   

Sisa uangnya untuk membeli kartu As, karena yang paling laku adalah kartu simpati, jadi agak banyak kubeli, kira-kira seperti itulah komposisinya, meskipun tidak harus persis demikian.Lah …. jual nya dimana? pertanyaan ini banyak dikemukakan kepadaku, dan aku kan seorang pegawai kata temanku yang ingin memulai usaha.Untuk tempat atau lokasi penjualan pulsa, anda bisa sewa space di depan toko, meletakkan satu etelase kalau di tempat saya harganya sekitar rp. 500.000,-  dan untuk penjaganya 1 orang di gaji rp. 850.000,- . Biasanya untuk sewa tempat berfluktuasi dari rp. 300.000,- sampai rp. 500.000,-Jadi minimal pengeluaran anda sebulan adalah gaji pegawai ditambah sewa tempat yaitu sebesar rp. 1.350.000,- untuk itu harus ada paling tidaak 1.500  kali transaksi karena rata-rata pertransaksinya rp. 1.000,-  diatas etelase bisa dijual rokok dari berbagai merk dan juga permen.Untuk membeli rokok bisa dimulai dengan hanya 3 s/d 5 bungkus perjenis rokok yang banyak diminati orang sekitarnya, kalau membeli dari distributor mereka akan memberi potongan harga, meskipun hanya 3 bungkus.Lokasi penjualan bisa di depan rumah, malah lebih bagus apalagi lokasinya mendukung, seperti banyak komunitasnya. Untuk transaksi harus mempunyai Hp, bisa Hp pribadi dan bisa beli yang bekas sekitar rp. 300.000,- merk Nokia sudah cukup, untuk nomor biasanya diberi oleh dealer, untuk awal-awal memang kita harus bayar dulu tetapi bila sudah berlangganan, mereka yang akan datang mensuplai kita.He he he kalau dirumah bisa jadi retail loh seperti alfa mart, kenapa tidak.Sekarang pun aku telah menjual hampir 12.000 item barang. dari mulai mie isntan, gula kopi sampai ke alat tulis.Kenapa tidak mencoba………………………………….