YALA THAILAND– Yala nama sebuah provinsi di Selatan Thailand, ada dua lagi provinsi yang terus bergolak yaitu Patani dan Narathiwat, ke-tiga provinsi ini ingin memisahkan diri dari Thailand.
Pekan lalu (12/10) Buletin Jumat mengunjungi Yala, setelah sebelum nya dari Patani. Yala – Patani ditempuh sekitar 2 jam, dengan mini bus, ongkosnya 100 Bath.Ke-tiga provinsi di Selatan ini dulunya memang sebuah kerajaan Islam Patani. Jadi hingga kini pun di ketiga daerah itu, mayoritas penduduknya Islam, dan berbahasa melayu, logat Patani, seperti bahasa melayu kebanyakan orang di Kelantan Malaysia.
Di Yala, ada sebuah markas Jamaah Tablig yang cukup besar.
Yala dan ketiga daerah bergolak itu hingga ke hari ini tidak dapat diakses oleh telepon genggam yang belum terdaftar, hp BJ telkomsel roaming pun tidak berlaku di ke-tiga daerah itu.Pagi itupun ada enam buah sekolah yang hangus terbakar.
“Entah siapa yang membakar, penjaga sekolah disuruh keluar oleh orang yang hendak membakar nya” ujar seorang teman menterjemahkan berita tayangan televisi lokal.
Tak lami kami di Yala, hanya ingin mengunjungi dan ziarah ke teman lama. Kota Yala masih seperti dulu, tak banyak yang berubah, jalan-jalan raya yang lebar, bak jalan tol, masih tetap penuh dengan sekatan, kawat berduri, timbunan pasir. Tidak hanya di persimpangan, di pertengahan jalan pun tentara dengan senapan laras panjang terhunus, terus memerik sa setiap kenderaan yang lewat.
Kami menuju Hatyai, Hatyai kota yang terus berkembang, jauh mengalah kan ke tiga daerah yang lain.
Nada sinis terdengar di kota ini terhadap umat Islam di ketiga daerah tetangganya itu. Hampir mirip dengan kota Xinjiang Urumqi di Cina sana, di Hatyai pun banyak pendatang dari utara bekerja dan berniaga, jadi kalau di Hatyai umat Islam menjadi minoritas.
Tak jauh dari Hatyai, sekitar satu jam perjalanan ada sebuah kota berbatasan dengan Malaysia, Padang Besar nama nya. Sama dengan Danok masih bagian Thailand kota ini berbatasan dengan Bukit Kayu Hitam Malaysia.
Banyak border perbatasan antara Malaysia dengan Thailand, mulai dari Perlis, Kedah, Kelantan dan Perak.
Malam itu kami menginap di Padang Besar, kedua daerah ini hanya dibatasi oleh kawat berduri saja. (imbalo)
Filed under: catatan harian | Tagged: agama, catatan harian, Dunia Islam, etika, hukum, indonesia, internasional, islam, Jalan-jalan, Lain-Lain, Malaysia, opini | Leave a comment »