Syirik di Sekitar Kita


Informasi tak benar, abad ke 19 Hijriah tertulis di dinding perigi pulau Air Raja

Informasi tak benar, abad ke 19 Hijriah tertulis di dinding perigi pulau Air Raja

gapura, pintu masuk ke perigi, perigi tertutup dengan selayar warna kuning, ada bangunan beratap tilux warna biru sumbangan dari orang Singapura, entah apa maksudnya perigi itu diselayari warna kuning.

gapura, pintu masuk ke perigi, perigi tertutup dengan selayar warna kuning, ada bangunan beratap tilux warna biru sumbangan dari orang Singapura, entah apa maksudnya perigi itu diselayari warna kuning, sumur zam-zam saja tak seperti itu.

Toha, Lurah Pulau Air Raja, kelurahan di Kecamatan Galang Batam Kepulauan Riau ini mengaku tak tahu menahu tentang usia sebenar dari sumur (perigi)  yang dipasang atap dan di dinding dengan kain warna kuning. Sebagai Lurah dia hanya meneruskan saja dan memperbaharui tulisan lama yang memang sudah ada.

Ada dua perigi terdapat disitu,  sesaat setelah kita tiba di pelantar Pulau Air Raja hendak ke kantor kelurahan disebelah kanan jalan agak mendaki. Perigi itu kini di fungsikan sebagi tempat mandi manda, mencuci pakaian pun disitu. Perigi sebelah atas sepertinya tak dipakai,  ditutupi dengan kain warna kuning, dan ada bangunan beratap genteng tiluk. “Itu sumbangan dari orang Singapura, mereka yang meminta agar dibuat seperti itu”ujar Lurah Toha, menjelaskan karena terlihat perigi itu seperti makam  yang dikeramatkan.

KISAH PERIGI AIR RAJA

“Kisah ini bermula pada masa kerajaan Bintan di perintah oleh seorang Raja bernama Datuk Munsang Arafah. Pada Hari Jumat 1 Rabiul Awal 19 Hijriah, Datuk Munsang Arafah berlayar dari Bintan menuju Johor Lama Malaysia. Datuk Raja Munsang Arafah menggunakan perahu kebesaran raja yaitu perahu Lancang Kuning. Dinamakan Lancang Kuning karena perahu dan layar memakai warna Kuning. Dalam perjalanan itu terdapat pula Tengku Putri Siti Hawa, Datuk Amansyah, Panglima Ali Tengku Jakfar dan 2 orang kembar Datuk Raja Munsang Arafah yaitu , Puteri Srikandi dan Putri Cahaya Nilam, Datuk Syahbandar dan 30 orang pengawal raja. Dalam perjalanan menuju Johor Lama Malaysia, perahu Lancang Kuning menghadapi badai yang cukup besar, sehingga perahu tersebut terdampar di sebuah pulau, pulau itu tak ada penghuninya. Setelah 3 hari 3 malam terdampar, Raja-raja serta seluruh pengawalnya kehabisan air minum, lalu sebagian raja tersebut dan pengawalnya mencari air minum, namun setetes airpun tak dijumpai. Maka setelah itu kelima raja berdo’a dan bermohon kepada Allah Yang Maha Kuasa, sebagai pemimpin do’a tersebut, Datuk Raja Amansyah, maka dipahatnya batu, Batu yang dipahat mengeluarkan mata air, lalu digali dan dipahat sebanyak 2 perigi. Perigi di kiri diberi nama Putri Srikandi di kanan Putri cahaya Nilam. Setelah 3 hari 3 malam di pulau tersebut, Datuk Syahbandar, Tengku Jakfar, Panglima Ali dan 30 orang pengawal melanjutkan perjalanan ke Johor Lama Malaysia dan yang tinggal di pulau itu Datuk Raja Munsang Arafah dan Tengku Raja Siti Hawa, Datuk Armansya dan kedua putri kembar Putri Srikandi dan Putri Permata Nilam. Namun malang menimpa Perahu Lancang Kuning tersebut tidak sampai ke Johor Lama Malaysia, karena perahu Lancang Kuning karam di perairan ujung Utara Pulau Bintan yang dikenal sekarang Tanjung Lagoi. Datuk Munsang Arafah beserta keluarganya tetap di pulau itu hingga akhir hayatnya. Sehingga pulau itu berubah dan diberi nama Pulau Air Raja, bermakna tempat raja memperoleh air minum. Di kolam tempat raja mandi diberi nama Kolam Raja, Kedua tempat tersebut  masih ada, hanya perigi raja saja yang telah dibenahi pada tahun 2004”.

dscf0704Penasaraan dibuat pak Lurah Pulau Air Raja, pak Lurah itu adalah mantan Kepala SMP Negeri di Pulau tersebut,  Aku buka-buka wikipedia,

Kesultanan Johor yang terkadang disebut juga sebagai Johor-Riau atau Johor-Riau-Lingga adalah kerajaan yang didirikan pada tahun 1528 oleh Sultan Alauddin Riayat Syah, putra sultan terakhir Malaka, Mahmud Syah. Sebelumnya daerah Johor-Riau merupakan bagian dari Kesultanan Malaka yang runtuh akibat serangan Portugis pada 1511.

Pada puncak kejayaannya Kesultanan Johor-Riau mencakup wilayah Johor sekarang, Singapura, Kepulauan Riau, dan daerah-daerah di Sumatera seperti Riau Daratan dan Jambi.

Buku-buku aqidah untuk pak Lurah

Buku-buku aqidah untuk pak Lurah

Sebagai balas jasa atas bantuan merebut tahta Johor Sultan Hussein Syah mengizinkan Britania pada 1819 untuk mendirikan pemukiman di Singapura. Dengan ditandatanganinya Traktat London tahun 1824 Kesultanan Johor-Riau dibagi dua menjadi Kesultanan Johor, dan Kesultanan Riau-Lingga. Pada tahun yang sama Singapura sepenuhnya berada di bawah kendali Britania. Riau-Lingga dihapuskan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1911.

Pada tahun 1914, Sultan Ibrahim, dipaksa untuk menerima kehadiran Residen Britania. Dengan demikian Johor efektif menjadi koloni Mahkota Britania.

Johor menjadi salah satu negara bagian Malaysia ketika negara itu didirikan pada 1963.

salah satu masjid di Pulau Air Raja, mihrab masjid ini tak sesuai dengan arah kiblat, sama seperti masjid Kauman Jogjakarta.

salah satu masjid di Pulau Air Raja, mihrab masjid ini tak sesuai dengan arah kiblat, sama seperti masjid Kauman Jogjakarta.

Ketidak benaran data yang ada di Pulau Air Raja terlihat pada saat perigi digali di tahun 19 Hijriah, manalah mungkin pak Lurah kataku, Nabi Muhammada SAW wafat 13 Hijriah , beliau Lahir 571 M, sekarang sudah 1429 Hijriah, berarti sumur Raja ini telah berusia 1410 tahun kataku lagi.

Kesultanan Johor berdiri sekitar 500 tahun yang lalu. Di Pulau Air Raja tak susah akses internet, di Pulau itu pun telah berdiri SMA Negeri 6 , malah menurut pak Lurah Toha sudah 6 angkatan lulusan dari sana.

Pada kesempatan itu pun di masjid aku serahkan buku-buku yang kudapat saat di Makkah , salah satu nya buku tentang aqidah, semoga berguna.

Sejarah

Riau-Lingga pada awalnya merupakan bagian dari Kesultanan Malaka, dan kemudian Kesultanan Johor-Riau. Pada 1811 Sultan Mahmud Syah III wafat tanpa pewaris. Dalam sengketa yang timbul Britania mendukung putra tertua, Husain, sedangkan Belanda mendukung adik tirinya, Abdul Rahman. Traktat London pada 1824 membagi Kesultanan Johor menjadi dua: Johor berada di bawah pengaruh Britania sedangkan Riau-Lingga berada di dalam pengaruh Belanda. Abdul Rahman ditabalkan menjadi raja Riau-Lingga dengan gelar Sultan Abdul Rahman Muadzam Syah.

Pada tanggal 7 Oktober 1857 pemerintah Hindia-Belanda memakzulkan Sultan Mahmud IV dari tahtanya. Pada saat itu Sultan sedang berada di Singapura. Sebagai penggantinya diangkat pamannya, yang menjadi raja dengan gelar Sultan Sulaiman II Badarul Alam Syah. Jabatan raja muda (Yang Dipertuan Muda) yang biasanya dipegang oleh bangsawan keturunan Bugis disatukan dengan jabatan raja oleh Sultan Abdul Rahman II Muadzam Syah pada 1899. Karena tidak ingin menandatangani kontrak yang membatasi kekuasaannya Sultan Abdul Rahman II meninggalkan Pulau Penyengat dan hijrah ke Singapura. Pemerintah Hindia Belanda memakzulkan Sultan Abdul Rahman II in absentia 3 Februari 1911, dan resmi memerintah langsung pada tahun 1913.

Blog Malaysia Yang Menghina Nabi itu Telah Dihapus.


Blog tu dah pun di hapus, begitu banyak nya flag untuk minta penghapusan blog yang sempat disiarkan oleh TV3 Malaysia itu, bloger asal Malaysia yang memuat  32 postingan pada tanggal 26 Desember 2008,  berpuluh gambar dan karikatur menghina Nabi telah pun di hapus oleh blogspot.

Nopember lalu blog yang menamakan lapotuak, bulan ini Adibahahmad.blogspot.com.

Blog telah dihapus

Maaf, blog di adibahahmad.blogspot.com telah dihapus. Alamat ini tidak tersedia untuk blog baru.

Apa harusnya blog Anda ada di sini? Bacalah: ‘Saya tidak bisa menemukan blog saya di Web, jadi ada di mana?