Catatan Haji : Tersedak Karena Dahak, Laporan Untuk Pak Menteri Agama


Lebih dari 200 orang jamaah haji asal Indonesia  sampai tanggal hari ini Ahad (21/12) yang meninggal dunia di Makkah, paling banyak diakibatkan oleh gangguan saluran pernafasan.

Pernahkah anda flu dan batuk berdahak yang dahaknya belum mau keluar masih tersangkut di kerongkongan?. Mantan Almarhum presiden Suharto contohnya, dahak yang menumpuk di kerongkongannya itu yang membuat susah pengobatannya karena dahak itu banyak mengandung virus. Almarhumlah dia sesudah itu.

Hotel di Madinah jauh lebih bagus dari di Makkah, namun demikian kamar kapasitas untuk dua orang dijejali enam orang selama lebih sepekan mebuat suasana tak nyaman, lain hal kalau hanya 1 dua hari saja. Tularan virus akan lebih meningkat.

Hotel di Madinah jauh lebih bagus dari di Makkah, namun demikian kamar kapasitas untuk dua orang dijejali enam orang selama lebih sepekan membuat suasana tak nyaman, lain hal kalau hanya 1 dua hari saja. Tularan virus akan lebih meningkat. di Makkah pemondokan di huni berjejal-jelal lebih dari 20 hari, mana lokasi dari Harom paling dekat 3 kilo meter.

Jamaah Haji Indonesia di Makkah tinggal lebih dari 20 hari, dari 40 hari prosesi ibadah haji, jadi pantas kalau lebih banyak yang meninggal di Makkah daripada di Madinah, di Madina paling lama 9 hari karena mengejar arbain, sebelum berangkat ke Makkah bagi gelombang satu dan dari Madinah ke Tanah air bagi gelombang 2.

Batuk & Flu adalah penyakit yang paling mendominasi jamaah haji asal Indonesia, hari ini  (sabtu 20/12) dikabarkan Menteri Agama Maftuh Basyuni baru melihat – lihat pemondokan jamaah kita bersama isterinya, berita ini saya baca di koran-koran.

Pak Maftuh, tahukah anda bahwa ruangan yang dipakai di pemondokan yang paling bagus sekali pun tidak layak untuk tempat tinggal? ruangan yang hanya 3 x 3 meter itu terkadang di jejali oleh 6 orang jamaah.

Satu orang jamaah yang sakit batuk dan flu menular lah keseluruh jamaah. Pak Menteri Agama yang terhormat, tahukah anda bahwa Air Condition (AC ) yang digunakan diruang pemondokan di hampir seluruh pemondokan yang ada di Makkah maupun di Madinah itu adalah AC buatan tahun 70 an, masih menggunakan AC window di Indonesia saja negara yang misikin AC demikian sudah jarang sekali di pakai sejak akhir awal tahun 2000 an.

Pak Menteri yang katanya sedih dan menangis melihat pemondokan setelah lebih 600 orang yang meninggal akibat batuk dan flu, menurutku batuk dan flu itu penyumbang terbesar penyeberannya adalah dari AC yang terpasang di pemondokan, siapa yang mau membersihkan filter yang sangat-sangat sederhana bentuknya itu  apalagi kamar di pemondokan itu hanya dihuni oleh ibu-ibu tua dari kampung pak Maftuh sana yang tak pernah bepergian dan lagi  di Indonesia saja AC jenis itu sudah jarang dipakai, kami sudah memakai AC split yang filternya sudah memakai anti flu virus burung malah.

Aku pun tak melihat jenis AC ini dipasang di kantor Depag di Jakarta, apalagi di rumah pak Menteri. Tanya kan lah wahai pak Menteri kepada orang yang ahli per- AC -an tentang hal  ini sudah kutanyakan.

Pak Menteri yang terhormat, tahukah anda, sebelum berangkat jamaah haji Indonesia sudah di suntik dengan serum anti batuk dan flu oleh dokter di PIH dengan membayar rp 150.000,-  tetapi toh disana di tanah suci, mereka-mereka yang disuntik itu tetap terkena serangan batuk dan flu. Bayaran ini di terima langsung oleh sang Dokter yang menyuntik diluar suntikan meninghitis yang diwajibkan.

Aku pernah tersedak susah bernafas karena dahak yang tersangkut di kerongkonganku belum juga mencair, aku terpaksa istirahat di kamaar, mau dipadamkan AC waktu itu ruangan jadi sumpek, panas dan berbau, pakai AC juga repot, lumayan kalau pemondokan ada akses jendela ke luar bisa membuka jendela. Kutahankan pergi ke luar kayaknya lebih nyaman, kutelan pil  Mixagrif  batuk & flu yang kubawa dari Indonesia, bukan obat yang disediakan oleh dokter kesehatan kloter, Alhamdulillah mixagrif itu cukup ampuh.

Petugas kesehatan jamaah haji, mereka pun ikut prosesi ibadah haji, karena memang belum pernah haji, ironisnya lagi kepala kesehatan haji di tempat kami dokternya non muslim, apa yang dia tahu tentang suasana kesehatan haji itulah depag.

Petugas kesehatan jamaah haji, mereka pun ikut prosesi ibadah haji, karena memang belum pernah haji, ironisnya lagi kepala kesehatan haji di tempat kami dokternya non muslim, apa yang dia tahu tentang suasana kesehatan haji itulah depag.

Tahukah pak Menteri bahwa hampir semua kamar-kamar di pemondokan itu baru di cat? Karena baru di renovasi, debu masih dimana-mana,   Cobalah pak Menteri kirim tim anda Tim Litbang atau tim apalah namanya memeriksa akibat cat dan akibat filter AC, apa saja virus yang ada di ruang pemondokan itu.

Solusinya bukan membatasi usia orang yang mau ke Makkah, Dzolim namanya itu pak Menteri, karena  banyak lebih tua jamaah haji india dan pakistan yang ke Makkah, terkadang lebih enak selesa (nyaman)  tidur di luar daripada di dalam pemondokan, dengan teman yang sudah terserang batuk dan flu kita pun jadi bisa terkena batuk dan flu.

Maunya anda pak Menteri tidur bersama kami diruang yang seharusnya dua , tiga orang terus anda jejali menjadi enam  dan delapan orang, terkadang disitu memasak dan sisa makanan dan handuk basah bekas mandi dan pakaian kotor yang belum dicuci tergantung dimana-mana.

Lagian pak Menteri yang terhormat, kenapa begitu lamanya jamaah haji kita di Makkah lebih dari 20 hari, ketika aku tanyakan kepada yang bertugas di sektor, lamanya di Makkah bukan lah karena harus banyak berdoa di Harom tetapi karena menunggu jadwal penerbangan.

Pramugari dan pramugara Saudi Arabia Airlines (SAA) orang siam  (non muslim) yang dikerudungi, karena pesawat yang membawa jamaah haji indonesia di charte oleh SAA dari Phuket Air Thailan, hanya cat luar pesawat itu saja yang dicat SAA, kalau alasan penerbangan jamaah haji indonesia tidak harus 40 hari lebih melaksanakan ibadah haji, kita bisa pakai penerbangan lain tidak hanya Garuda dan SAA.

Pramugari dan pramugara Saudi Arabia Airlines (SAA) orang siam (non muslim) yang dikerudungi, karena pesawat yang membawa jamaah haji indonesia di charter oleh SAA dari Phuket Air Thailand, hanya cat luar pesawat itu saja yang dicat SAA, kalau alasan penerbangan jamaah haji indonesia tidak harus 40 hari lebih melaksanakan ibadah haji, kita bisa pakai penerbangan lain tidak hanya Garuda dan SAA.

Dulu mungkin bisa alasan itu, sekarang embarkasi penerbangan sudah banyak Aceh, Medan, Batam  untuk Sumatera kenapa mesti harus sekali saja penerbangan seharinya, yang kulihat bukankah  pesawat Saudi Arabia Airlines yang membawa kami pergi dari Batam pun hanya di cat luarnya saja seluruh asesories di Kabin pesawat masih terlihat jelas kalau itu pesawat Phuket Thailand, malah pramugarinya non muslim , orang Siam yang dikerudungi. Lucu dan kasihan melihatnya terkadang kalau lagi membungkuk punggungnya terlihat dan kerudungnya terjatuh.

Banyak lagi masaalah yang perlu kutulis dan kusampaikan ke pada pak Menteri AmirulHaj yang terhormat. Nanti kulanjutkan lagi.