Caleg Suara Terbanyak Siapa Takut


Hem…   akhirnya MK mengeluarkan putusan, yang antara lain isinya  penetapan calon  anggota legislatif (caleg) dipilih berdasarkan suara terbanyak.

He he he……….. aku jadi senyum – senyum , karena kemarin saat pulang dari Nagoya aku masih mengomentari salah satu baliho yang terpasang cukup besar, mungkin juga paling besar, “koq pede sekali ya ibu itu, no urut 9 berani bersaing”  gumamku.  Padahal baliho itu dipasang jauh-jauh hari sebelum ada penetapan MK tentang suara terbanyak, malah empat orang rekan si ibu itu yang satu partai karena dipasang di nomor sepatu mengadukan ke pimpinan pusatnya, dan bawak-bawak nama organisasi massa lagi.  Karena kebetulan dia jadi Ketua ormas yang terbesar kedua  anggota  paling banyak di Indonesia.

Pemilu lalu ada ketua partai, kedua terbesar perolehan kursinya di legislatif, sang ketua memang dipasang di nomor urut satu nomor jadi, meskipun suara  yang diraupnya jauh dibawah nomor urut dua, sang ketua tetap melenggang menjadi anggota dewan. Tahun ini pun sang ketua di pasang di nomor urut satu,  kalau  pemilu lalu dia di tingkat kota,  sekarang di tingkat provinsi,  itulah sebabnya aku jadi tambah-senyum – senyum …………

“Kenapa pak koq senyum-senyum terus” tegur anakku,  aku tak menjawab, aku jadi ingat saat disahkan daftar caleg tetap, masuk sms ke HP ku, yang menyatakan ada 63 % caleg di Kepri yang non muslim. Dalam sms itu pun disebutkan sekian persent dari caleg non muslim itu nomor jadi.

Aku menangkap fenomena ini intinya yang namanya orang muslim sebisa mungkin tak mau  wakilnya orang non muslim,  tapi apa mau dikata , kan hampir semua partai yang ikut pemilu menyatakan partai terbuka.

Kemarin pun saat ramai di koran-koran baik lokal maupun nasional salah seorang ketua partai yang sedang berkuasa tingkat provinsi ketangkap di hotel bersama perempuan dan narkoba, sang caleg nomor urut sepatu senang bukan kepalang, kiranya si nomor urut satu caleg dari partai itu adalah konco dari sang ketua yang ketangkap. “Tak susah bagi kami untuk memproses dia (caleg nomor satu), kalau saja sang ketua sudah didemisionerkan”  ujar si caleg nomor sepatu  itu,  rupanya dia lebih lama di partai itu ketimbang  si caleg nomor satu  yang mantan wartawan Kompas  perwakilan Batam ini.

Banyak cerita jadinya, belum lagi soal setoran uang yang sudah sempat diberikan untuk penempatan nomor jadi, tapi bagus lah dengan adanya keputusan dari MK ini ke khawatiran segolongan umat Islam pun agak dapat diatasi, yaitu tadi tak usah pilih caleg dari partai  yang tak seaqidah, dan pilih saja caleg yang seaqidah.   Begitu mungkin kepada rekan yang mengirimiku sms kekhawatiran banyak nya caleg non muslim di kepri, di bumi melayu ini, melayu yang identik dengan Islam. Tapi aku mikir-mikir lagi apa iya demikian? . Karena aku bukan ahli politik lho.