Hanya beberapa jam saja mabit di Musdalifah, serakan sampah tampak dimana-mana, pemandangan ini akan terlihat saat kita melalui Musdalifah ke esokan harinya sepulang dari Masjidil Haram setelah selesai melaksanakan tawaf Ifadah menuju Mina kembali.
Sampah juga berserakan sepanjang jalan dari Masjidil Haram menuju ke Mina, mungkin karena pada saat itu banyak sekali tenda-tenda jamaah yang tidak terpasang di pemondokan.
Sebelum hari Nahar dan di hari Tasyriq para jamaah (bukan dari Indonesia), mereka sudah memasang tenda disepanjang jalan itu.
Ini juga yang membuat mengapa kenderaan roda empat apalagi bus susah bergerak, konon pula mobil tangki air yang chasisnya cukup panjang, jadi bersiap-siap lah anda di pemondokan tak mendapat supplay air atau terlambat karena kemacetan ini.
Saat masuk kepemondokan selesai Nafar Awal (12 Zulhijjah) di jalanan, sepanjang – panjangnya jalanan mulai dari perbatasan Mina sampah menumpuk dimana mana.
Begitu pula bau anyir darah dari hewan sembelihan, terkadang masih terlihat onggokan daging dan kepala hewan seperti unta di pinggir jalan.
Sambil tersenyum Izarwan petugas sukarelawan di Daker Makkah menjelaskan besok sudah bersih semua, dan memang saat bangun pagi, tak terlihat lagi sampah – sampah yang berserakan.
Tak ada lagi botol plastik di jalanan. Puluhan mungkin ratusan armada mobil sampah dikerahkan. Boleh tahan mereka menangani sampah.
Filed under: agama, berita, budaya, cari duit, catatan harian, dakwah, Dunia Islam, etika, Haji, hukum, indonesia, internasional, islam, kesehatan, Lain-Lain, lowongan kerja, masjid, opini, pariwisata, Peluang Usaha, pemerintah, Pendidikan, prilaku, sejarah, Sosial, umum, ziarah |
Tinggalkan komentar