KETUA NU DAN PIMPINAN MUHAMMADIYAH TERTUKAR DI THAILAND


tentara.jpg

Tentara Thailand lagi Patroli di  kota Yala Thailand Selatan Nopember 2007 bertepatan dengan Ramadhan 1428 H.

Gara-gara membaca Detikcom 28 Maret 2008 pukul 18.55 wibb, jadi ingin menulis tentang tertukarnya kedua tokoh ini. Sebagaimana ditulis oleh Fitraya Ramadhanny, dengan judul RI Siap Bantu Damaikan Konflik Thailand Selatan. Dalam gambar terlihat Presiden SBY dengan Perdana Menteri terpilih hasil pemilu Desember 2007 lalu, Samak Sundaravey sedang berjabat tangan.

Yang dibicarakan tentang kiprah NU dan Muhammadiyah yang telah banyak membantu perdamian di Thailand Selatan, Indonesia pun siap membantu perdamaian kata Menteri Luar Negeri Indonesia Hasan Wirayuda.

Menurut Menteri Luar Negeri Hasan Wirayuda NU dan Muhammadiyah memang sudah terjun langsung memediasi perdamaian umat muslim di Thailand Selatan, kerjasama ini siap  ditingkatkan menjadi level government to government.

Sementara dalam jumpa pers bersama Presiden SBY dan PM Samak Sundaravey, Samak menyampaikan terima kasih  secara khusus kepada NU dan Muhammadiyah “Saya berterimakasih atas kerja sama pendidikan untuk pemuda Muslim di Thailand Selatan” kata Samak.

Prof. Din Syamsudin Jadi Ketua NU, KH Hasyim Muzadi Pimpinan Muhammadiyah

Desember 2007  yang lalu, YLKM Batam berkunjung ke Thailand naik mini Bus selama 3 hari tiga malam, mulai dari Provinsi Yala di Selatan Thailand hinggalah Provinsi Chiang Rai di Thailand Utara. Puluhan Provinsi yang dilalui, di Thailand ada 76 Provinsi.  Saat itu lagi musim kampanye di sana, sebagaimana kita ketahui Samak terpilih menjadi Perdana Menteri yang baru, PM Samak nota bene masih kolega dari mantan PM Thailand Thaksin yang ditumbangkan oleh Jenderal Shonti.

Begitu besarnya pengaruh NU dan Muhammadiyah, dalam membantu mengatasi konflik di  Negara Gajah Putih itu, dibuatlah oleh Pemerintah Thailand sebuah buku rangkuman kunjungan tokoh-tokoh Islam ke Thailand dalam tiga bahasa, yaitu Inggris, Arab, dan dalam bahasa Thailand sendiri tentunya.

Tokoh dan ulama dari Timur Tengah tak terkecuali ada tercantum dalam buku yang cukup lux itu (full color) . Mungkin mereka kurang mengenal siapa KH Hasyim Muzadi dan Prof Din Syamsudin. Lagian siapa yang peduli gambar – gambar di buku yang dibuat dalam masa kampanye itu salah. Kebetulan saja di Baca YLKM Batam. Yang pentingkan di dalam buku itu  ada tokoh Islam dari Indonesia.

Foto Prof Din Syamsudin terpampang di dalam buku itu menjadi Ketua NU dan sebaliknya Foto KH Hasyim Muzadi menjadi Pimpinan Muhammadiyah. Bukan hanya sekali, karena buku itu ditulis dalam 3 bahasa, setiap bahasa mencantumkan gambar dan keterangan serta kata sambutan dari masing-masing tokoh yang ada di dalam buku itu.

Buku itu tersebar di komunitas Islam yang ada di seluruh Thailand, menunjukkan begitu “peduli”nya pemerintah Thailand yang sekarang dengan Islam. Tapi kalau benar-benar terjadi seperti itu bagus juga ya…..

DOM DI THAILAND SELATAN

masjid.jpg

Nick Naseer Presiden Youth Muslim Asosiation Thailand (YMAT) baju merah, berbincang dengan YLKM Batam dan turunan ke 13 Raja Pattani, juru kunci masjid (pakai songkok putih) diberanda masjid tua yang telah berusia 400 tahun, disitu terjadi tragedi berdara puluhan muslim tewas tertembak tentara Thailand di era pemerintahan Thaksin

Di awal Bulan Nopember 2007 pun YLKM Batam ke Hatyai Thailand saat itu bulan Ramadhan 1428 H, YLKM  menyaksikan gundukan karung goni diperempatan perempatan jalan, di tempat-tempat strategis di tiga Provinsi di Thailand Selatan yaitu Yala, Pattani dan Naratiwat, sementara di Provinsi Songklah dan lainnya tak terlihat. Hanya sekatan sekatan pemeriksaan yang terlihat di beberapa ruas jalan. Tetapi mangkin ke Utara di puluhan Provinsi yang lain di Thailand hal seperti di ketiga Provinsi yang ada di Selatan tidak terlihat. Tetapi seorang ustaz di Mae Sai mati tertembak. Mae Sai terletak di Provinsi Chiang Rai, berbatasan dengan Miyanmar Burma.

Di Masjid Tua yang sudah 400 tahun, tak beratap, masih dalam wilayah Provinsi Pattani,  terlihat didinding masjid yang tidak diplaster itu  bekas-bekas peluru yang ditembakkan dan menewaskan puluhan  orang yang sedang berlindung di dalamnya. Disamping masjid itu diseberang jalan terlihat  gundukan – gundukan karung goni berisi pasir, dibalik gundukan itu siap siaga  beberapa orang tentara.

Kondisi  ini persis sama saat YLKM Batam ke Aceh tahun 1996 saat menghadiri Muktamar Muhammadiyah, tentara dimana-mana. Di Thailand Selatan pun tentara dimana – mana berpatroli, baik yang berjalan kaki maupun dengan kenderaan bermotor roda empat.

Pertengahan Maret 2008 masjid di Bom beberapa orang tewas. Sampai kapan kondisi seperti ini di Thailand Selatan? , Benar-benarkah Pemerintah Thailand ingin mengakomodir keinginan umat Islam di Thailand?