Jimly Asshiddiqie di Mataku


Jimly Asshiddiqie, jadi ingat tahun 1996, saat itu Muktamar Dewan Masjid Indonesia (MDI) ke IV di Jakarta, Jimly adalah salah seorang kandidat calon ketua DMI, tapi yang terpilih saat itu DR Sudarmaji dari Depag. Di Lobi saat akan pemilihan ketua Jimly tampak tenang, duduk agak disudut ruangan, kans untuk menang ada karena saat itu Jimly menjabat salah seorang dari wakil ketua priode sebelumnya.

Pria yang lahir di Palembang tahun 1956 ini lama tak terdengar beritanya setelah itu, dan namanya berkibar lagi setelah dia memimpin Mahkama Konstitusi (MK).

Pasti beliau tak ingat aku, karena aku yang mendatangi beliau saat duduk di sudut ruangan, waktu itu pagi harinya di pintu hotel telah tergeletak lembaran kertas yang tertulis nama-nama pengurus DMI yang akan dipilih, dan nama Jimly Asshiddiqie tak tercantum disitu. Dan aku menanyakan hal itu kepada nya. Senyum penuh arti jawabannya.

Cukup berhasil di MK di priode kepemimpinannya, untuk priode selanjutnya Mahfud MD yang memimpin menjadi ketua MK, pantas kalau Jimly mengundurkan diri. “Lha wong pak mahfud itu NU dan pak Jimly kan Muhammadiyah” kata temanku yang ikut membaca komentar di detik.com tentang alasan pengunduran diri Jimly, sambil terkekeh, lagian lebih baik beliau mengundurkan diri, kasih kesempataan sama ketua yang baru, malah kalau pak Jimly masih disitu pak Mahfud bisa grogi, tambah teman itu lagi.

Mudah2an saja pak Jimly jadi ketua MA menggantikan Baqir Manan yang mau pensiun. Tapi Jimly yang kutahu tidak ngoyo mencari jabatan.