Kasus Dana Bantuan Sosial Batam : Tatang Sutarna Dilepas Anak Yatim di Bandara


sebagian pengurus asosiasi panti asuhan (aspan) kota Batam

sebagian pengurus asosiasi panti asuhan (aspan) kota Batam

Dana Bantuan Sosial (Bansos) Batam, belum ada kemajuan. Sejak “kepergian” Tatang Sutarna kamis (20/05) yang lalu, hingga ke hari ini belum juga ada panggilan ulang kepada tersangka, padahal sebelum nya salah seorang pegawai pemko Batam bagian keuangan telah di panggil sebanyak 3 (tiga) kali. Tak diindahkan, mungkin karena Tatang Sutarna yang saat itu masih menjabat Kajari Batam tak lama lagi akan di mutasikan ke Jakarta.

Bermacam komentar tentang Tatang yang hanya beberapa bulan saja menjabat sebagai Kajari Batam. “Tak pantas rasanya kita tak melepas beliau” tulis  Marthin Langi dalam sms nya kepadaku.

Sehingga jadilah pada pagi hari kamis sekitar pukul 7.30 wibb kami bergegas ke Bandara. “Yang mana yang sempat sajalah” ujarku , karena tak semua anak panti yang dapat melepas kepergian Tatang , maklum sebagian anak anak asuh masih ujian dan bersekolah.

Dengan dua Suzuki Carry kapasitas masing-masing 16 orang kami berangkat ke Bandara Hang Nadim. Dua anak lagi masih tertinggal karena tak muat di Carry, kunaikkan di mobil Toyota Rush. “Sudah sampai dimana” tanya bu Marthin Langi dalam handphone nya, karena memang saat itu hari telah pukul 8 pagi.

Setiba di affron terlihat mantan Kajari itu berdiri dekat pintu masuk, sebagian anak anak asuh binaan ibu Marthin Langi mengelilingi beliau, anak anak dari mobil carry  berhamburan menyalami beliau. Kertas karton bertuliskan “SELAMAT JALAN PAK TATANG” dibentang mereka. Terlihat mantan Kajari Batam itu tertegun, mungkin dia tak menyangka kami akan datang, sebenarnya jauh sebelum nya kami juga akan datang ke Kejaksaan , mensuport beliau dalam mengusut dana bansos yang diselewengkan itu. Tetapi atas permintaan petinggi Batam “Doa bersama Anak Yatim” di depan Kejaksaan Negeri Batam tanggal 19 Arpil 2010 batal kami laksanakan.

Tak berapa lama terlihat Kajari Batam yang baru datang bersama  dengan staff kejaksaan lainnya, belasan orang banyaknya. “Pak Ade juga punya panti asuhan lho di Bandung” ujar pak Tatang kepada kami.  Pak Ade Kajari yang baru ini terus menyalami dan disalami anak anak asuh yang ada disitu. Pesan untuk pak Ade agar meneruskan pengusutan Dana Bansos ini kami utarakan disitu disaksikan pak Tatang dan jaksa-jaksa lain nya serta beberapa orang pengurus panti yang hadir saat mengantarkan pak Tatang ke Jakarta.

Dibawah ini kutipan dari koran Batam Pos.

Sedih Dilepas Anak Yatim

Di tengah upaya untuk membongkar kasus korupsi dana bantuan sosial (bansos) tahun 2009 senilai lebih dari Rp3 miliar, Tatang Sutarna dicopot dari jabatannya sebagai Kajari Batam. Ia digantikan Ade Eddy Adhyaksa. Tatang pun meninggalkan Batam dengan penuh haru. Kenapa?

Sejak pagi, sekitar 70 anak yatim dari beberapa Panti Asuhan di Batam telah menunggu mantan Kepala Kejaksaan Negeri Batam Tatang Sutarna, yang akan meninggalkan Batam karena masa tugasnya di Batam berakhir.

Anak-anak tersebut menunggu dengan sabar untuk melihat Tatang sebelum benar- benar meninggalkan mereka. Bagi pengurus dan anak-anak panti asuhan di Batam, Tatang dinilai sosok yang berani mengungkap dugaan kasus korupsi jatah bantuan untuk mereka.

”Dari sekian banyak pejabat hanya Pak Tatang saja yang berani mengungkap korupsi, terlepas kelemahan dan kekurangannya. Dia tetap manusia biasa, tapi kami tetap menghargai upayanya selama ini,” ujar Reni Elfira, pengasuh Panti Asuhan Hang Tuah Batam, Bengkong di Bandara Hang Nadim, Kamis (20/5).

Saat Tatang sampai di bandara, anak-anak tersebut langsung menyalami dengan penuh rasa haru. Tatang tampak terkejut. Ia tak menyangka dilepas oleh anak-anak yatim. Ia pun mengatakan pada anak-anak tersebut agar bersabar dan tabah.

”Mudah-mudahan hak kalian akan tetap kalian nikmati, saya juga berpesan agar Pak Ade melanjutkan kasus ini,” ujar Tatang coba menenangkan anak-anak itu.

Tak berapa lama, Tatang masuk ke bandara karena segera akan terbang ke Jakarta. Sambil melambai-lambaikan tangan pada anak-anak, mata Tatang tampak berkaca-kaca. Bahkan bulir air matanya sempat jatuh, namun langsung ia usap dengan tangan.

”Doakan saya,” kata Tatang dengan raut muka sedih, menahan tangis, karena belum sempat ia menyelesaikan kasus bansos.

Para pengurus panti asuhan berharap, pengganti Tatang akan benar-benar mengusut tuntas kasus bansos. Sehingga harapan anak-anak tidak akan sirna.

Mereka juga mengatakan akan menggelar zikir dan doa di halaman Kejaksaan bila kasus tersebut tidak ditangani serius oleh pengganti Tatang. ”Kami hanya berharap agar hak kami bisa kami nikmati,” tambah Reni.

Saat ini, anak-anak panti asuhan hanya bisa berharap-harap cemas menunggu tindakan nyata dari Ade. Tindakan yang akan membuat para koruptor tidak bisa tidur nyenyak di istananya.

Sementara anak yatim harus menahan lapar dan dingin di gubuk yang menjadi tempat berteduh mereka. Karena harus diakui masih banyak Panti asuhan yang belum mempunyai tempat yang layak sebagai tempat tinggal bagi anak-anak yatim.

Upayanya untuk mengungkap korupsi yang melibatkan pejabat di Pemerintahan Kota Batam bisa jadi  mandek di tengah jalan. ”Gimana lagi, pimpinan telah mengeluarkan SK agar saya bertugas ditempat lain, walau berat harus saya jalani,” ujarnya. ***