Berita – Berita Hari Ini Disekitar Ujian Nasional


Di Bandung

Fasli Jalal: UN Ulangan Sama Dengan UN Utama


Bandung – Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal menyatakan kredibilitas UN Ulangan yang akan diselenggarakan pada 10 hingga 14 Mei mendatang itu setara dengan UN Utama. Ia pun meminta para siswa yang mengulang untuk tidak merasa cemas akibat harus mengikuti UN Ulangan.

Hal itu dikatakan Fasli kepada wartawan usai menghadiri Peresmian RS Pendidikan Unpad, Jalan Eyckman, Selasa (27/4/2010). “UN Ulangan ini sama kredibelnya dengan UN Utama, ijazahnya juga sama,” ujar Fasli.

Ia pun berharap para siswa yang belum lulus pada UN Utama agar mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menghadapi UN Ulang. “Kalau tidak menyiapkan diri, ya bisa enggak lulus juga. Bisa gagal disini,” tambahnya.

Lebih lanjut Fasli berharap pihak sekolah seperti kepala sekolah dan guru, serta orang tua siswa dapat memberi dukungan positif pada siswa tersebut.

“Saya berharap ada program pengayaan di sekolah. Guru, kepala sekolah dan orang tua juga memberi dukungan, sehingga siswa tidak perlu cemas meski mereka harus mengulang,” paparnya.

Dijelaskan Fasli, UN Ulang hanya dilakukan pada mata pelajaran yang nilainya jatuh saja. Penyelenggaraan UN untuk tiap mata pelajaran pun telah dibuat.
“UN Ulang dilaksanakan hanya untuk pelajaran yang jatuh saja, harinya sudah ditentukan,” terangnya.

(tya/dip)

Di Jakarta

Nah, Ini Dia Pelajaran yang Mengganjal Kelulusan UN

Republika OnLine » Pendidikan » Berita

JAKARTA—Sungguh ironis hasil Ujian Nasional (UN) tahun ini. Selain tingkat kelulusannya menurun, mata pelajaran yang mengganjal kelulusan ternyata Bahasa Indonesia. Selama ini, kebanyakan murid sekolah justru khawatir dengan pelajaran matematika yang dianggap jauh lebih sulit dibanding Bahasa Indonesia. Lebih ironis lagi, murid jurusan bahasa menjadi ‘korban’ terparah karena tidak mampu mengerjakan soal Bahasa Indonesia.

Dari 1.475 siswa jurusan bahasa, sebanyak 919 siswa atau 62,26 persen tidak lulus karena Bahasa Indonesia. Begitu juga, dari jurusan IPS yang tidak lulus karena Bahasa Indonesia juga banyak, yakni 9.200 siswa atau 37,87 persen dari total 24.290 siswa. Sementara itu, sebanyak 3.980 siswa IPA atau 28,37 persen siswa IPA tidak lulus Bahasa Indonesia dari total 14.031 siswa.

Menteri Pendidikan Nasional, M Nuh, mengaku tidak mengetahui alasan yang menjadikan pelajaran Bahasa Indonesia menjadi penyebab kegagalan siswa dalam UN. “Justru itu yang sedang kami dalami kenapa. Ironisnya, jurusan bahasa itu yang mengulang Bahasa Indonesia 62 persen,” ujar dia, pada konferensi pers di Kantor Kemendiknas, Jakarta, Selasa (27/4).

Kata dia, murid yang tidak lulus UN tidaklah bisa untuk dikatakan sebagai murid bodoh. Fungsi ujian dalam dunia pendidikan, menurut dia, adalah untuk mengetahui kemampuan para murid.

Di Papua

Walah,,, Siswa di Papua 100 % Tak Lulus UN

JAYAPURA – Tiga kabupaten di Papua dinyatakan tidak lulus 100 persen dalam pelaksanaan Ujian Nasional (UN). Namun Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Provinsi Papua, James Modouw enggan menyebutkan nama kabupaten yang siswanya tidak lulus 100 persen.

“Saya tidak bisa menyebutkan kabupaten dan nama sekolahnya karena dikhawatirkan akan menimbulkan diskriminasi dan menyudutkan kabupaten itu,” ujarnya pada wartawan di Jayapura, Senin (26/4/2010).

Yang jelas lanjutnya, tiga kabupaten ini berlokasi di wilayah pegunungan dan merupakan kabupaten pemekaran lama. Meskipun dinyatakan tak lulus, James mengatakan para siswa tersebut masih berkesempatan untuk mengikuti ujian kedua yang rencananya akan dilaksanakan 23 Mei 2010 mendatang.

“Tapi pelaksanaan ujian kedua itu tidak menjadi jaminan bagi para siswa yang tak lulus untuk bisa diluluskan. Sebab kita mengejar kompetensi siswa dan bukan hanya nilai,” terang dia.

Sementara itu, untuk tahun 2010 ini, tingkat kelulusan di Papua
mengalami penurunan dibanding tahun yang lalu. Untuk SMA/ SMK menurun sekitar dua persen, pada 2008/2009 86,20 persen sedangkan pada tahun ini 84,59 persen. Untuk peserta Ujian pada tahun ini 20.032 peserta.

(teb)

Berita Terkait: Ujian Nasional

Di Gresik

GRESIK–Tingkat kelulusan Ujian Nasional (UN) SMA sederajat di Kabupaten Gresik lebih baik, bila dibandingkan dengan tahun lalu. Jika tahun lalu yang tidak lulus mencapai 259 siswa, tahun ini hanya 46 siswa dari 14.152 peserta.

Data Dinas Pendidikan Gresik, ke-46 siswa yang tidak lulus tersebut terdiri dari, peserta SMA jurusan IPA 3112 tidak lulus ada 6 siswa. SMA IPS dari 2380 peserta, 5 diantaranya tidak lulus.

Kemudian peserta dari Madrasah Aliyah (MA) jurusan Bahasa dari 336 peserta ada 13 yang tidak lulus, IPA ada 2 peserta yang tak lulus dari 1.094 poeserta, IPS pesertanya 1.746 ada 10 peserta yang tidak lulus. Khusus SMK yang diikuti 5.293 peserta yang tidak lulus terdapat 10 peserta.

Kepala Dinas Pendidikan Gresik Chusaini Mustas mengatakan, dibanding tahun 2009, jumlah siswa yang tidak lulus tahun ini menurun. Tahun lalu peserta UN tingkat SMA/MA dan SMK di Gresik yang tidak lulus UN sebanyak 259 siswa. Dari 5.618 siswa SMA yang ikut UN yang tidak lulus 73, dan dari 2.970 siswa Madrasah Aliyah yang tidak lulus 174.

“Saat itu bahkan ada satu bahasa sekolah yang siswanya tidak lulus yakni mencapai 118 siswa Madrasah Aliyah Mambaus Sholihin program Bahasa,” terang Chusaini Mustas Senin (26/4)

Karena itu, lanjut Chusaini Mustas, pihaknya bersyukur kelulusan peserta UN tahun ini meningkat. Hal itu diiringi dengan menurunnya siswa yang tidak lulus hingga tinggal 46 orang.

“Meskipun demikian, kami tetap mengevaluasi siswa yang tidak lulus pada UN tahun ini. Harapan kami sejak awal adalah seluruh peserta UN lulus semua. Kalau ada yang tidak lulus, itu menjadi PR bagi kami untuk melakukan evaluasi,” terang Chusaini Mustas.

Sementara itu pengumuman kelulusan UN di SMA Negeri 1 Kebomas disambut gembira. Begitu mendapatkan lulus 100 persen, mereka bersujud syukur dan mengumpulkan seragam yang dikenakan. Selanjutnya seragam tersebut disumbangkan ke salah satu yayasan panti asuhan.

Mereka mengawalinya dengan do’a bersama. Selanjutnya, ratusan siswa mengumpulkan seragam dan diberikan ke koordinator siswa, Kharis Singgih, pelajar kelas XII. Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kebomas, Edii Wahyudi mengatakan, pihaknya mendukung langkah siswa menyumbangkan seragam ke yayasan panti asuhan.

“Untuk keberhasilan, hal itu merupakan  keberhasilan seluruh guru, siswa dan juga orang tua,” jelasnya.

Bukan hanya itu, SMA Negeri 1 Kebomas tersebut juga menelorkan seorang siswa jurusan Bahasa masuk peringkat delapan se-Jawa Timur. Dia adalah Linda Astri Dwi Wulandari. Putri pasangan Sun’an dan Sundari meraih nilai total 52,10. Diantaranya Bahasa Indonesia mendapat 8,40; Bahasa Inggris 9,00; Sastra 8,50; Antropologi 8,00 dan Bahasa Asing 9,20

Daftar Kolektif Hasil Ujian Nasional Tahun 2010 SMA Hang Tuah Batam


Dua siswa dari Jurusan IPA yang tak lulus, dan harus mengikuti ujian ulang pada tanggal 10 – 14 Mei 2010. Cukup tinggi nilai mereka berdua 44,70 padahal jauh dibawah nya dengan nilai 34.60 malah lulus.

Hal ini dari 6 (enam)  nilai mata ujian yang diujikan Kimia , mereka berdua hanya mendapat nilai 3.50 , sementara nilai bahasa Inggris dan matematika diatas 9. Fisika dan Biologi  diatas  8 dan tujuh.  (lihat tabel).

Jadi seperti Dentri Septiani dan Sudarmanto , mereka berdua hanya akan ujian ulang mata pelajaran Kimia saja.

Tidak seperti tahun lalu (2009/2009) semua mata pelajaran meskipun diatas yg di syaratkan harus di ulang semua.

Persentase Kelulusan Ujian Nasional Tahun 2010 SMA/SMK/MA di Beberapa Kota


PENGUMUMAN UN

Nilai Tertinggi SMAN 68 Rata-rata 9,43

KOMPAS IMAGES/DHONI SETIAWAN
Siswa meluapkan kegembiraan atas kelulusan mereka dengan aksi semprot cat di halaman SMA Negeri 26, Tebet, Jakarta Selatanm Senin (26/4/2010). Dari 213 siswa di SMA ini sebanyak lima siswa dinyatakan tidak lulus.

JAKARTA, KOMPAS.com – Prestasi nilai akademik tertinggi siswa-siswi SMAN 68 dalam menempuh ujian nasional (UN) berhasil dicatatkan oleh Juniarto Jaya Pangestu. Siswa jurusan IPA itu berhasil mencapai total nilai dan rata-rata tertinggi di sekolahnya dalam menempuh UN.

Juniarto berhasil mencapai nilai total 56,60 dari enam mata pelajaran yang diujikan dalam UN. Dengan kata lain, Juniarto berhasil mencapai nilai rata-rata 9,43 untuk setiap mata pelajaran.

“Juniarto menjadi siswa dengan nilai tertinggi di jurusan IPA sekaligus di SMAN 68 dengan mencapai total nilai 56,60. Saat ini dia juga sudah terdaftar dan diterima di Kedokteran UI,” kata Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan Sipana, Senin (26/4/2010).

Sipana menjelaskan, sebagai salah satu sekolah unggulan dan favorit di DKI Jakarta, SMAN 68 memang menargetkan nilai rata-rata yang cukup tinggi bagi siswa-siswinya.

Selain Juniarto di jurusan IPA, nilai tertinggi untuk jurusan IPS di SMAN 68 berhasil mencapai nilai total 53,45 yang diraih siswi bernama Nurana Sekar Lestari. Dari enam mata pelajaran, Nurana meraih nilai total 53,43 atau nilai rata-rata mencapai 8,908.

Prestasi Nurana merupakan nilai tertinggi jurusan IPS di SMAN 68, yang juga membuka kelas internasional dengan kurikulum Cambridge ini. Nilai angka sempurna alias nilai 10 juga cukup banyak diraih siswa siswi di SMAN 68.

Sipana menyebutkan, untuk mata pelajaran matematika saja, ada 11 siswa yang berhasil meraih nilai mutlak sempurna. “Ada delapan anak dari IPA yang dapat nilai 10 untuk matematika. Sementara yang dari IPS ada tiga yang dapat 10,” tuturnya.

Meski ada nilai tertinggi seperti diraih Juniarto dan Nurana, namun SMAN 68 pada tahun ajaran ini juga belum terbebas dari angka ketidaklulusan siswa.

Tahun ini, jumlah siswa yang gagal dalam UN mengalami peningkatan. Sipana mengatakan, siswa yang gagal lulus UN tahun ini mencapai 11 orang, naik dari tahun lalu yang hanya satu siswa. Dari ke-11 siswa tersebut, sembilan di antaranya berasal dari jurusan IPA dan dua dari IPS.

“Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan tidak lulus. Misalnya dari psikologis, karena kebanyakan yang gagal ini justru dari siswa yang cerdas,” tuturnya.

Ia mencontohkan, beberapa siswa yang tidak lulus di SMAN 68 justru malah mendapat nilai nyaris sempurna di sejumlah mata pelajaran lainnya. “Ada yang nilai matematikanya dapat 9,75 tapi gagal karena biologinya dapat nilai 2,00,” tuturnya.

Republika OnLine » Pendidikan » Berita

JAKARTA–Menteri Pendidikan Nasional, Mohammad Nuh, meminta kepada para orang tua dari siswa yang belum lulus ujian nasional tingkat SMA dan yang sederajat agar tidak risau. Ia menyatakan siswa yang gagal bisa mengulang ujian itu pada 10-14 Mei 2010.

Kesempatan mengulang diberlakukan baik untuk siswa tak lulus di salah satu maupun seluruh mata pelajaran ujian nasional (UN) 2010.  Hal itu disampaikan menteri saat melantik Rektor Unversitas Ngeri Jakarta (UNJ) Prof Dr Bedjo Sujanto, MPd di Jakarta, Senin (26/4).

Mendiknas menyatakan optimistik bahwa siswa yang gagal dalam UN SMA 2010 akan dapat lulus. Pasalnya, sebagian besar atau 64 persen siswa yang gagal UN 2010 hanya dalam satu mata pelajaran, seperti dalam mata pelajaran bahasa Indonesia dan Biologi.

Oleh karena itu, ia meminta kepala sekolah agar siswa yang belum lulus pada UN SMA 2010 mempersiapkan diri dan belajar tentang mata pelajaran yang tidak lulus pada UN tersebut. Minimal mereka harus mendapat nilai 5,5.

Menurut Mendiknas, siswa yang tidak lulus UN SMA dan yang sederajat pada UN 2010 turun empat persen dibanding 2009. Proses belajar di sekolah tidak optimal, kesadaran siswa kurang dan terkesan santai, faktor sarana dan prasarana belajar seperti buku dan guru di sekolah yang belum memadai masih menjadi penyebab.

Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) kata Nuh, akan melakukan evaluasi dan analisis tentang jenis mata pelajaran yang gagal dikerjakan oleh sebagian besar siswa gagal terkait letak sekolah dan wilayahnya. Hasil evaluasi akan digunakan Kemendiknas dalam kebijakan seperti memberikan pelatihan untuk mata pelajaran yang gagal dikerjakan siswa.

“Jadi orientasi UN bukan hanya sebagai tolok ukur kelulusan siswa,” ujar menteri. “Tapi sebagai pemetaan sekolah, yaitu untuk mengetahui dan memberikan intervensi kebijakan penguatan terhadap sekolah-sekolah di mana saja yang mata pelajaran UN belum mampu diserap siswanya,” imbuhnya memaparkan.

Ketika ditanya tentang sejumlah SMA seperti SMAN 112 Jakarta dan SMAN 78 Jakarta yang belum mengumumkan hasil UN karena sebagian data siswa “hilang”, Kemendiknas akan mengecek ke tempat pemindaian data di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan Kepala Dinas Pendidikan Pemprov Jakarta.

Sebelumnya, sedikitnya tiga SMA di Jakarta, pada Senin (26/4) seperti SMAN 112, SMAN 78 dan SMA Joshua belum mengumumkan hasil UN kepada siswa, karena masih menunggu klarifikasi tidak keluarnya data kelulusan dari sebagian siswanya dari tempat pemindaian soal UN di UNJ.

Di Cilacap

”Turunnya tingkat kelulusan SLTA tahun 2010 itu, diperkirakan karena adanya pengetatan dalam pengawasan UN, sehingga hasilnya lebih jujur dan obyektif,” tambahnya.

CILACAP–Para guru tiga SMA di Kabupaten Cilacap ini, harus mengevaluasi sistem mengajarnya. Pasalnya, tingkat kelulusan siswa kelas III yang mengikuti Ujian Nasional tingkat SLTA tahun 2010 itu sebanyak nol persen alias tak ada satu pun siswa yang lulus. Prestasi memprihatinkan ini, ditunjukkan oleh SMA Negeri Kampunglaut, SMA Bahari dan SMA Jenderal Soedirman.

Terkait kondisi tersebut, Kepala Bidang Pendidikan Menengah (Dikmen) Dinas Pendidikan Kabupaten Cilacap, Marjaka, mengaku pihaknya akan mengevalusasi sistem pengajaran yang diterapkan di SMA tersebut. ”Kita prihatin, kenapa di ketiga SMA tersebut tidak ada satu pun siswa yang lulus,” jelasnya, Senin (26/4).

Selain itu, Marjaka mengaku, dia telah menghimbau kepala sekolah dan guru di ketiga SMA tersebut agar lebih mempersiapkan siswanya untuk mengikuti ujian nasional ulang. ”Masih ada waktu 14 hari untuk mempersiapkan siswa mereka untuk menghadapi UN ulang. Saya kira, kalau benar-benar dipersiapan, sebagian siswa akan bisa lulus,” katanya.

Meski ada tiga SMA yang tingkat kelulusannya nol persen, Marjaka mengaku, di Kabupaten Cilacap ada dua SMA yang tingkat kelulusannya mencapai 100 persen. Kedua SMA tersebut, adalah SMA Negeri I Binangun dan SMA Negeri Maos.

Sedang mengenai angka kelulusan UN SMA/SMK/MA tahun 2010 di Kabupaten Cilacap, Marjaka mengakui, dibanding tahun 2009 memang mengalami penurunan. Namun prosentase penurunannya hanya sekitar 1 persen. Jika pada tahun 2009, angka kelulusannya sekitar 93 persen, maka pada tahun 2010 ini menjadi 92,1 persen.

Dijelaskan, jumlah seluruh siswa sekolah lanjutan atas (SMA, MA dan SMK) di Kabupaten Cilacap yang mengikuti ujian nasional tahun 2010, tercatat sebanyak 14.938 orang. Dari jumlah tersebut, ada sebanyak 1.180 siswa atau 7,93 persen yang tidak lulus dan bisa mengikuti UN Ulang. Mereka terdiri dari 450 siswa SMA, 124 siswa MA, dan 600 siswa SMK. sumber  Republika OnLine » Breaking News » Nusantara

Di Tangerang

124 dari 191 Siswa di SMU 15 Sunter Tidak Lulus UN


Jakarta – Sebanyak 124 siswa SMU 15 Sunter, Jakarta Utara, tidak lulus Ujian Nasional (UN) dari 191 siswa yang mengikuti Ujian Nasional (UN) pada Maret 2010 lalu.

“Sebanyak 124 siswa mengulang pada Mei nanti dan hanya 67 orang yang lulus,” ujar Kepala Sekolah SMU 15 Sunter Berahma Tarigan di Jl Segitiga Senen, Sunter, Tanjung Priok, Senin (26/4/2010).

Menurut Berahma, kelulusan terbanyak berasal dari program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebanyak 36 orang. “Hanya empat orang saja yang tidak lulus. Sedangkan program IPS yang lulus 88 orang dari 151 orang,” jelasnya.

Berahma mengaku kaget dengan banyaknya jumlah murid yang tidak lulus dari sekolahnya. “Ini mungkin merupakan sejarah paling buruk dari sekolah kami,” katanya.

Faktor kurang gigihnya murid dalam belajar dituding sebagai faktor utama di balik banyaknya murid yang tidak lulus.

“Saya juga ingin menangis melihat yang seperti ini. kasian orang tua yang anaknya tidak lulus,” pungkasnya.

Berdasarkan pantuan detikcom, sejumlah siswi saling berpelukan dan menangis di depan papan pengumuman saat melihat nomer ujiannya tidak tercantun dalam daftar siswa yang lulus. Beberapa orang tua murid yang menemani anaknya yang tidak lulus menolak berkomentar tentang hasil UN tersebut.
(fiq/anw)

Di DKI

10.397 Siswa SMA & SMK Tak Lulus UN, Tingkat Kelulusan Turun

Jakarta – 10.397 siswa SMA dan sederajat DKI Jakarta tidak lulus ujian nasional (UN). Prosentasi kelulusan menurun dari 96 persen pada tahun lalu menjadi 92,2 persen. Siswa yang tidak lulus bisa mengikuti ujian ulangan pada 10-14 Mei 2010 mendatang.

“Yang tidak lulus untuk SMA dan sederajat di DKI yakni 10.397 siswa. Sedangkan yang lulus 110.131,” ujar Kepala Dinas Pendidikan DKI Taufik Yudi Mulyanto ketika dihubungi detikcom, Senin (26/4/2010).

Taufik menguraikan siswa SMA yang lulus 49.903 siswa atau 90,67 persen. Sedangkan siswa yang mengulang 5.134 atau 9,33 persen. Untuk Madrasah Aliyah (MA) jumlah peserta yang lulus 4.370 atau 93,74 persen. Sedangkan yang tidak lulus 292 atau 6,25 persen. Untuk SMK yang lulus 58.858 atau 92,21 persen. Sedangkan yang tidak lulus 4.971 atau 7,79 persen.

Taufik menambahkan, pengumuman kelulusan dilakukan pada pagi hari melalui surat ke alamat siswa masing-masing. Bahkan kelulusan bisa diakses ke sekolah masing-masing.

“Bagi yang mengulang, seluruh siswa negeri dan swasta diimbau melakukan pendalaman materi. Saya juga mengharapkan agar para siswa yang dinyatakan mengulang agar jangan berkecil hati dulu,” jelasnya.

Syarat kelulusan, lanjut Taufik, tidak hanya berdasarkan nilai rata-rata 5,5 tetapi juga nilai terendah tidak boleh 4,25.

“Bisa jadi nilai rata-rata yang dinyatakan mengulang itu rata-ratanya bisa saja 8 atau 7. Tapi ada satu mata pelajaran yang nilainya di bawah 4,25 sehingga nanti kalau mengulang hanya mata pelajaran yang bersangkutan dan bisa lulus,” kata Taufik.

Taufik juga mengimbau siswa yang lulus untuk memberi dukungan pada teman yang mengulang. Sedangkan bagi siswa yang lulus diminta untuk tidak mencoret-coret seragam. “Sebaiknya diserahkan ke siswa yang membutuhkan atau panti asuhan,” tandasnya.

Di Solo

2.600 dari 14.523 Siswa SMA/SMK Gagal Lolos UN

Solo – Sebanyak 2600 siswa SMA dan sederajat di Solo juga menjadi korban ujian nasional (UN) tahun 2010. Mereka dinyatakan tidak lulus. Namun demikian, para siswa itu masih diberi kesempatan untuk mengikuti ujian ulangan.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga (Dikpora) Pemkot Surakarta, Rakhmat Sutomo, mengatakan dari 14.523 siswa SMA dan sederajat di Solo yang mengikuti UN tahun ini, terdapat 2.600 siswa yang tidak lulus UN.

Dari angka tersebut, 1.660 diantaranya adalah siswa SMA dan MA, dengan perincian jurusan IPA sebanyak 433 siswa, jurusan IPS sebanuyak 1.200 siswa dan jurusan bahas sebanyak 25 siswa. “Semua peserta jurusan keagamaan dinyatakan lulus,” ujarnya, Senin (26/4/2010).

Sedangkan untuk siswa SMK yang dinyatakan gagal UN adalah 940 dari 7.284 siswa yang mengikuti UN tahun 2010. Dengan angka-angka tersebut, terdaoat 22,93 persen peserta ujian dari SMA dan MA serta 12,91 persen peserta dari SMK tidak lulus UN.

“Yang tidak lulus ini masih diberi kesempatan mengikuti ujian ulangan pada 10 hingga 14 Mei 2010 mendatang. Mereka yang nanti dinyatakan tidak lulus UN diharap segera mendaftar untuk dapat mengikuti ujian ulangan tersebut,” kata Rakhmat.

Rakhmat juga menegaskan, untuk tahun inihasil UN tidak menjadi penentu mutlak kelulusan siswa. Kelulusan tetap ditentukan oleh sekolah, sedangkan hasil UN hanya merupakan salah satu faktor penentu saja.

Selain itu, khusus di Solo pengumuman kelulusan tahun ini juga dilakukan secara berbeda. Jika daerah lainnya dilakukan pada pagi hari, pengumuman kelulusan UN di Solo dilakukan pada sore hari dan diserahkan kepada orangtua siswa. Alasannya adalah karena bersamaan dengan pelaksanaan Pilkada. (mbr/djo)


Berita Hari Ini Sekitar Hasil UN SMA/SMK/MA Tahun 2010


Di Jember

741 Siswa SMA/SMK Jember Tak Lulus UN

Jember – Sebanyak 741 siswa SMA dan SMK di Kabupaten Jember tidak lulus ujian nasional 2010. Rinciannya siswa SMA yang tidak lulus hingga harus mengulang sebanyak 267 orang dan 474 siswa SMK.

Kepala Bidang SMP,SMA dan SMK Dinas Pendidikan Jember, Tatang Priyanggono, mengaku jumlah siswa yang harus mengulang lebih banyak dari SMK. “Untuk SMK harus diakui, butuh banyak perbaikan lagi,” kata Tatang kepada wartawan, Senin (26/4/2010).

Mereka yang tidak lulus, bisa mengulang pada 10-14 Mei mendatang. Oleh karena itu, dia meminta agar para siswa yang tidak lulus belajar lebih baik untuk mengikuti ujian ulangan.

Jumlah peserta Unas SMA/SMK sebanyak 13.329 siswa, sehingga jumlah siswa yang tidak lulus prosentasenya mencapai 2,68 persen untuk jurusan IPA, jurusan IPS sebanyak 4,37 persen, jurusan Bahasa sebanyak 3,23 persen dan SMK sebanyak 8,24 persen.

“Dan alhamdulillah, jumlah kelulusan naik jika dibandingkan tahun lalu,” jelas Tatang lagi.

Nilai tertinggi UN jurusan IPA di Jember diraih oleh siswa SMAN 1 Jember Rizal Ghaffar Alrasyid dengan nilai 56,85 dan jurusan IPS diraih oleh Dina Bhakti Pratiwi dengan nilai 54,75 juga dari SMA Negeri 1 Jember. Sedangkan nilai tertinggi SMK diraih oleh Laila Rahmadani dengan nilai 43,93, siswa SMK Farmasi Jember.  (fat/fat)


Di Mandailing Natal

Lulus 100 Persen, Kepala Sekolah Sujud Syukur

Liputan6.com, Mandailing Natal: Siapa yang paling bangga kalau siswa lulus Ujian Nasional? Tentunya para guru didik. Seperti kebanggaan yang tampak pada empat kepala sekolah di Mandailing Natal, Sumatra Utara. Saat mengetahui murid didik mereka lulus UN seratus persen, spontan para kepala sekolah ini sujud syukur di teras dinas pendidikan setempat, Senin (26/4). Tahun ini, kelulusan ujian nasional tingkat sekolah menengah atas dan sederajat di Mandailing Natal sebesar 92,2 persen. Angka ini menurun dua persen dibanding tahun lalu.

Sementara di SMA Negeri 2 Ciamis, Jawa Barat, tak ada konvoi keliling kota apalagi corat-coret baju seragam. Pengumuman UN diadakan di masjid sekolah. Ketegangan memuncak saat kepala sekolah mengumumkan hasil kelulusan. Begitu tahu semua siswa lulus ujian, tangis bahagia menyeruak. Para siswa juga ramai-ramai melakukan sujud syukur. Data yang dihimpun SCTV, dari total 4.548 siswa yang ikut UN di Ciamis, terdapat 122 siswa tidak lulus UN.(TES/AYB)

Di Kendari

Rayakan Lulus UN, Siswa SMA Dibugili Polisi

Ilustrasi
(IST)

INILAH.COM, Kendari – Siswa SMK Negeri 2 Kendari, Sulawesi Tenggara, merayakan kelulusan ujian nasional dengan mencoret baju seragam. Polisi pun menggelar razia atas aksi itu.

Razia yang dilakukan polisi adalah dengan membuka paksa baju siswa SMA yang dicoret-coret itu. Akibatnya, banyak siswa yang setengah bugil di Kendari, Senin (26/4).

Siswa memprotes tindakan polisi. Menurut siswa, tindakan polisi itu merupakan bentuk pelecehan. Namun demikian, protes itu tak menghalangi operasi razia itu.

Sementara Polres Kendari mengaku sengaja neggelar operasi razia tersebut. Tindakan ini dilakukan untuk mencegah aksi konvoi siswa yang merayakan kelulusan di jalan raya. [*/mut]

Di Jayapura

Hah! Hanya Satu Siswa yang Lulus UN di Jayapura

(inilah.com/Agung Rajasa)

INILAH.COM, Sentani – Tingkat kelulusan ujian nasional (UN) untuk murid SMA tahun ajaran 2009/2010 di Kabupaten Jayapura anjok karen ada satu sekolah di Sentani hanya meluluskan 1 orang siswa.

Ketua panitian Ujian Nasional (UN)Kabupaten Jayapura Krsno Purba mengungkapkan ada dua sekolah yang tingkat kelulusannya sangat rendah yaitu SMA Filadelfia dan SMA Yayasan Perguruan Tinggi Kristen (YPKA) 2 Sentani. “Yang paling rendah adalah SMA YPK 2 Sentani hanya satu orang yang lulus dari 133 peserta ujian, sementara SMA Filadelfia 38 siswa yang akan mengulang dari 75 peserta ujian,” katanya di Sentani, ibukota Kabupaten Jayapura, Senin (26/4).

Ia mengatakan, presentase kelulusan di SMA YPK 2 Sentani adalah 0,5 persen dan secara keseluruhan tingkat kelulusan di Kabupaten Jayapura tahun ini sangat mengecewakan. Tingkat kelulusan untuk tingkat SMU 68,81 persen dengan 1744 peserta ujian dari 18 sekolah, sementara SMK 93,93 persen dengan peserta ujian 313 peserta ujian dari lima sekolah.

Nilai tertinggi untuk jurusan Bahasa adalah 9,80 dengan mata pelajaran Bahasa Asing, IPS 9,00 dengan mata pelajaran matematika dan Bahasa Ingris, dan IPA adalah 10 dengan mata pelajaran matematika. Untuk ujian susulan bagi siswa yana mengulang adalah sesuai jadwal nasional dilangsungkan pada 10 Mei, namun khusus Provinsi Papua baru dilaksanakan 17 Mei dan khusus Kabupaten Jayapura ujian susulan dipusatkan di Sentani. [*/mut]

Di Surabaya

Siswi SMA Pesta Seks Rayakan Lulus UN

(beritajatim.com)

INILAH.COM, Surabaya – Perayaan kelulusan siswa SMA tak hanya dilakukan di jalan raya. Beberapa siswa SMA tampak merayakan dengan pesta sex di sebuah taman.

Pemandangan itu tampak di kawasan Kenjeran Park, Surabaya, Senin (26/4). Pasangan muda-mudi terlihat bermesraan di pojok taman. Ada yang hanya berpegangan tangan saja. Tapi ada pula yang saling berpangku dengan tangan si cowok meraba bagian vital si cewek.

Pemandangan berbeda justru tampak di losmen. Suasana begitu sepi. Hanya tampak sepasang dua pasangan yang booking kamar. “Dari dulu kalau Senin memang sepi, Mas. Meski saat ini perayaan kelulusan SMA enggak pengaruh,” kata Totok, salah seorang pedagang di sekitar losmen.

Diperkirakan sore jelang petang nanti, makin banyak siswa SMA yang akan masuk ke kawasan Kenjeran Park. Sebab, di pintu masuk sudah bergerombol siswa-siswi SMA yang menggenakan seragam sekolah yang sudah dicorat-coret. [beritajatim.com/mut]

Di Cirebon

Tunggu Kelulusan, Ratusan Siswa Serbu Kantor Pos

CIREBON – Tidak sabar ingin mengetahui hasil pengumuman kelulusan UN, ratusan siswa SMA Negeri 1 Dukupuntang menyerbu Kantor Pos Sumber, Cirebon, Jawa Barat.Surat kelulusan yang belum sempat dikirimkan tersebut akhirnya oleh pihak kantor pos dibagikan di tempat.

Begitu menerima hasil Ujian Nasional (UN), ekspresi yang ditimbulkan para siswa SMA Negeri 1 itu beragam. Sejumlah siswa langsung menangis histeris, sementara kesedihan tak dapat disembunyikan dari wajah siswa yang tidak mendapat surat, karena otomatis mereka dinyatakan tidak lulus.

Untuk yang tidak menerima surat, pegawai Kantor Pos menyarankan kepada mereka untuk menghubungi pihak sekolah untuk menanyakan hal itu.

Kurang lebih dua jam, Kantor Pos Sumber masih terus didatangi siswa yang ingin mendapat kepastian kelulusan. Akibatnya petugas pos telat mengantarkan surat ke rumah siswa-siswa lainya.

“Sebenarnya surat-surat sudah siap diantarkan, tapi diserbu ratusan siswa jadi kami telat mengantarkan surat-surat untuk siswa lainnya,” ujar salah seorang petugas PT Pos Siswandi di lokasi, Senin (26/4/2010).

Sebanyak 30 orang dari 188 peserta UN SMA Negeri 1 Dukupuntang dinyatakan tidak lulus. Siswa yang tidak lulus terdiri dari 22 siswa jurusan IPA dan 8 siswa jurusan IPS.

Ditemui terpisah, Kepala SMAN 1 Dukupuntang Oso Rohjana mengaku kaget dan terpukul dengan kenyataan tersebut. “Terus terang kaget karena selama ini kami telah berusaha secara maksimal untuk menyukseskan UN,” ungkap Oso.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon Dudung Mulyana mengatakan hasil UN SMA/SMK di Kabupaten Cirebon secara keseluruhan hasilnya cukup baik. Jumlah siswa tidak lulus sebanyak 456 siswa SMA dan 98 siswa SMK.

“Bagi yang belum lulus tidak usah berkecil hati karena bisa ikut ujian susulan 5-10 Mei mendatang. Untuk itu harus dipersiapkan secara sungguh-sungguh,” pungkas Dudung.(bul)
(Ibnu/Koran SI/hri)

Di Sumut (Medan)

9.844 Siswa di Sumut Tak Lulus – Pemerintah Segera Gelar UN Ulang

HARIAN GLOBAL Monday, 26 April 2010 07:16

Hasil Ujian Nasional (UN)  tahun 2010 diumumkan serentak Senin (26/4) hari ini. Sebanyak 9.844 atau 5,26 persen siswa dari 186.845 peserta Ujian Nasional (UN) di Sumut dinyatakan tidak lulus. Dari jumlah itu 1.940 di antaranya siswa Kota Medan.
Kepala Dinas Pendidikan Sumut, Drs H Bahrumsyah MM mengatakan, persentase kelulusan tahun ini menurun dibandingkan tahun lalu  yang mencapai 98 persen. Sementara tahun ini hanya 94.74 persen saja. Artinya, tahun siswa yang tidak lulus meningkat.
Bahrum mengakui, salah satu faktor meningkatnya ketidaklulusan itu kekosongan kursi kepala sekolah atau rangkap jabatan. Menurutnya, kepala sekolah memengaruhi terhadap suatu proses pembelajaran, sebab kepala sekolah itu diberi wewenang untuk memenej,  mengatur dan membina sekolah termasuk guru-gurunya melakukan persiapan, proses belajar mengajar  dan evaluasi atau menilai kemampuan peserta didiknya. “Selain faktor pengaruh rangkap jabatan, meningkatnya ketidaklulusan itu juga disebabkan kemampuan siswa dan persiapan minim sekolah,” katanya.
Meski prihatin, namun Bahrum menilai tingkat kujujuran sudah mulai terlihat, sebab dari hasil itu tergambar daerah mana yang kurang dan perlu perhatian serta peningkatan untuk tahun 2011.
Ketua Penyelenggara UN Sumut Anang Wibowo menyebutkan, tingkat ketidaklulusan tahun ini didominasi siswa dari sekolah menengah kejuruan (SMK), sama seperti tahun sebelumnya. Siswa SMK yang tidak lulus sebanyak 5.044 dari total 9.844 peserta. Sedangkan siswa SMA 3.436 siswa dari 101.987 peserta dan siswa sekolah madrasah aliyah (MA) sebanyak 1.364 dari 19.771 peserta UN.
Ujian Ulang
Bagi siswa yang tidak lulus UN tidak perlu cemas. Ternyata mereka masih bisa mengikuti UN ulangan pada 10, 11, 12, dan 14 Mei. Khusus di Medan, pada 12 Mei bertepatan dengan Pilkada. Karena itu pihaknya akan memberikan surat edaran jika ada perubahan dari tanggal yang ditetapkan, sebab petunjuk itu datang dari pusat. “Karena itu para siswa yang tidak lulus jangan larut dengan kesedihan karena masih ada kesempatan mempersiapkan untuk UN ulangan,” ujar Anang.
Secara terpisah, Wakil Ketua Komisi B DPRD Medan, Juliandi Siregar, mendesak agar kepala sekolah yang masih lowong di berbagai daerah didefenitifkan. Selain itu metode pengajaran perlu diperbaiki dan kinerja kepala Dinas Pendidikan Medan juga perlu dievaluasi.
Sedangkan Ketua Komisi B DPRD Medan, Irwanto Tampubolon justru menilai menurunnya angka kelulusan di Medan hal positif karena mengindikasikan pengawasan yang diberikan dalam penyelenggaraan UN belum lama ini jauh lebih baik dari sebelumnya.

Di Padang (Sumatera Barat)

PADANG – Masih Trauma Gempa

JPPN Padang Senin, 26 April 2010 , 02:26:00

PADANG – Bencana gempa, tampaknya berdampak terhadap prestasi Ujian Nasional (UN) Kota Padang tahun ini. Buktinya, tingkat kelulusan siswa SMA dan SMK Kota Padang pada UN utama menurun cukup signifikan ketimbang tahun lalu.  Dinas Pendidikan Kota Padang mencatat, untuk hasil UN utama SMA Jurusan IPA tingkat kelulusannya  90,21 persen, atau menurun 9,38 persen dari tingkat kelulusan UN tahun lalu yang mencapai 99,59 persen.

Pada Jurusan IPS, lebih parah lagi. Jika tahun lalu tingkat kelulusan mencapai 98,57 persen, ternyata tahun ini turun menjadi 85,90 persen. Begitu  pula tingkat kelulusan SMK yang hanya mencapai 69,62 persen.Menyoal siswa yang tak lulus, untuk SMA Jurusan IPA, dari total peserta 3.953 siswa, yang tak lulus 184 orang, dengan nilai rata-rata kelulusan 7,54. Sedangkan untuk Jurusan IPS, dari total 4.317 siswa, yang tak lulus mencapai 381 orang, dengan nilai rata-rata 7,13.

“Untuk SMK, dari total peserta UN 4.169 orang ternyata yang tak lulus mencapai 1.153 siswa atau sekitar 30,38 persen siswa tak lulus,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang Bambang Sutrisno didampingi Kasi Kurikulum Azizi Muchtar. Sedangkan untuk peserta ujian pendidikan agama, dari total peserta 118 siswa, yang lulus adalah 113 siswa, sementara lima lainnya tak lulus.
Menurut Bambang, ada beberapa faktor menurunnya tingkat kelulusan siswa tahun ini, salah satunya karena dipercepatnya jadwal UN. “Tahun kemarin dilaksanakan bulan Mei, tahun ini bulan Maret, mungkin hal ini mempengaruhi kesiapan siswa,” kata Bambang.
Namun bagi yang tak lulus, lanjut Bambang  masih ada kesempatan untuk ikut UN ulangan pada pertengahan Mei mendatang. Dia berharap semua siswa tak lulus bisa belajar lagi untuk mempersiapkan diri mengikuti UN ulangan.
“Kami tentu berharap semua siswa lulus UN tahun ini,” tandasnya.Tentang cara pemberitahuan kepada siswa ihwal lulus atau tidaknya mereka, Azizi menjelaskan, hal itu diserahkan kepada masing-masing sekolah. Sebab, untuk menentukan seorang siswa lulus UN, juga mempertimbangkan beberapa faktor diantaranya nilai ujian semester, ulangan harian, dan karakteristik siswa di sekolah.

“Jadi hasil UN ini dirapatkan oleh pihak sekolah hari ini (kemarin-red), dan dipertimbangkan juga indikator lainnya untuk menunjang kelulusan mereka,”kata Azizi. Tapi, apapun yang terjadi, dia berharap siswa menerima dengan lapang dada, jika lulus tentu mempersiapkan diri untuk pendidikan selanjutnya, kalau tidak lulus tentu mempersiapkan diri untuk UN ulangan.

Sementara itu, sejumlah siswa peserta UN SMA yang ditemui Padang Ekspres mengakui, untuk tahun ini masalah yang paling mendasar dalam pelaksanaan UN adalah kenyamanan dan masih adanya trauma siswa pascagempa.

“Saya masih sedikit trauma gempa, Kak. Jadi pas UN kemarin masih agak cemas, apalagi saya UN di lokal darurat,” kata Andi, 16 siswa dari salah satu SMA favorit di Kota Padang. Dia berharap hasil UN yang diterimanya hari ini memuaskan, sehingga Andi tak perlu mengulang pada UN ulangan Mei mendatang.(lia/aj/jpnn)

Di Jawa Timur

Harian Republika OnLine » Pendidikan » Berita

16.337 Pelajar SMA/SMK di Jatim tak Lulus UN, Harus Mengulang

Senin, 26 April 2010, 06:57 WIB

SURABAYA–Sebanyak 16.337 pelajar SMA/MA/SMK di Jawa Timur dinyatakan tidak lulus Ujian Nasional (UN) tahun ini. “Tapi, mereka yang tidak lulus UN Utama dan UN Susulan dapat mengikuti UN Ulang pada 10 Mei,” kata Kepala Dinas Pendidikan Jatim Suwanto di Surabaya, Minggu.

Menurut dia, pelajar SMA/MA/SMK yang mengikuti UN 2010 di Jatim sebanyak 344.908 orang meliputi 206.595 pelajar SMA/MA dan 138.313 pelajar SMK. “Mereka yang dinyatakan tidak lulus dalam pengumuman UN pada 26 April adalah 6.555 pelajar SMA/MA dan 9.782 pelajar SMK,” katanya.

Secara persentase, pelajar SMA/MA yang tidak lulus mencapai 3,17 persen, sedangkan pelajar SMK yang tidak lulus mencapai 7,072 persen, sehingga pelajar SMA/MA/SMK yang tidak lulus UN 2010 mencapai 5,12 persen.

Ia mengatakan jumlah itu masih ditambah dengan 117 pelajar dari SMA Luar Biasa, namun 117 pelajar SMA LB itu tidak seorang pun yang harus mengulang. “Dibandingkan dengan tahun ajaran 2008/2009, ada penurunan untuk pelajar SMA/MA yang tidak lulus, karena tahun ajaran 2008/2009 tercatat 206.160 pelajar SMA/MA yang mengikuti UN dengan 9.223 orang (4,47 persen) tidak lulus,” katanya.

Peringkat daerah

Suwanto mengatakan, pelajar dari Surabaya tidak masuk ke dalam peringkat 10 besar, kecuali untuk jurusan IPS, sedangkan jurusan Bahasa dan IPA kalah dengan daerah lain.Peringkat “10 besar” SMA/MA jurusan Bahasa adalah Tuban, Bangkalan, Bojonegoro, Sidoarjo, Nganjuk, Gresik, Lamongan, Kabupaten Mojokerto, Pamekasan, dan Jombang.

Untuk peringkat “10 besar” SMA/MA jurusan IPS adalah Sidoarjo, Lamongan, Tuban, Gresik, Tulungagung, Kota Mojokerto, Surabaya, Kota Pasuruan, Trenggalek, dan Bojonegoro.

Sementara peringkat “10 besar” SMA/MA jurusan IPA adalah Sidoarjo, Kota Probolinggo, Tuban, Lumajang, Tulungagung, Lamongan, Kota Mojokerto, Trenggalek, dan Kota Pasuruan. Khusus SMK, peringkat “10 besar” adalah SMK Bina Farma Madiun, SMK PGRI 3 Lamongan, SMK NU Lamongan, SMK Farmasi Sekesal Surabaya, dan SMKN 1 Pungging Mojokerto.

Selanjutnya, SMK Muhammadiyah 1 Lamongan SMK Wahid Hasyim Bangil, SMK Islam Tikung Lamongan, SMKN 2 Buduran Sidoarjo, dan SMK Telkom Sandy Putra Malang.

Peringkat pelajar
Data peringkat pelajar untuk “tiga besar” SMA jurusan bahasa adalah Zainur Rahmah (SMAN 2 Nganjuk dengan nilai UN 53,20); Trias Desy Aristanty (SMAN 1 Malang dengan nilai UN 52,90); dan Ria Hapsari Dewi (SMAN 2 Nganjuk dengan nilai UN 52,70).

Peringkat pelajar untuk “tiga besar” SMA jurusan IPS adalah Dina Bakti Pertiwi (SMAN 1 Jember dengan nilai UN 54,75); Erik Kurniawan (SMAN 1 Krian dengan nilai UN 54,50); dan Anna Bella Ayu Vidhanti (SMAN 1 Jember dengan nilai UN 54,40).

Untuk “tiga besar” SMA jurusan IPA adalah Muhammad Wildan Rabbani Kurniawan (SMAN 1 Gresik dengan nilai UN 57,20); Jauharil Wafi (SMAN 1 Taman dengan nilai UN 57,10); dan Dedi Aditama (SMAN 2 Lamongan dengan nilai UN 56,90).

Peringkat “tiga besar” untuk SMK adalah Achmad Faiz Bazar (SMKN 1 Bangil dengan nilai UN 46,55); Deddy Novian Prastiaji (SMK Bina Farma Madiun dengan nilai UN 46,29); dan Muhammad Lutfi Ade Saputra (SMK Muhammadiyah 1 Lamongan dengan nilai UN 45,80).

Di Jakarta

Pengumuman Kelulusan SMAN 34

Lulus atau Tidak? Cek di Internet!

Senin, 26 April 2010 | 07:55 WIB

KOMPAS.com/Caroline Damanik

Suasana SMA Negeri 34 Pondok Labu Cilandak Jakarta Selatan tampak sepi pada hari pengumuman kelulusan Ujian Nasional, Senin (26/4/2010).

TERKAIT:

JAKARTA, KOMPAS.com – Halaman SMA Negeri 34 Pondok Labu Cilandak Jakarta Selatan tampak sepi di hari pengumuman kelulusan Ujian Nasional (UN), Senin (26/4/2010) pagi. Tak ada keramaian yang lazim tampak di detik-detik melihat pengumuman kelulusan atau tidak. Ternyata, sekolah diliburkan hari ini, baik siswa kelas X, XI dan XII.Berdasarkan surat pemberitahuan resmi dari pihak sekolah yang ditempel di sebuah papan tulis di balik gerbang masuk, Kepala Sekolah Hj. Lestari memang meminta siswa untuk tidak masuk sekolah. “Dengan hormat, sehubungan dengan adanya Rapat Kelulusan dan Workshop SKM Guru dan Karyawan, Senin, 26 April 2010, siswa Kelas X, XI dan XII belajar di rumah,” demikian bunyi pengumuman tersebut.

Di sampingnya, tertulis bahwa pengumuman kelulusan dapat dilihat di website resmi SMA Negeri 34 Jakarta di alamat http://www.sma34jkt.org. Baik siswa maupun tamu lain sama sekali tak diizinkan masuk dan menemui kepala sekolah dan dewan guru hari ini. Kompas.com yang tiba di pagi hari pun diminta menunggu konfirmasi selanjutnya.

Menurut pengamatan, tak satupun siswa atau seseorang yang mengaku orang tua siswa datang ke sekolah. “Belum bisa ditemui mbak. Nanti tunggu informasi berikutnya saja. Hari ini memang tidak menerima tamu itu mbak.” tutur Hadi S, salah seorang petugas keamanan sekolah.

Di Jogjakarta

Sebanyak 23 Persen Peserta UN Yogyakarta Tak Lulus

Fery Aditri

26/04/2010 07:59

Liputan6.com, Yogyakarta: Pelajar kelas tiga sekolah menengah atas akan menerima hasil ujian nasional yang mereka ikuti, Senin (26/4). Di Yogyakarta, sebanyak 23 persen siswa dinyatakan tidak lulus dalam ujian nasional. Mereka yang tidak lulus diberi kesempatan mengikuti ujian nasional ulang.

Jumlah siswa yang tak lulus di Yogyakarta meningkat dibanding tahun lalu yang kelulusannya di atas 90 persen. Yang cukup mencengangkan, yang tak lulus sebagian besar dari jurusan IPS. Kenyataan ini berbeda dengan pendapat selama ini bahkan pelajaran yang sulit justru pelajaran eksakta.

Hasil tidak menggembirakan ini tentu saja membuat sekolah prihatin. Di SMK Piri 1 Yogyakarta, misalnya, lebih dari 50 persen siswanya tidak lulus ujian nasional. Pihak sekolah berjanji meningkatkan kualitas pelajaran menghadapi ujian ulang. Ujian ulang dilaksanakan serentak 10-14 Mei mendatang.(JUM)

Di Cirebon

98 Persen Siswa SMA di Cirebon Lulus UN

Seputar Indonesia Senin, 26 April 2010 – 05:46 wib

CIREBON – Tingkat kelulusan SMA di Kota Cirebon, Jawa Barat, pada Ujian Nasional (UN) 2010 mencapai 98 persen atau meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.

“Tingkat kelulusan SMA di Kota Cirebon tahun ini 98,40 persen atau naik dari tahun sebelumnya sebesar 98,12 persen. Sedangkan tingkat kelulusan SMK tercatat 96,82 persen atau naik dari tahun sebelumnya yakni 96,02 persen,” kata Kepala Bidang Pendidikan Menengan (Dikmen) Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Anwar Sanusi, Minggu (25/4/2010).

Pengumuman UN, kata Anwar, baru akan dilakukan hari ini. Pihaknya akan mengirim surat ke rumah masing-masing siswa melalui PT Pos. “Selain itu, sejumlah sekolah akan mengumumkan kelulusan siswanya melalui situs sekolah. Pengumuman melalui internet ini baru akan dilakukan pada 26 April pukul 00.00 WIB,” ujar Sanusi.

Dia mengungkapkan, sejumlah siswa berhasil mendapatkan nilai 10 di beberapa bidang studi dalam UN tahun ini, di antaranya Matematika, Fisika, dan Kimia.

“Untuk Matematika ada 131 siswa yang mendapat nilai 10, Fisika 14 siswa, dan Kimia sebanyak tiga siswa,” ungkap Sanusi.

Untuk siswa yang tidak lulus, lanjut Sanusi, bisa mengikuti ujian ulang yang akan diselenggarakan pada 10-14 Mei mendatang. “Mereka yang mengikuti ujian ulang tersebut yaitu SMA untuk bidang IPA sebanyak delapan orang, IPS sebanyak 45 orang dan SMK sebanyak 93 orang,” kata Sanusi.

“Bagi yang lulus saya meminta untuk tidak langsung berhura-hura maupun melakukan konvoi, apalagi tawuran, karena masih banyak yang harus dipersiapkan baik untuk masuk ke perguruan tinggi maupun untuk memasuki dunia kerja,” tandasnya.
(Ibnu/Koran SI/lam)

Di Semarang

SEMARANG – Sebanyak 25.115 siswa peserta Ujian Nasional (UN) SMA/SMK se-Jateng dinyatakan tidak lulus. Mereka merupakan 8,16% dari total peserta UN yang mencapai 307.918 siswa.Kepala Dinas Pendidikan Jateng, Kunto Nugroho mengatakan, hasil dari angka kelulusan dan ketidak lulusan pada UN tingkat SMA/- SMK ini telah dikirimkan ke kabupaten/kota sejak Sabtu (23/4). Karena itu, semua sekolah dipastikan sudah siap menggelar pengumuman kelulusan yang dilakukan pada hari iniRencananya UN ulangan (remidi) digelar 10-14 Mei mendatang.

“Saya yakin semuanya sudah siap melaksanakannya. Sedangkan untuk waktu atau jamnya kita serahkan kepada pihak sekolah dengan cara menyesuaikan,” jelasnya kemarin. Sebagai pengecualian, untuk wilayah yang sedang melaksanakan Pilkada, pengumuman kelulusan dilakukan pada siang hari.

Berdasarkan data Dinas Pendidikan Jateng, angka ketidaklulusan UN SMA dan MA 2010 sebesar 8,51% ternyata mengalami penurunan dibandingkan dengan persentase ketidak kelulusan 2009 sebesar 4,45% dan tahun 2008 sebesar 7,36%. Demikian pula dengan angka ketidaklulusan UN SMK 2010 sebesar 7,68% ternyata lebih tinggi dibandingkan dengan persentase kelulusan 2009 yang hanya sebesar 5,64%. Namun, meningkat daripada persentase kelulusan 2008 sebesar 8,07%.

Ketua Panitia UN/UASBN Jateng Nurhadi Amiyanto menambahkan, untuk naskah soal yang akan digunakan pada UN ulangan saat ini telah disiapkan.“Yang jelas, untuk siswa yang belum lulus pada UN utama dan susulan tahun ini masih mendapatkan kesempatan untuk lulus pada UN ulangan nanti. Dengan catatan,nilai rata-rata tidak kurang dari 5.50,”bebernya. Sementara itu tingkat ketidaklulusan peserta UN SMA/MA di DIY yang mencapai 23,70% memukul institusi pendidikan di Kota Pelajar.

Kabid Perencanaan dan Standarisasi Disdikpora DIY, Baskoro Aji mengatakan,meski jumlah ketidak lulusan siswa SMA di DIY ini tertinggi se-Jawa, namun DIY juga menduduki tingkat kejujuran tertinggi se-Indonesia.Hal itu didasarkan analisis pola jawaban serta laporan-laporan dari Tim Pengawas Independen (TPI) dan para pengawas.

“Ini patut diapresiasi bahwa kita yang paling jujur penyelenggaraan UN-nya,”ungkapnya. Diketahui, perbandingan angka ketidak lulusan SMA di DIY tahun ini naik tajam dari tahun lalu. Pada 2009 lalu persentase ketidaklulusan hanya 6,06% (1.241 siswa dari 20.385 siswa).Pada penyelenggaraan UN SMA kali ini, persentasenya melonjak menjadi 23,70% (4.623 siswa dari 19.505 siswa).

Sedangkan perbandingan untuk tingkat SMK di 2009 hanya 2,94% (584 siswa dari 19.828 siswa),tahun ini naik menjadi 20,83% (4.614 siswa dari 22.152 siswa).
(Koran SI/Koran SI/teb)