Yayasan Amal Malaysia : Dari Surau ke Surau


Rasanya tak ingin beranjak dari kampung Kalok Ujung itu, kampung yang damai tenang jauh dari kebisingan, masyarakatnya akur, saling tolong menolong tak membedakan suku dan agama, malah pengurus dan yang membangun mushalanya saja orang Budha yaitu pak Amin yang fasih dan lancar mengucapkan Insyaallah , alhamdulillah.  Namun hari telah beranjak petang, surau kecil yang belum lagi berplaster  dinding luarnya itu harus kami tinggalkan. Karena banyak lagi tempat dan surau yang akan kami kunjungi.

Diantar oleh pompong kerabat pak Amin,  dari kampung Kalok Ujung,   hari telah  magrib  setibanya  di kampung Rempang Cate.  Jadi kami putuskan untuk shalat jamak Takhir di Surau Desa Tiang Wang Kang saja. Disana  ada ustadz Subur yang menjadi Dai dari AMCF yang akan kami ziarahi (kunjungi).Tak lama di Tiang Wangkang selesai shalat jamak takhir dan menyerah kan buku-buku iqra dan beberapa helai mukena (telekung). Kami pun bergegas berangkat.

Dari Tiang Wangkang menuju Telaga Punggur. Memang  dari semula rencana  rombongan kami sebanyak 14 orang  hendak bermalam di pulau Selat Desa, pulau kecil tempat kediaman mak Dayang, disitu ada Mushala kecil Taman Dayang namanya.

di gelap gulita itu harus berhati hati betul menjaga keseimbangan .......hem kalau tidak akibat basah kuyublah kecebur laut

di gelap gulita itu harus berhati hati betul menjaga keseimbangan .......hem kalau tidak akibat basah kuyublah kecebur laut

Namun malangnya tak seorang pun yang berani mengantarkan kami ke pulau yang hanya dihuni belasan kepala keluarga dari suku laut itu . ” Tak berani  kami dilarang untuk membawa penumpang malam hari” ujar Bulek Pancung penambang yang selalu membawa kami dengan boat pancung nya bila hendak ke pulau-pulau sekitaran desa Ngenang itu.

inilah mak Dayang dan suaminya pak Tamam......senang hati dapat telekung baru.....

inilah mak Dayang dan suaminya pak Tamam......senang hati dapat telekung baru.....

Nadi,  putra mak Dayang bersedia membawa kami,  namun pompong miliknya hanya dapat memuat tujuh orang saja.  Cuaca cukup  gelap, saat itu telah  pukul sembilan malam, terlihat kilat sesekali di langit, hujan mulai rintik.  Karena kami semua berjumlah tujuhbelas orang, termasuk Nadi dan dua orang yang menemaninya, jadilah pompong kecil itu duakali bolak balik mengantar kami.

Syukurlah ombak tidak terlalu besar , tak ada pula ferry yang melintas, sehingga tidak menimbulkan gelombang besar. Mengapa  tak ada pancung atau speadboat yang berani dan dilarang membawa penumpang malam hari karena lima hari sebelum keberangkatan kami  ada boat pemancing yang tenggelam diperaian Ngenang itu, dua orang dari empat penumpangnya tenggelam hingga kehari kami menyeberang itu belum  ditemukan lagi.

Menjelang tengah malam rombongan kedua baru tiba di pulau Selat Desa, Alhamdulillah bisa bernafas lega, kami selamat semua tiba di kampung mak Dayang yang cukup terkenal bagi rekan rekan dari Malaysia itu,  nasi bungkus yang kami bawa dari Batam, nyaris tak bersisa.  Tidur pun terasa nyenyak di dalam surau ukuran 5 x 5 itu, berbantalkan lengan atau apa saja yang bisa membuat ganjal (alas)  kepala.

surau taqwa di selat desa..........

surau taqwa di selat desa..........

“Saya tak bisa tidur pak ” ujar ustadz Masri Aceh Dai AMCF yang bertugas di Selat Desa itu, sambil tersenyum dia mengatakaan “ngorok semua”, , iya, hampir semua rombongan dari Malaysia yang datang badannya besar dan gemuk pula.

Menjelang pukul 10 pagi, selepas bersilaturahim  mengunjungi beberapa rumah penduduk, perjalanan kami lanjutkan, yaitu ke pulau Air Mas dan pulau Kubung……(bersambung

8 Tanggapan

  1. salam kenal dan sukses slalu…

    Suka

  2. “Saya tak bisa tidur pak ” ujar ustadz Masri Aceh Dai AMCF yang bertugas di Selat Desa itu, sambil tersenyum dia mengatakaan “ngorok semua”, , iya, hampir semua rombongan dari Malaysia yang datang badannya besar dan gemuk pula.
    MAAF LAH USTAZ…. IRAMA PALING MERDU SAAT BERMIMPI

    Suka

  3. Assalamu’alaikum wr wb,
    Salam Silaturrahim, Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, sholawat dan salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Saya mengajak anda, keluarga serta rekan untuk berpartisipasi dalam Pembangunan Madrasah Al-Idris yang berlokasi di Sukaasih RW 09 Kel. Sindangjaya Kec. Mandalajati Kota Bandung. Partisipasi bisa disalurkan via BJB Cabang Ujujng Berung No. Rek. 0020364701100 Atas Nama DKM Al-Idris. Dengan Rencana biaya Rp. 244.000.000,00 (Dua Ratus Empat Puluh Empat Juta Rupiah). Kondisi yang akan dibangun (Saung), yang Insya Allah akan mulai dikerjakan setelah Hari Raya Idhul Fitri 1433H. Untuk Konfirmasi Proposal, hubungi :
    – Sukana ( Ketua Pelaksana Pembangunan ) (022) 61619998
    – Tatang Sunaryo ( Sekretaris ) (022) 93007197 email : sunaryotatang@gmail.com
    – Ahmad Ikin Sobari ( Ketua DKM Al-Idris ) 082126557915
    – Email : alidrismadrasah@gmail.com

    Suka

  4. Tidak banyak memang orang yang mengenal mukena sbagai Telekung, meskipun fungsinya sama yaitu sbagai pakaian penutup ketika sholat

    Suka

Tinggalkan komentar