Catatan Haji : Kabar dari Makkah


Sepulang dari Masjidil Haram, Sabtu (22/11) balik ke maktab 305 di Aziziyah Sysa hari baru menunjukkan pukul 8 malam waktu setempat, masih banyak waktu menjelang tidur, rasanya pengen mau ke internet, sudah hampir sepekan di Makkah sejak tanggal 14/11 dari Madinah.

Saat di warnet yang berdekatan dengan pemondokan, pak Razali Jaya Ka Kanwil Departemen Agama Kepulauan Riau menelpon menanyakan kabar di Makkah, sebelumnya memang hampir semua para jamaah haji menukar kartu telepon genggamnya dengan kartu lokal, termasuk aku.  Dengan kartu Mobily yang kubeli saat di Madinah,   ternyata menghubungi tanah  air  lebih murah ketimbang memakai kartu telkomsel.

Alhamdulillah tak ada masaalah yang berarti dengan pemondokan di Makkah, meskipun ada sebagian jamaah yang pemondokan nya belum begitu rapi kataku menjawab pertanyaan beliau. Tentunya dengan pemondokan kami.

Yang jadi masaalah adalah  bus, menurutku  ada sedikit kendala, tetapi maklum karena pemakaian bus baru pertama kali tahun ini digunakan untuk mengangkut jamaah haji, karena pemondokan rata-rata jauh dari Masjidil Haram.

Bus-Bus yang membawa jamaah ke Masjid Haram khususnya yang mengangkut jamaah dari Pos A-1 selama dua hari ini sejak tanggal 14 s/d 16 Desember 2008,  sesaui dengan ketentuan yang diterapkan oleh petugas sektor harus  penuh dulu baru berangkat.

Isi bus buatan china warna hijau itu sekitar 45 orang tempat duduk, bila ada yang berdiri bisa termuat 60 orang, tetapi sayangnya bus made in china itu tidak disiapkan untuk orang berdiri, tidak ada gantungan atau pegangan untuk orang berdiri, repotkan, bayangkan kalau tiba-tiba si supir mengerem mendadak, riuh rendah lah orang yang berdiri di dalamnya.

Para jamaah banyak yang pulang ke pemondokan setelah  selesai shalat Isya di Masjidil Harom,  sementara jamaah yang akan ke masjid hanya sedikit, malah dapat dikatakan jarang sekali,  kalau sesuai ketentuan bus berangkat harus menunggu penuh, kan jadi repot, mana ada jamaah yang mau berangkat ke Masjidil Haram lagi.

“Sama dengan pesawat terbang yang membawa jamaah dari Indonesia ke Madinah , dan kembalinya kan kosong, jadi alangkah  baiknya untuk waktu shalat Isya, Bus yang di pool di Sektor itu tidak harus menunggu penuh baru berangkat ke Pos Terminal A yang ada di dekat Masjid Haram ” saran ku kepada Ka Kanwil Depag Rajali Jaya.

Alhamdulillah besoknya Bus-Bus tidak lagi harus penuh dan tidak hanya menlayani  satu route saja, dan tidak bus warna hijau saja yang ke sektor I.

Temperatur di Makkah sekitar 27 sampai 32 derajat celsius, persis di depan pemondokan 305 Maktab 52  ada pelayanan kesehatan, disitu kantor Sektor I Jamaah Haji Indonesia, tak berapa banyak terlihat jamaah yang sakit, mungkin karena faktor cuaca yang tak  berbeda dengan di tanah air.

Makanan pun banyak yang menjual sesuai selera Indonesia, cuma kalau mau internetan 1 jamnya 8 rial, kebetulan disamping maktab 305 tempatku tinggal  ada warnet, sepuluh hari tiggal di Makkah pengen buka blog, sekali buka minta ampun komentar dari tulisan tentang KKR di Batam mendominasi , tapi mohon maaf tak sempat dimoderasi, apalagi mau dikomentari.

Isi nya aku sudah mahfum adanya, terutama dari rekan FFI , salam semua untuk muslim di Tanah Air, khususnya warga Batam, Maha Besar Engkau ya Allah , Engkau tunjukkan di Kota yang Engkau paling cintai ini beragam suku bangsa , beragam warna kulit, tunduk sama dengan satu komando Allah Akbar , menghadap sujud ketempat yang satu, di tanah haram yang Engkau Ridhoi.

Sementara itu dulu kabar dari Makkah.