Kumpulan Berita Hasil UN Tahun 2011 SMA, SMK, dan MA


Menggembirakan Tahun 2011 bagi pelajar SMA, SMK dan MA yang mengikuti Ujian Nasional (UN), karena UN tidak lah segalanya. Sebagaimana telah diumumkan oleh Mendiknas M Nuh, kelulusan tahun ini mencapi 99% lebih.   Dibawah ini kami lampiran kumpulan berita tentang pengumuman hasil UN tingkat SMA/SMK/MA tahun 2011 Di Beberapa Kota  yang kami kutip dari beberapa Media Online.

Jakarta

Hasil akhir Ujian Nasional (UN) tingkat SMA dan sederajat akan diumumkan Senin pekan depan. Tapi ada sedikit bocoran mengenai hasilnya yang menggembirakan bagi para siswa SMA peserta UN di wilayah DKI Jakarta.

“Sebanyak 99,52 persen siwa SMA di DKI Jakarta lulus UN,” ujar Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taufik Hadi Mulyanto, melalui pesan singkat kepada wartawan, Sabtu (14/5/2011).

Sementara untuk siswa SMK peserta UN, prosentase kelulusannya sedikit lebih tinggi. Yaitu 99,81 persen untuk wilayah DKI Jakarta.

“Ini membuktikan bahwa SMK bukan lagi anak tiri,” tegas Taufik.

Pengumuman hasil UN akan disampaikan website sekolah, telepon, SMS, surat tertulis maupun email. “Pihak sekolah bertanggung jawab atas kelancaran dan ketenangan prosesnya,” wanti Taufik.

MATARAM 

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) NTB Lalu Syafi’i menyatakan tingkat kelulusan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Lombok Utara dalam ujian nasional mencapai 100 persen. “Dari sepuluh kabupaten/kota di NTB yang menyelenggarakan ujian nasional hanya Kabupaten Lombok Utara yang mampu meluluskan siswa SMK 100 persen,” kata Lalu Syafi’i di Mataram, Ahad (15/5).

Tingkat kelulusan siswa SMK di kabupaten termuda di NTB itu, pada ujian nasional 2010 mencapai 98,28 persen. Syafi’i menyebutkan tingkat kelulusan siswa di Kabupaten Bima mencapai 99,88 persen dengan jumlah siswa yang tidak lulus hanya satu orang dari 809 peserta.

Kabupaten Bima juga berhasil memperbaiki persentase kelulusan ujian nasional sebesar 0,60 persen dibandingkan hasil pada tahun sebelumnya yang mencapai 99,28 persen. Untuk Kabupaten Lombok Barat yang berada di peringkat ketiga mencapai persentase kelulusan sebesar 99,30 persen.

Jumlah siswa yang tidak lulus sebanyak 11 orang dari 1.568 orang peserta. “Jika dibandingkan dengan persentase kelulusan ujian nasional pada 2010 yang mencapai 98,89 persen maka terjadi peningkatan sebesar 0,41 persen,” katanya.

Kota Mataram, kata Syafi’i, berada di peringkat keempat, dengan persentase kelulusan mencapai 98,99 persen, jumlah siswa yang tidak lulus sebanyak 23 orang dari 2.275 orang peserta. Persentase kelulusan di Kota Mataram meningkat 0,82 persen, jika dibandingkan dengan persentase hasil ujian nasional pada 2010 yang mencapai 98,17 persen.

Kabupaten Sumbawa berada di peringkat kelima dengan persentase kelulusan 98,76 persen, jumlah siswa yang tidak lulus sebanyak 17 orang dari 1.371 orang peserta. “Hasil ujian nasional siswa SMK di Kabupaten Sumbawa, pada 2011, meningkat 3,27 persen, dibandingkan hasil ujian nasional tahun sebelumnya, yang mencapai 95,49 persen,” katanya.

Peringkat keenam ditempati Kabupaten Lombok Timur dengan persentase kelulusan 98,33 persen dengan jumlah siswa yang tidak lulus sebanyak 29 orang dari 1.741 orang peserta. Persentase kelulusan di Kabupaten Lombok Timur mengalami peningkatan 1,69 persen, dibandingkan dengan hasil ujian nasional pada 2010 yang mencapai 96,64 persen.

Untuk Kabupaten Sumbawa Barat yang menempati posisi ketujuh, kata dia, persentase kelulusannya mencapai 97,88 persen dengan jumlah siswa yang tidak lulus sebanyak sembilan orang dari 424 orang peserta. Kabupaten Sumbawa Barat juga berhasil meningkatkan persentase kelulusan sebesar 10,34 persen dibandingkan hasil ujian nasional pada 2010 yang mencapai 87,54 persen.

Syafi’i yang didampingi Kepala Balai Teknologi dan Komunikasi Pendidikan Dikpora NTB Sukran mengatakan peringkat kedelapan ditempati Kota Bima dengan persentase kelulusan mencapai 97,27 persen, jumlah siswa yang tidak lulus sebanyak 28 orang dari 1.025 orang peserta.

“Persentase kelulusan di kabupaten itu meningkat 7,24 persen jika dibandingkan hasil ujian nasional pada 2010 yang mencapai 90,03 persen,” katanya.

Peringkat kesembilan ditempati Kabupaten Dompu dengan persentase kelulusan mencapai 96,60 persen, jumlah siswa yang tidak lulus sebanyak 32 orang dari jumlah 942 orang peserta. Kabupaten Dompu juga berhasil mengangkat persentase kelulusan sebesar 2,04 persen, jika dibandingkan dengan hasil ujian nasional pada 2010 yang mencapai 94,56 persen.

Peringkat kesepuluh atau terakhir adalah Kabupaten Lombok dengan persentase kelulusan 95,10 persen, jumlah siswa yang tidak lulus sebanyak 67 orang dari 1.367 orang peserta. Kabupaten Lombok Tengah mengalami penurunan persentase kelulusan pada 2011 sebesar minus 4,33 persen, jika dibandingkan dengan persentase kelulusan tahun sebelumnya yang mencapai 99,43 persen.

“Persentase kelulusan ujian nasional siswa SMK di Kabupaten Lombok Tengah, pada 2011 menurun drastis. Tahun sebelumnya, kabupaten itu menempati peringkat pertama kelulusan ujian nasional SMK di NTB,” katanya.

Secara umum, kata Syafi’i, persentase kelulusan ujian nasional SMK di NTB tahun ajaran 2010/2011 mencapai 98,18 persen dengan jumlah siswa yang tidak lulus sebanyak 217 orang dari 11.929 orang peserta. Persentase kelulusan mengalami peningkatan jika dibandingkan hasil ujian nasional 2009/2010 yang mencapai 96,57 persen dengan jumlah siswa yang tidak lulus sebanyak 386 orang dari 11.268 orang peserta.

Syafi’i mengimbau kepada seluruh siswa SMK yang lulus ujian nasional agar mensyukuri apa yang telah diraih dengan cara-cara yang baik dan tidak melakukan perbuatan mubazir dan merugikan seperti menggelar konvoi kendaraan disertai aksi coret baju seragam dan mengecat rambut.

 Bali 

Propinsi Bali menempati posisi pertama tingkat kelulusan Ujian Nasional (UN). Dari 2.490 siswa hanya 10 siswa yang dinyatakan tidak lulus.

“Di Bali hanya sepuluh siswa yang tidak lulus UN atau 0,04 persen dari jumlah peserta di provinsi tersebut,” ujar Menteri Pendidikan Nasional, M Nuh, dalam jumpa press di kantornya, Jl Jendral Sudirman, Jakarta, Jumat (13/5/2011).

Sedangkan provinsi dengan presentase ketidaklulusan UN tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur, yakni dari 32.532 peserta, 1.813 siswa dinyatakan tidak lulus.

Untuk rata-rata Nilai UN pun, Bali menduduki peringkat pertama nasional dengan rata-rata nilai 8,40. NTT pun menjadi menempati posisi juru kunci dalam peringkat rerata nilai UN, yakni dengan rerata nilai 6,87.

“Ini Bali dan NTT cuma beda satu pulau tapi hasil UN-nya beda sekali,” kata Nuh.

Hasil UN ini, dikatakan Nuh, tidak hanya akan menjadi dasar kelulusan siswa, tetapi juga untuk memetakan pendidikan nasional. Pemetaan tersebut akan menjadi dasar kebijakan Kemendiknas.

“Tentu tiap daerah berbeda kebijakannya. NTT tentu akan beda dengan Papua. NTT APBD-nya saja sangat kecil sementara Papua ada dana Otsus (Otonomi Khusus-red),” kata Nuh.

Hasil UN ini kini tengah dikirim ke sekolah masing-masing. Selain nilai UN, sekolah juga akan mempertimbangkan kepribadian siswa dan nilai muatan lokal untuk menentukan lulus tidaknya anak didik mereka. Rencananya, pengumuman UN untuk SMA akan dilakukan serentak pada 16 Mei mendatang.

PALEMBANG

– Tingkat kelulusan siswa peserta Ujian Nasional (UN) 2011 tingkat SMA/ MA/ SMK di Sumatera Selatan (Sumsel) menggembirakan. “Dari 79.910 siswa peserta UN, hanya 73 peserta saja yang belum berhasil lulus dalam UN tahun ini,” kata Ade Karyana Kepala Dinas Penddikan Provinsi Sumsel, Ahad (15/5).

Menurut Ade Karyana prosentase kelulusan siswa seluruh peserta UN tahun 2011 relatif sama dengan tahun lalu. “Jumlah siswa yang lulus tahunnya mencapai 99 persen,” ujarnya.

Ade Karyana menjelaskan, untuk kelulusan siswa SMA program IPA angka kelulusan mencapai 99, 95% dengan nilai rata-rata 8,29 dan untuk untuk program IPS sebesar 99,85% dengan nilai rata-rata 7,77. Sementara itu kelulusan untuk siswa MA (Madrasah Aliyah) untuk program IPA dan keagamaan kelulusan mencapai nilai sempurna yakni 100% dengan ratarata 7,96 dan 7,56.

Untuk kelulusan siswa MA program IPS sebesar 99,76% dengan nilai rata-rata 7,62. Untuk SMK tingkat kelulusan juga cukup baik yakni mencapai 99,97% dengan nilai rata-rata 7,89. Mantan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Musi Banyuasin menjelaskan, peserta yang belum berhasil lulus tersebut 12 siswa peserta dari SMA program IPA dan 44 siswa peserta dari program IPS, 12 siswa peserta dari MA program IPS dan 5 siswa dari SMK.

“Dari 73 siswa peserta UN yang tidak lulus, sebarannya 47 siswa dari Kabupaten Empat Lawang, sembilan siswa dari Banyuasin, delapan siswa dari Kota Palembang, dua siswa dari Kota Pagaralam, dua siswa dari Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, dan masing-masing satu siswa dari OKU Timur, Lahat, Musi Banyuasin, Ogan Komering Ilir (OKI) dan Ogan Ilir (OI),” ujar Ade Karyana.

Menurut Kepala Dinas Pendidikan Sumsel, bagi siswa yang tidak lulus, tahun ini tidak diberlakukan kebijakan ujian ulangan. “Peserta yang tidak lulus disarankan mengikuti Ujian Nasional Program Kesetaraan atau UNPK Paket C),” tambahnya.

Sementara itu menurut Widodo Ketua Panitia UN 2011 Dinas Pendidikan Sumsel, hasil UN terbaik tingkat SMA diraih SMA Negeri 3 Kayu Agung dengan rata-rata 54,53, SMA Sjahyakirti Palembang denga rata-rata 54,46 dan SMA Negeri I Unggulan Muara Enim dengan rata-rata 54,33.

Untuk SMK dengan hasil UN terbaik ditempati SMK Nurul Huda Buay Madang dengan ratarata 34,80, SMK Yanitas Palembang dengan rata-rata 34,12 dan SMK YPBB Belitang dengan rata-rata 34,07. “Nilai tertinggi UN tahun ini di Sumsel diraih Fatimah Shellya Shabab dari SMA Patra Mandiri untuk program IPA dengan rata-rata 57,50 dan Lutfi Putri Ambasari dari SMA Negeri 8 Palembang untuk program IPS dengan rata-rata 54,60,” katanya.

Bogor

Dinas Pendidikan Kota Bogor menginstruksikan sekolah-sekolah mengumumkan kelulusan ujian melalui media dan amplop surat guna mengantisipasi hal-hal tidak diinginkan pasca pengumuman kelulusan.

“Kita sudah kirimkan surat pemberitahuan agar seluruh sekolah mengumumkan kelulusan dengan cara yang lebih aman seperti lewat media cetak atau menggunakan amplop,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor, Aim Halim Hermana, Minggu.

Aim menyebutkan, penggunaan sistem tersebut untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal tidak diinginkan seperti corat coret baju, tawuran atau siswa pingsan karena tidak lulus.

Sistem ini sudah diterapkan pada tahun-tahun sebelumnya dan berhasil meminimalkan keonaran setelah pengumuman hasil ujian.

“Jadi mereka tidak perlu berdesak-desakan melihat papan pengumuman,” kata Aim yang optimistis siswa SLTA di Kota Bogor mendapat nilai terbaik.

Ujian Nasional tingkat SLTA di Kota Bogor diikuti 17.993 orang siswa dari 127 sekolah yang terdiri dari 66 SMK, 46 SMA dan 15 MA. Tahun lalu tingkat kelulusan SMA di Bogor sebesar 97,7 persen.

Surabaya

Sebanyak 26 siswa di Kota Surabaya mendapatkan nilai nol dalam ujian nasional (UN) 2011, karena nilai mereka tidak masuk dalam data (entry data) dinas pendidikan setempat.

“Hasil sidak yang kami lakukan, ada 23 siswa SMK dan tiga siswa SMA swasta yang memiliki nilai nol dalam UN,” kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Surabaya, Sahudi, di Surabaya, Minggu.

Di sela verifikasi data siswa di SMAN 1 Surabaya, ia menjelaskan alur entry data penilaian untuk siswa SMA/MA/SMK adalah pihak sekolah memasukkan data penilaian siswa di sekolahnya, kemudian dikirimkan ke Disdik Kota Surabaya.

“Dari Disdik Surabaya diteruskan ke Disdik Jawa Timur, kemudian dikembalikan lagi ke Dinas Pendidikan Kota Surabaya, namun ternyata ada 26 siswa yang nilainya tidak masuk dalam entry data alias bernilai nol,” katanya.

Menurut dia, ada beberapa penyebab nilai nol untuk siswa dalam UN, yakni diduga nilai UN tidak masuk bukan karena tidak dimasukkan, tapi hanya tidak masuk dalam data entry, sehingga mungkin saja nilai itu merupakan nilai susulan dan lupa dimasukkan.

“Oleh karena itu, kami akan menelusuri penyebabnya. Harapan kita, minggu depan sudah clear,” katanya.

Sahudi menyarankan untuk bertanya langsung ke Dinas Pendidikan Jawa Timur tentang adanya nilai nol, namun Kepala Dinas Pendidikan Jatim Harun saat dikonfirmasi melalui telepon, ternyata tidak diaktifkan.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Komisi E (Kesejahteraan) DPRD Jatim, HM Fuad Mahsuni, mengatakan bahwa kasus itu merupakan tanggung jawab sekolah, karena itu kesalahan ada pada pihak sekolah, sedangkan anak didik hanya korban.

“Secara teknis, ke-26 anak itu sudah tidak lulus, dan hanya tersisa satu solusi, yakni mengikuti Kejar Paket A, B, dan C, karena UN 2011 memang tidak mengenal UN susulan,” katanya.

Menurut dia, kepesertaan dalam Kejar Paket merupakan upaya menyelamatkan anak didik yang menjadi korban, sehingga perlu ada sanksi kepada pihak yang bersalah agar tidak terulang lagi di masa depan.

“Untuk menelusuri itu, kami akan memanggil sekolah, pimpinan Disdik Surabaya dan pimpinan Disdik Jatim untuk melakukan klarifikasi guna mengetahui posisi kesalahan ada di mana. Yang jelas, sanksi harus ada untuk pihak yang bersalah. Kalau teledor, itu bukan 26 anak, tapi hanya 1 hingga 2 anak,” katanya.

Peraih Nilai Tertinggi UN SMA Sederajat Didominasi Siswa Daerah

Peraih nilai tertinggi Ujian Nasional (UN) tingkat SMA dan SMK se Jawa Timur berasal dari daerah. Diantaranya, Malang, Mojokerto dan Babat Lamongan.

Hal ini menunjukkan tingkat pendidikan baik di kota maupun di daerah sudah merata, sehingga tidak lagi didominasi siswa perkotaan.

Siswa peraih nilai tertinggi tingkat SMK yakni Anisa Yana Purwaningtyas dari SMKN 8 Malang, disusul rekannya Cantika Padmadewi, serta M. Natsir dari SMKN 1 Mojokerto.

“Sedangkan siswa SMA peraih nilai tertinggi untuk jurusan bahasa diraih oleh Sabenta Asma dari SMAN 1 Gresik, untuk jurusan IPA diraih M. Haris dari SMAN 1 Babat dan jurusan IPS diraih Sri Susi Susanti dari SMAN 1 Babat,” kata Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Harun kepada wartawan dalam jumpa pers pengumuman kelulusan UN tingkat SMA/SMK/MA, Sabtu (14/5/2011).

Sayang, Harun enggan menyebut berapa nilai yang diraih para siswa pinggiran ini dengan alasan sebagai hadiah pihak sekolah yang bersangkutan.

Sedangkan untuk nilai siswa berkebutuhan khusus masih belum bisa diumumkan karena masih dalam proses penilaian. “Untuk siswa SMA kebutuhan khusus belum karena lembar jawaban kerja masih dikerjakan. Soalnya tadi ada kendala listrik padam jadi masih belum bisa diumumkan,” ujarnya.

Sementara Ketua Pengawas Independen dari PTN, Ali Mufie Arief menuturkan, secara umum pelaksanaan UN di Jatim relatif aman dan lancar. Kabar tentang adanya kebocoran adanya peredaran kunci jawaban UN ternyata tidak terbukti kebenarannya.

Namun pihaknya memberikan catatan khusus pada segi percetakan dan distribusi naskah UN. Menurutnya,letak percetakan yang berada jauh di wilayah Jatim membuat kerawanan dan ketidaktepatan distribusi soal UN. “Kita sarankan agar letak percetakan ke depannya bisa di dalam wilayah Jatim,” ungkapnya.

Temanggung

Meski pemerintah telah mengumumkan Senin (16/5) sebagai hari cuti bersama, namun rencana Pemerintah Kabupaten Temanggung untuk mengumumkan hasil UN 2011 tetap akan dilangsungkan. Hal itu dilakukan setelah sebelumnya pemerintah daerah melakukan koordinasi dengan seluruh satuan pendidikan.

Berdasarkan data yang dilansir Dinas Pendidikan, kurang lebih 99,4 peserta UN 2011 di kabupaten ini dinyatakan lulus.

Ketua Panitia Pelaksana UN 2011, Bagus Pinuntun mengatakan pihaknya telah melakukan rapat koordinasi dengan sejumlah kepala satuan pendidikan serta perwakilan wali peserta UN Sabtu (15/5). Dari hasil rapat tersebut, pihaknya tetap akan mengumumkan hasil UN pada Senin (16/5).

“Berdasarkan rapat koordinasi, kita tetap akan mengumumkan. Kami sudah koordinasi dengan seluruh satuan pendidikan, termasuk untuk keamanan kita sudah mengirimkan surat resmi kepada kepolisian. Oleh karena itu, kami berharap pengumuman dilakukan setelah pukul 14.00,” katanya Minggu (15/5) malam.

Secara langsung pihaknya memang telah meminta kepada masing-masing satuan pendidikan untuk mengumumkan hasil UN setelah pukul 14.00 WIB dengan alasan keamanan dan ketertiban. Pasalnya, apabila diumumkan sejak pagi, dikhawatirkan akan terjadi aksi corat-coret baju seragam dan pawai massal yang menganggu ketertiban lalu-lintas di jalan raya. Selain itu, ada kecenderungan siswa akan merayakan kelulusan dengan cara-cara yang kurang baik.

“Secara keseluruhan ada sekitar 2.000-an siswa SMA/MA dan 2.506 siswa SMK. Bayangkan saja, ada ribuan pelajar SMA/MA dan SMK, apabila setengahnya saja sudah turun ke jalan apa tidak mengganggu ketertiban lalu lintas? Kita kan orang terdidik, jadi seharusnya lebih santun dalam mensyukuri kelulusan,” imbuhnya.

Lebih jauh Bagus menjelaskan, dari semua SMA/MA dan MA yang ada, tingkat kelulusan rata-ratanya mencapai 99,4 persen dari total semua peserta UN.

Belum diketahui secara pasti alasan ketidaklulusan 0,6 persen siswa tersebut. Namun dari data ketidakhadiran saat ujian dilangsungkan, diprediksikan siswa yang tidak lulus berasal dari siswa yang tidak hadir.

Yogyakarta

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta kembali memperoleh predikat terbaik dari seluruh provinsi di Indonesia dalam soal kejujuran pelaksanaan ujian nasional.

“Tahun ini, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih dinyatakan sebagai provinsi yang paling jujur dalam melaksanaan Ujian Nasional,” kata Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY Baskara Aji di Yogyakarta, Minggu.

Menurut dia, predikat tersebut diberikan berdasarkan penilaian tim independen yang tidak banyak mendapat keluhan atau teguran selama pelaksanaan ujian nasional.

Selain itu, predikat tersebut juga dilakukan berdasarkan analisis terhadap pola jawaban peserta Ujian Nasional.

“Jika ada pola jawaban dengan kesalahan yang kembar, maka ada kemungkinan terjadi sesuatu yang berhubungan dengan kecurangan dalam pelaksanaan Ujian Nasional,” ujarnya.

Berdasarkan penggabungan nilai ujian nasional dan ujian akhir sekolah, di Provinsi DIY terdapat 198 siswa dari 41.700 siswa Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah dan Sekolah Menengah Kejuruan yang dinyatakan tidak lulus.

Di tingkat Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah, tingkat kelulusan tertinggi berada di Kabupaten Bantul mencapai 99,66 persen atau hanya ada 15 dari 4.443 siswa yang tidak lulus.

Tingkat kelulusan tertinggi untuk Sekolah Menengah Kejuruan masih dipegang Kabupaten Bantul dengan 99,88 persen atau hanya ada lima siswa dari 4.190 siswa yang tidak lulus.

Kriteria kelulusan berdasarkan nilai Ujian Nasional dan Ujian Akhir Sekolah adalah rata-rata 5,5 dan tidak boleh ada nilai di bawah 4,0.

Palangka Raya

Dinas Pendidikan Kalimantan Tengah akan mengumumkan kelulusan ujian nasional (UN) 2011 jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat pada 16 Mei mendatang.

“Jika tidak ada perubahan, maka kami akan segera mengumumkan kelulusan siswa pada Senin depan. Saat ini masih menunggu instruksi dari Kementerian Pendidikan Nasional,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kalteng, Guntur Talajan di Palangka Raya, Rabu.

Pihaknya belum menerima pemberitahuan dari Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) melalui Pengembangan Nasional Standar Pendidikan (PNSP) terkait kelulusan siswa SMA sederajat tahun ini.

Akan tetapi, sesuai ketentuan paling lambat akan merampungkan verifikasi data kelulusan UN 2011 pada 16 Mei tersebut.

Jika pusat sudah memberikan instruksi pengumuman kelulusan UN siswa SMA sederajat, maka Disdik baik kabupaten dan kota juga segera mengumumkannya, ucap Guntur.

Mulai tahun ini untuk menentukan kelulusan sudah menggunakan formula baru yaitu nilai gabungan antara nilai UN dengan nilai sekolah yang meliputi ujian sekolah dan nilai rapor.

Sebelum kelulusan diumumkan, sekolah telah mengirimkan hasil nilai sekolah untuk digabungkan dengan hasil nilai UN kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/kota, selanjutnya ke Dinas Pendidikan Kalteng yang akan diteruskan ke Kemdiknas.

Setelah digabungkan dengan formula 60 persen UN ditambah dengan 40 persen nilai sekolah, nilai tersebut dikembalikan lagi ke sekolah.

Sekolah akan menggabungkan nilai dengan mata pelajaran lain dengan syarat tujuh mata pelajaran selain mata ujian UN, harus lulus karena hal tersebut menentukan kelulusan tetap satuan pendidikan.

Ia berharap, meskipun pihaknya tidak menargetkan persentase kelulusan para siswa tahun ini, akan tetapi tetap menginginkan lebih baik dari sebelumnya terlebih lagi sistem penentuan kelulusan kali ini menggunakan sistem terpadu, antara nilai UN 60 persen dengan nilai ujian akhir sekolah dan nilai rapor 40 persen.

Makassar

Hasil ujian nasional (UN) tingkat sekolah menengah atas (SMA) sederajat akan diumumkan serentak, Senin besok, 16 Mei 2011. Namun, berdasarkan informasi Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Makassar, hasil UN tersebut telah keluar dan sudah diketahui secara terbatas, sambil menunggu pengumuman resmi.

Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Kota Makassar Ismunandar menuturkan, tahun ini tingkat kelulusan siswa untuk SMA dan sederajat mengalami peningkatan. “Pada tahun ini, dari 18.756 peserta UN, hanya 130 orang yang dinyatakan tidak lulus,” kata Ismunandar saat ditemui di Makassar.

Jika dibandingkanUN 2010, kata Ismunandar, kelulusan tahun ini cukup memuaskan. Ia menyebutkan, pada 2010, persentase ketidaklulusan peserta ujian mencapai 9,02 persen, yakni jumlah siswa yang tidak lulus sebanyak 724 siswa dari total peserta UN yang mencapai 8.020 siswa.

Ismunandar mengatakan pencapaian tahun ini sebanyak 99,31 persen. Pencapaian tahun ini tidak melenceng jauh dari target kelulusan yakni 100 persen. “Kami sejak awal telah menargetkan kelulusan hingga 100 persen, namun tidak tercapai,” ujarnya.

Diknas Kota Makassar, kata Ismunandar, menargetkan kelulusan hingga 100 persen bukan tanpa alasan. Salah satunya adalah sistem UN yang berbeda dengan yang diterapkan dalam lima tahun terakhir.

Ia menambahkan, UN tahun ini tidak hanya ditentukan dari hasil UN semata, melainkan dari hasil ujian akhir sekolah. “Dari sistem itu, kami optimis 100 persen lulus, karena hasil UAS siswa secara rata-rata cukup bagus,” ujar Ismunandar.

Sementara itu, berdasarkan data Disdik Makassar, tingkat kelulusan SMA/MA tahun ajaran 2010/2011 mencapai 99,45 persen, dengan total peserta 11.163 siswa. Artinya, jumlah yang tidak lulus sebanyak 61 orang.

Sedangkan untuk tingkat SMK, kelulusan mencapai 99,09 persen, yakni dari 7.593 murid SMK yang ikut UN, yang tidak lulus sebanyak 69 siswa.

9 Tanggapan

  1. […] this link: Kumpulan Berita Hasil UN Tahun 2011 SMA, SMK, dan MA « IMBALO NAMAKU Paket A B C lainnya:Kumpulan Berita Hasil UN Tahun 2011SMA/SMK/MA « IMBALO NAMAKU26 Siswa UN […]

    Suka

  2. saya orang tua murid samapai berapa lama pengumuman hasil un dki jakarta akan dikeluarkan mhn apa bila ditunda informasikan dan klo meang dah ada kenapa belum dibuka trm ksh

    Suka

  3. wau tahun 2011 adlh tahun yg happy bwt sluruh skolah sma/smk/ma se indonesia…
    Kinerja yg bgus oleh menteri pendidikan

    Suka

  4. inilah bukti keseriusan pemerintah kita dalam menciptakan generasi cerdas,,,terbukti dengan prosentase yg sangat menakjubkan, kita telah melihat angka kelulusan yg sangat bagus dan signifikan kenaikannya,,,selamat Pak Nuh atas prestasi dlm kurun pemerintahannya..

    Suka

  5. untuk diketahui hasil un itu abunawas

    Suka

  6. Kita syukuri keberhasilan ini,,,,ini semua tidak lepas berkat usaha kita smua,,,dr peserta UN,,Orang Tua,,Guru,,dan dr pihak Pemerintah sndiri…
    Semoga di tahun2 mendatang akan lebih bagus lagi hasilnya..Amien.

    Suka

  7. knpa anak” jaman skrang nilai UN pada merosot draktis?dan bagaimna cra mengatasinya

    Suka

  8. Sy siswa dr Smansa(NTT) ingin memberikan sedikit tanggapan bahwa, jika LJUN SISWA DI TOLAK oleh komputer maka, diharapkan pemerintah/ pemeriksa hasil UN nya dapat mentolerir dengan memeriksanya secara manual. Please……
    Tolong di kabulkan permintaan saya. Makasi……

    Suka

Tinggalkan komentar