Suatu Hari Di Pulau Pinang


Mahad  ini berdiri sejak tahun 50 an........ Jauh sebelum Malaysia Merdeka, terletak di Kampung Paya Kongsi Balik Bukit Malaysia

Mahad ini berdiri sejak tahun 50 an........ Jauh sebelum Malaysia Merdeka, terletak di Kampung Paya Kongsi Balik Pulau Malaysia

Pulau Pinang Malaysia, hampir mirip dengan Phuket di Thailand. Mirip dari segi Geografis nya, kedua Pulau itu terpisah dari daratan besar. Kalau hendak kesana haruslah melalui jembatan.

Yang agak berbeda jembatan Khok Kloi – Mai Khao  Krasatti Phuket hanya beberapa puluh meter saja panjang nya sementara jembatan yang menghubungkan daratan besar Seberang Perai –  Gelugor belasan ribu meter panjang nya.

Pulau Pinang, Pulau Phuket berbeda dengan Pulau Langkawai  yang masih satu gugusan di lautan Andaman ini, ke Pulau Langkawai tak ada jembatan yang menghubungkan nya dari Perlis (tanah besar) . Di tiga pulau tujuan wisata ini kita bisa menikmati sunset dan sunrise,  sama dengan Pulau Dewata Bali Indonesia.

Balik Pulau

Penang atau Pulau Pinang adalah negeri terkecil setelah  Perlis , disitu ada kampus univesitas sain Malaysia (USM), banyak mahasiswa asing kuliah disana, terutama dari Timur Tengah. Di Pulau itu pun terdapat tempat untuk meneropong Bintang.

Pulau yang hanya seluas 293 kilometer ini disitu terdapat nama Kampung Batak, Kampung Aceh , Kampung Padang.

Jumat (5/3) lalu ustadz Abdul Wahab dari Kulim Kedah mengajak ku shalat jumat di Balik Bukit Pulau Pinang.  Shalat Jumat sekalian bersilaturahmi dengan Khairi penduduk kampung Paya Kongsi.

Sebenarnya sudah acap kali aku ke Pulau Pinang, bahkan ke Balik Pulau dan yang sering ke USM, banyak teman teman disana, tetapi baru sekali ini hendak shalat jumat disana. Yaitu di Balik Pulau , jauh lho dari Kulim Kedah. Jadi awal awal lagi kami sudah berangkat dari Kulim menuju Balik Pulau .

Di sebut Balik Bukit sememangnya lah daerah disitu di balik bukit yaitu gugusan bukit  Bendera yang lagu nya cukup masyhur dekade 60 an kalau tak salah syairnya sbb :  Naik Bukit Bendera……….. Bukit Bendera Ditempat Kami………. Kalau Dah Sama Suka…………Antar Pinangan Ikatlah Janji.…Entah apa pulak ada hubungan nya dengan Pantun : Pulau Pandan Jauh Ketengah. …..Di Balik Pulau Siangsa Dua……..Hancur Badan di Kandung Tanah……. Budi Baik Terkenang Jua.…heheheh  jadi berpantun

Sesampai di Balik Pulau kami bertemu dengan Khairi. Berbincang bincang dengan nya tentang keadaan kampung Balik Pulau itu “Ini adalah Mahad tempat kami belajar, sejak tok kami lagi, dah ada Mahad ni ” jelas Khairi . Khairi adalah penduduk kampung Paya Kongsi, lahir dan dibesarkan disitu, bekerja sebagai kontraktor setelah menamatkan pelajaran nya di USM. Sebagi wiraswastawan yang cukup berhasil terlihat beberapa kereta (mobil) terparkir di depan rumah nya yang asri , di kelilingi pohon pohon  “Disini semua kami adalah family” jelas Khairi lagi sembari menyuguhkan penganan yang terbuat dari ubi.

Jadi teringat dengan rekan yang di Perak tentang  masaalah Wahabi di Malaysia Di Kampung Paya Kongsi Balik Bukit di Mahad yang berlantai dua itu dilantai dasar dijadikan untuk siswa belajar agama sementra  di lantai atas nya difungsikan untuk masjid (shalat Jumat). Tak terdengar suara keras bacaan Basmallahnya  (disirkan) saat Imam memimpin shalat.

Banyak yang menarik tentang Pulau Pinang, negeri yang paling rendah komunitas muslim dan melayu se Malaysia ini Namun dari segi kepadatan penduduk nya adalah yang paling pertama. Terlihat rumah rumah di dirikan di atas bukit bukit Batu, nyaris rumah rumah seperti itu tak terlihat di negeri lain.

Jembatan Pulau Pinang adalah salah satu jembatan yang terpanjang di Asia Tenggara mencapai 13,5 KM membentang dari mulai Seberang Prai daratan besar sampai ke Bayan Lepas. Kini Jembatan itu telah selesai di bangun dan telah dapat di lalui 6 jalur kenderaan.

Terasa terpaan Angin di dinding pemisah jalur jembatan  saat kenderaan lalu lalang, seakan sekat itu hendak terbang. “Kalau disini semisal ada eksiden yang jem (macet) bukan yang ada kecelakaan tetapi jalan sebelah nya” Jelas ustazd Wahab  sambil tersenyum karena orang orang pada memperlambat laju kenderaan nya hendak melihat apa yang sedang berlaku. “Kalau berhenti kena saman” tambah nya lagi.

“Di tempat kami diatas jembatan malah untuk tempat berjualan, bukan sekedar memperlambat atau parkir kenderaan saja” ujarku sembari menjelaskan hal itu terjadi di Jembatan Barelang Batam.

Lain padang Lain Belalang …. Lain Lubuk Lain ikan nya……………

4 Tanggapan

  1. bagus la…

    Suka

  2. Ternyata, suku melayu tidak kalah banyak dgn jawa ya pak..

    Suka

Tinggalkan komentar