Shalat Jumat di Masjid Muhammadiyah Singapura


harbour front singapura

harbour front singapura

Hari sudah menunjukkan pukul 9. 35 menit saat Indomas 7 merapat di Dermaga Batu Ampar, rencana semula naik ferry pertama dari Stulang Laut Johor Bahru Malaysia karena salah tak mendaftar di counter bawah,  selama ini kalau mau ke Batam  memang langsung naik keatas kelantai dua,  jadi terpaksa naik ferry  trif yg ke dua pukul 8.30 waktu Malaysia, ferry pertama 7.30 tak terkejar lagi.

Tiba saja pagi itu di Batu Ampar Jumat (4/9), terpaksa harus ke Singapura lagi karena ada pesanan dari pelanggan yang mesti  diadakan petang ini juga untuk keperluan berbuka puasa, kalau dari Batam center ferry paling cepat ke singapura  saat itu adalah 10.40 wibb, dengan penguin, bisa jadi   enggak bakalan  sempat jumaatan di Singapura, aduh …sayang nya pikir ku dalam hati. Kalau berangkat setelah jumatan pulang ke Batam takut enggak sempat pula pesanan dipakai untuk  berbuka di Batam karena harus ke Kembangan (Pusat Dakwah Muhammadiyah Singapura) terlebih dahulu.  Padahal barang yang akan ku bawa itu untuk bekal berbuka bersama.

Bekejar ke Batu Ampar melalui Harbour Bay, mengharap bisa dapat ferry pukul 10 lagian via Batu Ampar ke Singapura (harbour front)  lebih cepat di bandingkan dengan dari Batam center. Ternyata harbour bay pun  tak terkejar juga yg pukul 10 wibb, jadi lah naik ferry yang pukul 10.30 wibb.

Menjelang pulau Sentosa ferry kami perlahan dan berhenti, tak seperti biasa berhenti kalau perlahan memang lah semua ferry yang dari Batam harus perlahan di mulut dermaga harbour front ini tak selajim kalau ferry yang dari Singapura tetap dalam kecepatan tinggi masuk ke mulut dermga – dermaga di Batam. Dua orang petugas lelaki berseragam guard  hitam dengan berselempang pelampung  memasuki ferry kalau dilihat tampang nya macam anak umur belasan tahun kulit pucat, kurus, ceking tapi gaya nya itu minta ampun. Memeriksa keseluruh penumpang ferry melihat kanan kiri, terus keluar, enggak tahu apa yang di cari.

Berusaha agar yg pertama di pemeriksaan imigrasi aku agak berlari, tak terlalu lama memang petugas imigrasi hanya melirik tampang ku yang berjanggut dan menanyakan berapa hari tinggal di singapura, karena memang aku tak mencantumkan berapa hari pada borang (form) isian, “petang balik” jawab ku singkat.

Berjalan cepat menuju stasiun MRT , beli tiket seharga 2.8 Sin Dollar Tiba di dalam  MRT hari sudah menunjukkan pukul 12.15 , tak sampai 5 menit MRT telah bergerak dari Harbour front menuju Autum park untuk pindah kereta yaang menuju pasir ris (changi air port), saat tiba di Bugis street  coba menghubungi M Nour  kalau kalau sholat sudah di mulai, “belum pak” jawab M Nouir , terasa lama MRT merayap sampai ke station Kembangan.

Dari station Kembangan dengan berjalan kaki ke Pusat Muhammadiyah di jalan Lapang / jalan Selamat tak bergitu jauh kalau dari afront MRT sebelah kiri kita dapat melihat lambang masjid maydin yang bersebelahan dengan masjid Muhammadiyah.

Tiba di masjid khatib telah naik ke mimbar , karena duduk di belakang tak terlihat khatib yang sedang khotbah tetapi dari suara nya seperti pernah mendengarnya. Selesai shalat benar dugaan semula yang jadi khatib adalah ustaz Husein Yee dari Kuala Lumpur Malaysia. ustaz Husein Yee adalah salah seorang Ulama terkemuka di Malaysia pengurus organisasi Al Kadeem. Ustaz keturunan China ini fasih berbahasa Arab, beberpa kali ke Kuala Lumpur kami sering menginap di panti asuhan yang di kelola nya.

Selesai shalat di depan terlihat ustaz Hosein Presiden Muhammadiyah Singapura, kepada beliau pun ada pesan yang akan di sampaikan menyangkut tentang pendirian Muhammadiyah di Thailand dan penerimaan mahasiswa baru pada Ma’had di Batam.

Tak terasa sedang berbicara dengan ustaz Hosein , ternyata ustaz Husein Yee telah tak ada di ruang masjid, jadi tak sempat nak bersalaman. Alamak hari dah menunjukkan pukul 14.30 wibb, pesanan yang akan di bawa ke Batam belum lagi di ambil, dengan naik taxi M Nour kami bergegas menuju Geylang mengambil barangan yang akan di bawa ke Batam , disitu suasa ramadhan sangat terasa hiasan lampu menutupi badan jalan , penjual makanan untuk berbuka juga kue kue untuk lebaran pun sudah banyak tergelar di sepanjang kiri kanan jalan. Boleh juga Singapura pikirku.

“Kita masuk tol saja pak” ujar M Nour terdengar di depan dasboard bunyi klik rupanya uang biaya tol telah terpotong saat kereta memasuki gerbang tol teluk belangan yang menuju WTC,  memasuki harbour front ke tempat parkir kereta dari mulai lantai bawah telah tertera sign board yang menunjukkan level – level untuk tempat parkir berikut tempat parkir yang masih kosong di lantai berapa saja dan berapa jumlah nya dapat terbaca di papan itu. Begitu juga di setiap level gedung parkir  sebelah mana saja yang kosong jelas terlihat, ternyata diatas tempat kereta parkir itu ada lampu indikaator yang berwarna kunign bila ada kereta yg parkir dan berwarna hijau yg masih kosong.

Bayar parkir pun melalui tag yg tersedia di dasboard kereta, saat kereta di letakkan/berhenti warna dari hijau berubah ke kuning dan mulai lah di hitung biaya parkir. Hem…….jadi  ingat mau parkir di mall di Batam minta mapun berputar putar mencari tempat yaang kosong, meskipun ada petugas parkir nya, malah dia sendiri tak tahu di mana saja ada tempat kosong.

Masih sempat naik yang 16.40 waktu Singapura, wave master melaju cepat menuju harbour bay di Batam membawa serta barangku  2 kotak seberat @ 10 kilogram masuk ke dalam bagasi free untuk satu penumpang 12 kg sisa nya harus di bayar perkilo sebesar 1 sin singapura, satu tas punggung dan tintingan seberat 5 kilo kubawa dengan sorotan petugas jaga pelabuhan di singapura.

Dari Harbour Bay Batam ke Singapura harga ticket sebesar 27 Sin Dollar dari Singapura Harbour Front ke Batam harga ticket 21 Sin Dollar. Tapi hitung hitung masih ada untung koq …….

Belum pukul 5 wibb petang pesanan telah sampai kami antar  di tujuan di Batam Center di tempat pemesan.  Lumayanlah  hari ini dapat shalat Jumat di Kembangan Singapura, dapat berbual dengan ustaz Hosein Presiden Muhammadiyah Singapura, begitu juga bersilaturahmi dengan beberapa orang yang tak habis habis nya bersalaman cium pipi kiri dan pipi kanan maklum karib semua, dapat pula rezeki dari pesanan yang dibawa tadi………….. Alhamdulillah………………

6 Tanggapan

  1. Ternyata Singapura masih ketakutan dengan warga yang naik kapal dari Batam, ya pak. Ngeri dan jadi was-was juga kita jadinya.

    Begitulah akhirnya petualangan peneror, membuat kenyamanan warga biasa jadi terikut merasakan imbas. wsl

    Suka

  2. alhamdulillah, berkat perjuangan semua terselesaikan dengan ending yang mengembirakan. (salam pak imbalo sakti dari makassar)

    Suka

  3. Salam kenal.. ^_^

    Suka

  4. waw..sebuah perjalanan yang berkesan, sambil beribadah pula…luar biasa..

    nice artikel…

    Lanjutkan!

    Suka

  5. Assalamualaikum. Salam kenal
    Saya heri dari yogyakarta salah seorang pembina pengajian untuk remaja.
    Saat ini kami sedang ingin melaksanakan program wisata dakwah utuk pelajar. Utamanya ke negeri singapura. Mungkin bapak bisa bantu. Terimakasih
    Hp saya +62818261974

    Suka

Tinggalkan komentar