Shamin Orang Singapura


 

“Saya ikut pak” tulis Shamin dalam sms nya, membalas smsku, karena kukabari kami akan ziarah ke Thailand Selatan,  Shamin warga negara Singapura, dia bersama ku pergi ke Thailand, di Larkin terminal Bus Johor Bahru kami bertemu, 11 April 2008, belepas setelah sholat Jumat di Masjid Raya Batam Center dari terminal ferry Batam Center menuju Johor Bahru, Batam – Johor Bahru sekitar 2 jam jadi tak terlalu lama bila nak ke Pulau Pinang menunggu Bus di Larkin,   Shamin pula dari Singapura ke Johor Bahru. Di Butterwoth dah menunggu kawan – kawan lain yang akan berangkat bersama-sama ke Thailand.

Singapura-Johor Bahru dengan bus hanya 2 dollar singapura, dari Johor Bahru  Butterwoth Pulau Pinang  perorangnya 50 ringgit Malaysia. Dari Batam ke Johor Bahru harga tiket Ferry sekali jalan sebesar rp 235.000,-.

Berangkat lepas magrib dari Larkin tiba di Butterwoth pukul 8 pagi keesokan harinya, bus yang kami tumpangi ternyata ke Pulau Pinang dahulu baru ke Butterwoth. “Tak apa pak” kata Shamin boleh tengok jembatan terpanjang di Asia Tenggara. Inilah Shamin pertama kali ke Pulau Pinang.

Shamin adalah wakil ketua Pemuda Muhammadiyah Singapura, masih muda, usianya baru 22 tahun, dia berkerja di sebuah perusahaan Asuransi, sewaktu ke Batam dengan teman-teman sebaya dan se organisasi pernah sambil bercanda Shamin nak menikah dengan gadis Indonesia, tetapi setelah 2 hari di Thailand , pikirannya berubah………. ” agaknya gadis Thailand lebih menarik bagi Shamin.

“Tok saya dah lahir di Singapura” kata Shamin, jadi Shamin adalah generasi ke tiga di Singapura, saat mengenalkan diri selalu Shamin menyebutkan kalau dia orang Singapura keturunan India, karena memang kulit Shamin rada hitam, hidung mancung dan sangat jelas bahwa Shamin keturunan India, “dari tok tok lagi kami dah muslim” jelas Shamin  dengan logat melayu Singapura.

Ada kekhawatiran terpancar diwajah Shamin saat pergi ke Thailand, apalagi ke Selatan. Mungkin karena Shamin muslim, agaknya pemerintah Singapura takut Shamin nak buat pakatan dengan orang Thailand Selatan yang sedang minta merdeka. Kalau Shamin non muslim mungkin tak masaalah, soalnya beratus kereta (Mobil) plat nomor Singapura berseliweran di perbatasan Malaysia – Thailand saat perayaan Songkram disana.

Shamin tak pernah ke India meskipun dia keturunan India, tetapi ke Taiwan dan beberapa negara lain dah dikunjunginya. Di Malaysia dan Thailand Shamin menikmati sekali pemandangan sepanjang jalan, apa lagi saat kami ke sawah tengok pokok beras (ejekan untuk Shamin mana ada pokok beras, di Singapura ada beras tak ada padi) dan tidur dibendang mendengar suara katak berdendang.

Seronok kata Shamin ……….dia pun berencana nak bawak kawan-kawan lain tengok pokok beras disawah padi. Makan Tomyam, belanja buah bermacam ragam.

  

 

   

   

  

    

Tinggalkan komentar