Ikatan Keluarga Batak Islam (IKBI) Batam


Udin Lubis dari Medan hampir 40 tahun menetap di Pulau Belakang Padang, teman di waktu kecil dulu...........

Udin Lubis dari Medan hampir 40 tahun menetap di Pulau Belakang Padang, teman di waktu kecil dulu...........

Bukan Kampak sembarang kampak

Kampak besi dari Babusalam

Bukan Batak sembarang Batak

Batak yang ini agama Islam”

Hari ini Minggu tanggal 20 Januari 2008, Ikatan Keluarga Batak Islam (IKBI) Batam mengadakan Musyawarah Besar yang ke 11, salah satu agendanya adalah memilih ketua umum.

Ada Surya Makmur Nasution, Ramlam Harahap dan Sauli Hasibuan calon-calon (kandidat) nya kata Mirwan Siregar melalui HPnya menjelaskan.  “Pak Imbalo nggak kesana” tanya Imam Bachroni kepadaku melalui hp juga, kebetulan acara Mubesnya diadakan di Guest Haouse Sekupang berdekatan dengan rumah Dinas Mas Imam Bachroni. Mas Imam Bachroni asal Ponorogo aku dekat dengannya karena sama-sama aktif di organisasi Muhammadiyah.

Awal tahun 70 an…. penduduk Batam masih berkisar puluhribuan. Batam,  dikembangkan salah satunya untuk menjadi daerah Industri, Ketua Otorita Batam saat itu Dr. Ibnu Sutowo…. di Batam sendiri ada Kepala Badan Pelaksananya.

Saat itu pun Batam telah dihuni oleh pendatang dari berbagai suku-suku bangsa yang ada di Nusantara………..saat awal dikembangkan Batam hanya berpenduduk sekitar 6 ribu jiwa dari sebuah kecamatan yang beribukota di Belakang Padang…

Sewaktu hendak ke Batam dari Medan, saat itu, kita harus ke Tanjung Pinang terlebih dahulu….dari Tanjung Pinang ada ferry yang langsung ke Batam ada juga yang ke Belakang Padang…. banyak orang yang langsung ke Belakang Padang terlebih dahulu, termasuk aku dari Tanjung Pinang langsung ke Belakang Padang….. katanya di Belakang Padang ada penginapannya kalau kita tak punya saudara atau kenalan di Batam lebih baiklah ke Belakang Padang …. salah satu penginapan di Belakang Padang diawal tahun 70 an itu dikelola oleh Raden Eman Sulaiman.

Pak Sulaiman, orang Banten… setelah penginapannya terbakar beliau hijrah ke Batam di Batam pun beliau mengelola penginapan di beri nama Wisma Bukit Nagoya. Kini pak Sulaiman menikmati hari tuanya dengan tenang, beliau adalah salah seorang tokoh yang dituakan di Batam, tidak saja bagi entis sunda,  (Jawa Barat) hampir semua tokoh-tokoh entis yang ada Batam kenal dengan beliau…..

Medan tidaklah jauh dari Batam…. kala itu naik Tampomas pukul sepuluh dari Belawan, sampai di Tanjung Pinang keesokan harinya sekitar pukul sepuluh juga, tidak bisa merapat ke pelabuhan , Tampomas berlabuh di tengah laut dengan ferry penumpangnya estafet dibawa ke pelabuhan,   jaman Tampomas jaman kejayaan inang-inang katanya.

Orang dari etnis Batak  banyak datang ke Batam ada yang lewat Medan ada yang melalui Pekanbaru…. dari Dumai saat itu belum ada transportasi laut. Dari Pekanbaru ke Tanjung Pinang terlebih dahulu… belum ada yang langsung ke Batam (untuk Ferry)

Kalau kapal atau pompong barang ada yang dari Pekanbaru ataupun dari Medan… yang punya duit atau bos-bos selalunya via Singapura datang ke Batam , baik dari Jakarta maupun dari Medan… Singapura – Batam dengan ferry hanya 25 menit, terkadang perusahaan yang ada di Batam memiliki armada (speadboat)  sendiri.

Dulu di Batam kalau kita bilang dari Medan sebagian teman-teman menganggap kita orang Batak… dan Batak bukan Islam. Yang bermarga itu orang Batak ….repot kan… padahal ada temanku dari Padang Lawas tak mau di sebut orang Batak maunya Mandailing…. aku tak tahu apa bedanya…. kata teman ku yang senang di panggil orang Batak menjelaskan ada Batak Toba, Batak Karo, ada Batak Simalungun, Batak Pakpak, Batak Mandailing…..

Di Batam ada namanya pak Untung orang Jawa (Pujakesuma)  isterinya boru Lubis… dari Pangkalan Brandan Medan sana… di Batam dia kerja di MC Dermott sebagai Mantri kalau tidak salah satu-satunya mantri yang ada di Batam saat itu…. kini pak Untung sudah almarhum, anak-anaknya beberapa orang jadi dokter, Amuransyah salah seorang namanya, cucunya pun sudah ada yang dokter… menantunya juga dokter, malah dokter spesialis kandungan, Ibu Untung Lubis masih hidup, tinggal di Pelita Nagoya Batam, di rumahnya…. dia adalah salah sorang saksi sejarah berdirinya IKBI Batam.

Ada pak Kiyai asal dari Bawean, adalah guru pertama orang-orang IKBI di Batam, sengaja diundang untuk mengisi pengajian yang diadakan oleh pengurus IKBI setiap bulannya. Saat itu perkelahian antar suku kerap terdengar, orang Bawean di Batam dipanggil orang Boyan, orang Boyan lagi ada “masaalah” dengan orang Batak…. Pak Harahap pensiunan dari Pertamian Pangkalan Berandan tinggal di kampung Boyan.. bingungkan orang Boyan pak Harahap yang rajin ke mushalla sholat ternyata orang Batak.  Pak Harahap kampung Boyan sudah meninggal , almarhumpun salah seorang pendiri IKBI. Pak Kiyai pun sudah meninggal dunia…. semoga amalnya diterima di sisi Allah SWT. Kalau tak salah tokoh masyarakat Boyan sekarang adalah pakDahyan.

Ada pak TR Matondang, beliau pun sudah almarhum, ada pak Pandapotan Simatupang, rumahnya dulu di pinggir laut sekarang lokasinya menjadi lokasi hotel pasific. Kedua nya adalah juga tokoh pendiri IKBI Batam. Dan dirumah bang Dapot inilah pemilihan Ketua yang pertama kali diadakan, bang Dapot kerja di Pertamina Batam saat itu sebelum berganti ke Otorita Batam.

Dari Naposo bulung (pemuda)  ada Hamid Harahap, cukup ramai ketika itu, salah satu tujuan didirikannya IKBI untuk ajang silaturahmi disamping sosialisai tentunya kepada masyarakat multi etnis di Batam bahwa Batak juga Islam.

“Bukan Kampak sembarang kampak

Kampak besi dari Babusalam

Bukan Batak sembarang Batak

Batak yang ini agama Islam”

Tigapuluhan tahun lebih keberadaan IKBI di Batam, dari Mauli Siregar, TR Matondang, Sutan J Siregar, Ivan Siregar,  Sauli Hasibuan …. Mubes yang ke 11 ini belum tahu siapa yang jadi ketua… “mungkin malam bang, sekarang lagi acara beda visi -vis dari kandidat” kata Mirwan Siiregar kepadaku ketika kutanyakan siapa yang jadi ketua.

Siapapun yang jadi ketua tak jadi masaalah… IKBI adalah organisasi kemasyarakatan, kita mengharapkan agar Masjid yang telah didirikan segera dapat dilanjutkan pembangunannya..

Kalau anda melalui Sei Panas setelah Patung Kuda bersebelahan dengan bangungan Pemadam Kebakaran milik Otorita Batam arah ke Batam center sebelah kiri ada terutulis pelang nama cukup besar INSYAALLAH DISINI AKAN DIDIRIKAN MASJID oleh IKBI , pondasinya masjid itu dibangun sejak Ivan Siregar jadi ketua kini telah dirimbuni semak belukar, sejak kepemimpinan Sauli Hasibuan menjadi ketua nyaris bangunan masjid itu tak tersentuh??

Selamat Mubes IKBI yang ke 11.

17 Tanggapan

  1. Salam kenal pak… Saya terinspirasi dengan tulisan bapak di halaman IMBALO (Kisahku). Saya juga lagi belajar nulis… Mau belajar sama bapak nih. Boleh ya? 🙂

    Suka

  2. Salam kenal kembali
    Aku pun dulu gitu… tulis saja apa yang ada dipikiranmu….sudah agak panjang baru baca ulang. jangan sering-sering dibaca ulang … he he he nanti gak jadi-jadi… sekarang kan sudah enak menulis, kalau ada huruf yang salah gampang koq nyunting nya..

    Suka

  3. Sesederhana itukah rahasianya menulis tulang? Rupanya mungkin itu salah satu kelemahanku kalo menulis, dikit-2 baca ulang, baru satu dua paragraph baca ulang lagi, pantas gak jadi-jadi. Karena apa yang ada difikiran jadi gak mengalir menjadi tulisan ya? terima kasih.. salah satu tips…

    Suka

  4. Masing-masing orang punya pengalaman … pengalamanku seperti itu, kalau untuk data, tanggal dan refrensi biasanya aku tinggalkan dulu spasi untuk itu…kecuali aku ingat…

    Asro Kamal Rokan mantan pemred Republika, aku pun suka membaca tulisannya sekarang, banyak data-datanya…. pak Rosihan Anwar, usianya sudah 86 tahun masih tetap menulis dengan data2 dan angka2 , baru-baru ini beliau mendapat anugerah di Malaysia sana.

    Memang terkadang banyak penulis tetapi tulisannya tidak terpublikasi, karena tidak punya media misalnya bisa jadi…. pak Alwi Shihab, ada Harian Republika mempublikasikan tulisannya… Gunawan Muhammad pun demikian… Dahlan Iskan ada Jawa Pos nya…. Nah yang tak punya media sendiri… ya nulis aja di blog yang free he he he he he …… dibaca dech sama si JH……

    Suka

  5. Bank Tarombo hingga saat ini telah mengkoleksi 100 marga. Data sampai dengan anak2 sekarang juga ada boru / hela dan hula-hula / isteri. Tidak mungkin terkumpul lengkap, Karena itu kami sangat mengha- rapkan kesedian kita semua untuk mengirimkan silsilahnya. Kalau hanya cabag kecil marganya juga boleh karena nanti akan digabung dengan cabang lain dari marga itu yang sudah ada atau yang akan diperoleh kemudian. Ingat Silsilah tidak berhubungan dengan agama tetapi ras. Terimakasih

    Suka

  6. Banyak keluhan kita tentang banyaknya dokumen / buku Batak yang ada diluar negeri. Terutama buku lama. Banyak yang ingin mencari referensi mengenai satu masalah Batak tetapi tidak mendapatkannya,
    Hingga sekarang bahkan buku-buku Batak yang terbitan terbarupun tidak tau dimana memperoleh-nya.Bahkan di Perpustakaan Nasional buku-buku Batak sangat minim. Karena itu dikandung maksud untuk membuka perpustakaan buku Batak di Jl. Pramula 17 A Jakarta 13130. Buku-buku disana nantinya diharapkan bersumber dari perorangan yang mau menitipkan buku. Buku tidak dipinjamkan hanya dapat dibaca ditempat tanpa bayar. Kami menghimbau pada saatnya nanti Anda mau menitip-kan bahkan menyumbangkan buku untuk menjadi bahan bacaan bagi yang memerlikan. Semoga Tuhan merestui.

    Suka

  7. assaalamu’alaikum

    horas ma di hita sude, sahat tabe nami sian luat na dao di hamu sude dongan dohot natuatua nami.

    ISLAMIC BATAK FAMILY
    Society never dies
    batakislam@yahoo.com
    wassalam

    Suka

  8. salam kenal bang imbalo,. entah panggil apa aq ras kam,.. Umurku baru 20 tahun,. Bapakku Jawa,..tapi nggo beli marga surbakti. Mamakku br GInting. Gimana caranya klo mau masuk ikatan batak islam,.. susah kali aq cari komunitasnya,.. ^_^

    Suka

  9. assalamualikum wrr..horas jala gabe dihamu sude…salam kenal ma ateh tu sude batak tarlumobi tu akka dongan sesama islam,,,horasss

    Suka

  10. horassssssss lagi…senang bisa tau ada batak islam,,mo usul,,dibikin dunk temu jodoh sesama batak,,jujur susah bgt cari jodoh batak muslim,,,apalgi batak toba,,,sekian terimakasih mauleate godangggggggggggg tu sude akka dongan,,

    Suka

  11. Saya pribadi walaupun tdk berdomosili di Sumut atau di Indonesia,berminat jadi anggota IKABI ini.Syarat2 apa yg harus saya penuhi dan bgm cara mendaftarkan diri secara resmi,tk..
    Biodat. Sjaiful Anwar Rangkuty,lahir di Panyabungan.,pendidikan SR,SMP dan SMA di Panyabungan,Perguruan tinggi sampai sarjana muda di UKI,fak.Kedokteran dan Alumni Justus Liebig Universität Giessen Jerman.Professi Dokter ahli penyakit dalam dan penyakit jantung.

    Suka

  12. Assalamu`alaikum

    Aku juga mau kenal `n bergabung dalam Ikatan Keluarga Batak Islam (IKBI), tapi ada ga ya yang d jakarta.

    Terima kasih
    Wassalama…

    Suka

  13. saya mahasiswa unpad pendiri Keluarga Mahasiswa Batak Muslim Indonesia (KBMI).bagi teman2 batak muslim yang ingin bergabung atau sekedar masi masukan hub 085294952181 or http://www.muslimbatak.blogspot.com
    JAWABARAT dan InsyAllah akan buka distrik dimanapun diiddonesia.

    Suka

  14. Assalamualaikum Wr. Wb.
    BAgaimna Cara untuk mendaftar Keluarga Mahasiswa Batak Muslim Indonesia?????
    Terima Kasih

    Suka

  15. Tapi karena sebagian besar warga sudah menjadi Muslim, maka perlu ada kajian hubungan Islam dengan keberadaan adat itu sendiri. Dan salah satu permasalahan ‘besar’ yang cukup berat ialah masalah penambahan nama ‘suku’ atau marga atau nama ‘nenek moyang’ setelah nama dirinya.

    Masalah penambahan nama nenek moyang dan bukan nama orang tua langsung pada nama setiap orang lalu dikaitkan pula dengan hubungan adat dan agama, inilah seyogianya dirasa perlu merujuk pada ajaran Islam itu sendiri. sebagai contoh menururt Al Quran ada suatu kewajiban dalam hal penggunaan nama sendiri ditambahi dan menambah nama ‘orang tua’ atau bapak-nya dan bukan nama atau identitas suku atau marga atau nama nenek moyangnya sendiri, mari kita simak QS. 33:5 sbb.

    Panggilah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka; itulah yang lebih adil pada sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka, maka (panggilah mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu. Dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf padanya, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

    Jika penambahan identitas nama atau suku atau marga dilihat dari kaca mata ajaran Islam, maka sudah nampak kecendrungan ke upaya ‘kesakralan’ atau pengkultusan sesuatu yakni nama suku atau marganya atau nama nenek moyang kita.

    Akibat yang cukup mendasar dari penampakan identitas marga atau suku tersebut adalah dengan adanya ketentuan atau rumusan adat seperti tidak boleh kawin semarga atau sesuku. pada hal dalam Islam tidak ada larangannya seseorang lelaki dengan perempuan yang berasal dari satu marga semacam itu.

    Atau akibat lainnya, kalau seseorang itu belum bermarga karena berasal dari suku lain, lalu akan dikawinkan maka ada suatu kewajibkan baginya untuk dipasangkan atau diangkat menjadi warga suku atau marga tertentu pula.

    Atas dasar sederhana tersebut, maka dirasa sudah perlu untuk kita kaji kembali masalah hubungan adat dengan ajaran agama khususnya Islam. Salah satu contoh penting kita kembali menerapkan identitas nama ‘bapak’ kita secara langsung itu lebih baik dari pada nama ‘nenek moyang’ kita dimana kita tak jelas riwayatnya, Muslim atau bukan.

    Karena pendapat saya di atas, maka saya mohon maaf jika tidak berkenan untuk dikemukakan. Wass.

    Suka

    • kalau di siak zaman kerajaan..semua asal batak-minang-arab-bugis..di tamabh penduduk asal itulah di sebut melayu siak..yang kini menganut adat islam -melayu siak

      Suka

  16. Asalamualaikum…horas dihita akka sausudena batak islam di paradaton,parpunguon..wasalam abdullah lubis di siak

    Suka

Tinggalkan komentar