Siregar se-Dunia

Sawah di Sipirok…..(photo : :istimewa)

Pukul 17.05.51 tanggal 27 Nopember 2007,  masuk sms ke ponselku, “Tulang , mama sore ini dipindahkan ke icu rs Pertamina. Mohon bantuan do’anya”.

Sejenak kemudian sms masuk lagi, “mama makin kritis tulang, saat dibuka selang-selang infus, kondisinya menurun jadi tak jadi dipindahkan”

Selang beberapa saat kemudian, aku ditelpon ponakanku dengan suara bergetar dia mengatakan bahwa mamanya telah tiada. Innalillahi wa innailahi rojiun, Iya, mamanya adalah kakak ku………………… Namanya Rosia Siregar binti Nur Kasim Siregar. Lahir di Sipirok sana, 68 tahun yang lalu……………………….. Kak Ros biasa begitu kami menyapanya , ,,,,, suaminya bernama Syahruddin Lubis, katanya asal dari Lubis Manambin….

Kak Ros meninggal tanggal 27 Nopember 2007 sekitar pukul 20.00 wib di Jakarta, besoknya …. dengan penerbangan pertama dari Batam aku berangkat ke jakarta, Alhamdulillah, sepanjang perjalanan dari Cengkareng ke Sunter Mas rumah almarhumah lancar belaka. Gak ada macet, padahal saat itu Jakarta banjir

Selepas Juhur, jenazah dikebumikan di pemakaman umum pondok kelapa dekat Bekasi…..pertimbangan disana lokasinya lebih tinggi tidak dijangkau banjir.

Disitulah aku jumpa dengan Bang Riswandi Siregar, dia memberikan kata sambutan selepas jenazah dikebumikan atas nama keluarga,,,,, usianya sekitar 60 an, masih sehat dan masih gagah kelihatannya. Karena anak-anak almarhum memanggilku tulang, dia bertanya padaku, aku siapa.

Setelah kujelaskan siapa diriku, dia berkata “Mulai hari ini kelian tidak harus memanggil tulang, tetapi manggilnya uda” katanya….. “Gimana ya” kataku “sejak dahulu sejak mereka kecil hinggalah sekarang aku dipanggil demikian” jelasku , “ya gak bisa” katanya…………………..  seorang ponakan yang lain Neta Pane namanya, dia bilang ada 130 panggilan di suku Batak , nadanya membelaku. Tapi si Tulang Riswandi Siregar tetap bilang tidak.

Aku tak tahu sebelumnya siapa Bang Riswandi Siregar ini, ternyata dia seorang tentara, pantaslah……………….. pensiunan mayor jenderal ini menyatakan bahwa  baru-baru ini dia menghadiri pertemuan Siregar Sedunia.

Aku jadi teringat dengan buku Tuanko Rao karangan Mangaraja Onggan Parlindungan, buku yang katanya kontroversi itu, banyak memuat cerita tentang klan Siregar. Kata ponakanku yang namanya Neta Pane tadi  (ibunya Neta marga Siregar), ada beberapa pengarang yang menulis tentang Tuanko Rao sembari menunjukkan buku Tuanku Rao tulisan dari pengarang lain.

Selama ini aku tak begitu pusing dengan marga-marga, apalagi tarombo-tarombo, tetapi sewaktu ponakanku menanyakan silsilah keluarga, ………………………. ya begini lah jadinya.

Ya kujelaskan setahu ku saja………………. untuk itulah ada yang punya silsilah khususnya klan siregar , terutama dengan jatengger siregar sebagaimana silsilah yang ditulis dalam buku tuanku rao , dan siapa generasi yang ada sekarang alangkah senang nya hatiku sehingga bisa kuberitahu keponakanku……………………..