Utusan Paus Datang ke Batam


poto-ku.jpg“Koq Kenapa Gereja Banyak Di Batam Ya”? 

Kata utusan Paus Benexditus, Batam adalah daerah yang kondusif untuk urusan keagaman, Batam, Tanjung Pinang, Tanjung Balai Karimun di kunjungi Dubes ini, kami baca liputannya di media-media lokal. Umat Katolik di Riau sudah 75 tahun ditandai dengan adanya gereja.

Data dari Departemen agama di Buku Batam To day, tahun sembilan puluhan masih dibawah seratusan, masjid dan mushallah hampir dua ratus,  tahun dua ribu, gereja di Batam sudah  300 an, masjid dan mushallah hampir sama.

Populasi penduduk 80 , 20 ?  inclusif agama lain, itulah toleransi beragama di Batam, itu belum gereja yang tidak terdaftar di Departemen Agama.

Di Daerah blok IV ada satu masjid di depannya 6 gereja, di daerah Batu Aji gereja bejejer jejer, sewaktu Nurkholis Majid masih hidup datang ke Batam dia Ceramah di Rumah Dinas Kediaman Ketua Otorita Batam, katanya karena banyaknya sekte-sekte, jadi setiap sekte ada rumah ibadahnya, itulah sebabnya banyak rumah ibadah mereka. Cak Nur menjawab pertanyaan jamaah yang menanyakan banyaknya rumah ibadah agama lain di Batam tempohari. 

Orang Simalungun punya gereja sendiri, orang sipirok pun punya gereja sendiri, Karo demikian pula, dan Orang Batak Toba juga sama. Sama-sama Protestan, belum lagi yang methodis, Adven, Pantekosta, Pentakosta tambah CakNur ketika itu.

Umat Islam yang membuat masjid tersendiri katanya Muhammadiyah, itu sebabnya dia tak begitu setuju dengan Muhammadiyah, dalam soal masjid.

Di Batam ada beberapa masjid yang khusus ditempati oleh golongan tertentu, mereka tak mau sholat di masjid yang imamnya bukan dari golonganya. Sampai hari ini belum ada berdiri masjid khusus orang Muhammadiyah, tetapi kalau sholat idul fitri dan idul adha Muhammadiyah sering berbeda dengan yang di tentukan oleh Pemerintah, tetapi yang sholat idul fitri dan idul adha tidak semuanya orang muhammadiyah.

Di Belanda dan beberapa negara eropah ada beberapa gereja yang tidak terpakai lagi karena ditinggalkan jamaahnya di beli umat muslim di jadikan masjid kata Cak Nur lagi …………….

Tulisan ini untuk Pak Imran AZ ketua LAM Batam………….

    

6 Tanggapan

  1. Info Bapak slow but sure, yang pasti menarik sekali. Tks

    Suka

  2. Terimakasih sering mengunjungi blog Imbalo Namaku.
    Saya baru dari Hanoi, Hanoi ibukota Vietnam negara Komunis, terletak di Utara, masjid disana adalah bekas kuil orang India yang dibeli karena sudah tidak terpakai.

    Mungkin hanya satu itu masjid disana, tetapi di Ho Chi Min dahulu Saigon Vietnam Selatan ada puluhan masjid.

    Gereja cukup banyak ditemui sepanjang jalan dari Ho Chi Min ke Hanaoi, tetapi masjid tak terlihat, padahal di Provinsi Da Nang, Da Nang terletak antara Hanoi dan Ho Chi Min dulunya adalah pusat kerjaan Islam Pertama di Nusantara yaitu kerajaan Champa.

    Sekedar Informasi tambahan, untuk Indonesai Today.

    Suka

  3. Galau…. itulah yang saya rasakan di Batam. Setiap hutan dibuka, ternyata sudah terdapat ruli di sana dan di dalam ruli tersebut, pasti sudah di bangun gereja.
    Tapi untuk masjid… duh… jangankan di ruli, dalam perumahan elit sangat susah sekali.
    Galau, saya bertambah galau semenjak tinggal di Perumahan Taman Kota Baloi. Kami sekeluarga serasa tinggal di Singapore. Tidak terdengar azan dan pengajian, hanya bau hio. Kami sudah layangkan protes berkali-kali tapi kenyataan masih NOL besar.
    Kami heran, perumahan Taman Kota Baloi yang dalam siteplan nya tidak terdapat masjid (minimal mushola), mendapat ISO 9000 !!!
    Menutur informasi, developer (MULIA REALTI BATINDO) adalah cina yang murtad ke nasrasi sehingga sangat menentang tempat ibadah muslim.
    Duh.. yang lebih parah lagi, Mulai Permadi, direktur PT. MULIA REALTI BATINDO, terpilih menjadi ketua REI Batam.
    Duh… galau hidup ini di batam ……

    Suka

  4. Hallo Walikota Batam, yang juga ketua dewan masjid Batam, apa tindakanmu……

    Suka

  5. Di Bandung juga hampir sama , di sini sudah banyak sekali gereja ketimbang dengan masjid terutama di pusat kota, bahkan dalam 1 blok bisa terdapat 4 gereja … saya harap pemerintah baik pusat maupun daerah dapat menertibkan pembangunan sarana ibadah dengan baik ..

    Suka

  6. @triadi

    Jadi ingat waktu di Bandung di Kopo …ada teman ku klan siregar sak sudara senang nya main Bulu Tangkis…. neneknya punya klinik bersalin kalau tak salah MAMA namanya , si nenek Sunda asli kakeknya dari Batak , anak nya pakai bahasa Indonesia kebaktiannya dan si kakek bahasa Batak … malah cucu nya pakai bahasa sunda…. jadi di gereja pasundan.

    Terus ya itu mungkin yang mengharuskannya.
    Kalau cuma satu kan harus bergantian seperti teman yang di Kopo itu…..

    Suka

Tinggalkan komentar